Kajian Tentang Faktor-Faktor Penarik Terhadap Pola Persebaran Pedagang Kaki Lima Di Kecamatan Wiyung Kota Surabaya

  • DODY PUTRA P

Abstract

Kajian Tentang Faktor-Faktor Penarik Terhadap Pola Persebaran Pedagang Kaki Lima Di Kecamatan Wiyung Kota Surabaya

Dody Putra Pradana

ABSTRAK

Surabaya sebagai kota metropolitan dengan kegiatan ekonomi yang tinggi, menyebabkan adanya arus urbanisasi penduduk dengan tujuan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di kota. Para pendatang yang tidak memiliki pendidikan dan keterampilan yang cukup pada akhirnya sebagian memilih untuk menjadi pedagang kaki lima. Disisi lain pedagang kaki lima dapat menyerap tenaga kerja, akan tetapi dilain hal keberadaan pedagang kaki lima sangatlah mengganggu sektor  lain seperti estetika dan kebersihan kota atau lingkungan hidup, sarana prasarana dan fasilitas publik, serta kelancaran lalu lintas lintas.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari gambaran realita secara empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci, dan luas mengenai pedagang kaki lima di Kecamatan Wiyung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Lokasi penelitian adalah Jalan Raya Wiyung-Menganti Kecamatan Wiyung. Subyek adalah pegawai kecamatan Wiyung dan pedagang kaki lima di Kecamatan Wiyung Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga tahapan yaitu, reduksi, penyajian data, dan kesimpulan.

Hasil dari penelitian di lapangan diketahui bahwa faktor-faktor penarik yang menyebabkan keberadaan pedagang kaki lima di sepanjang jalan Wiyung adalah ketersediaan lapangan atau lokasi berjualan di sepanjang jalan yang didukung dengan ramainya lalu lintas jalan Wiyung dan sifat konsumtif warga sekitar, serta adanya motivasi dari kesuksesan pedagang lain sehingga baik warga sekitar Wiyung maupun pendatang akhirnya memutuskan untuk menjadi pedagang kaki lima di sepanjang jalan Wiyung. Selain itu, faktor pendapatan yang tinggi sebagai pedagang kaki lima secara tidak langsung menyebabkan adanya budaya untuk mengajak teman atau keluarga ikut berjualan sebagai pedagang kaki lima, sehingga keberadaan pedagang kaki lima semakin bertambah. Tindakan pemerintah yang masih kurang maksimal seperti penertiban yang jarang dilakukan, penyuluhan yang hanya ditujukan kepada warga sekitar Wiyung yang menjadi pedagang kaki lima, dan sentra pedagang kaki lima yang hanya memiliki 20 kios dan sempit membuat permasalahan pedagang kaki lima masih belum teratasi. Faktor ketersediaan lokasi disepanjang jalan yang menyebabkan pola persebaran pedagang kaki lima di Wiyung tersebar secara linier atau memanjang sepanjang jalan dan mendekati pusat-pusat perbelanjaan ataupun kantor pemerintahan, serta fasilitas umum. Lokasi dipinggir jalan dinilai lebih ekonomis dari pada membeli tanah dan mendirikan bangunan serta lebih dekat atau menjangkau dengan konsumen.

 

 

Kata Kunci : pedagang kaki lima

Published
2014-01-27
Abstract Views: 30
PDF Downloads: 87