Strategi Revitalisasi Permukiman Kumuh Kelurahan Lemahputro Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

Strategi, Revitalisasi, Permukiman, Permukiman Kumuh, Kelurahan Lemahputro

Abstract

Sidoarjo memiliki peran sebagai daerah industri sedang hingga besar, karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan kota besar Surabaya. Kondisi tersebut tentunya mendorong banyaknya peningkatan penduduk di Sidoarjo, salah satunya di kelurahan Lemahputro. Meningkatnya jumlah penduduk tersebut, tentu menjadikan beberapa area di Sidoarjo, salah satunya Lemahputro mengalami masalah dalam areanya, yakni permukiman kumuh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan skor dan klasifikasi permukiman kumuh di Lemahputro, serta menentukan strategi untuk upaya revitalisasinya. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Lemahputro, kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan spasial dan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, studi pustaka, digitasi, dan variabel. Serta, teknik analisis data yang digunakan adalah pedoman teknis Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/2018 untuk melakukan skor dan penilaian permukiman kumuh, serta analisis SWOT untuk menentukan strategi revitalisasi. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa di kelurahan Lemahputro yang termasuk kategori permukiman kumuh, yakni pada Zona 2 dengan skor 8 (kekumuhan rendah), Zona 4 dengan skor 22 (kekumuhan sedang), dan Zona 5 dengan skor 21 (kekumuhan sedang). Sebagian besar penyebab permukiman kumuh adalah kondisi jalan, ketidakteraturan bangunan, serta kondisi persampahan. Oleh karena itu, strategi SWOT harus fokus pada ketiga hal tersebut, meliputi peningkatan dan perbaikan prasarana jalan, penataan bangunan, hingga penyediaan sampah yang didukung oleh pemerintah dan masyarakat, serta program yang diterapkan harus bisa memberikan solusi atas kondisi yang ada seperti kesadaran masyarakat akan pentingnya tempat sampah.

Kata kunci: Lemahputro, Permukiman Kumuh, SWOT.

Sidoarjo plays a role as a medium to large industrial area, due to its location bordering the major city of Surabaya. This condition naturally drives a significant increase in population in Sidoarjo, including in the Lemahputro sub-district. The increasing population has led to problems in several areas of Sidoarjo, including Lemahputro, namely slum settlements. This research aims to determine the score and level of slum settlements in Lemahputro, as well as to determine SWOT strategies for revitalization efforts. This research was conducted in the Lemahputro sub-district, Sidoarjo district, Sidoarjo Regency. This research uses a quantitative method with spatial and descriptive approaches. The data collection techniques used are observation, literature study, digitization, and variables. Additionally, the data analysis technique used is the technical guidelines of the Minister of Public Works and Housing Regulation No. 14/PRT/2018 to score and assess slum settlements, as well as SWOT analysis to determine revitalization strategies. This research found that in the Lemahputro village, areas categorized as slum settlements include Zone 2 with a score of 8 (low slum level), Zone 4 with a score of 22 (medium slum level), and Zone 5 with a score of 21 (medium slum level). The main causes of these slum conditions are road conditions, building irregularity, and waste management conditions.Therefore, the SWOT strategy must focus on these three aspects, encompassing the improvement and repair of road infrastructure, building arrangement/regularization, and the provision/improvement of waste management systems, supported by both the government and the community. Furthermore, implemented programs must be able to provide solutions for the existing conditions, such as raising public awareness about the importance of trash bins/proper waste disposal

Keywords:  Lemahputro, Slums, SWOT