HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEMACETAN LALU-LINTAS DI KOTA SURABAYA

  • M Miftahul MIFTAHUL ALIM Jurnal Online Program Studi S-1 Pendidikan Geografi - Fakultas Ilmu Sosial UNESA

Abstract

Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia, tidak lepas dari berbagai macam permasalahan publik. Salah satu diantaranya adalah kemacetan lalu-lintas. Maksud perjalanan pengguna jalan sangat beragam, seperti bekerja, berbelanja, atau sekedar jalan-jalan. Dengan demikian terdapat banyak pembangkit lalu lintas yang memicu terjadinya kemacetan. Menurut hasil survei Dinas Perhubungan Surabaya, tingkat pelayanan jalan di kota Surabaya berada pada level F yang artinya terhambat hingga macet. Pengguna jalan yang mayoritas adalah sepeda motor sejumlah 97.968 dan mobil pribadi yaitu 26.677 menjadi pendukung kemacetan yang ada. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kondisi Lingkungan Fisik terhadap kemacetan lalu-lintas di Kota Surabaya.Populasi penelitian ini adalah seluruh segmen jalan di kota Surabaya yang mengalami kemacetan. 10 segmen jalan diambil sebagai sampel dan diukur tingkat kemacetannya dalam menit per kilometer (menit/km). Variabel kemacetan lalu-lintas dianalisis hubungannya dengan variabel-variabel kondisi lingkungan fisik. Zonasi wilayah terkait jalan dilihat secara kelingkungan dan kewilayahan. Model SPSS digunakan untuk pengolahan datanya secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kondisi lingkungan fisik dengan kemacetan lalu-lintas yang dijelaskan dari variabel kepadatan pusat pelayanan umum, jumlah persimpangan, lebar jalan, kepadatan penduduk, menunjukkan nilai korelasi yang tinggi yaitu 0,829 dan dapat dikatakan hubungannya cukup kuat. Nilai R Square diperoleh 0,688 yang artinya pengaruh variabel dari kondisi lingkungan fisik terhadap kemacetan lalu-lintas sebesar 68,8%. Variabel yang paling menentukan terhadap kemacetan lalu-lintas di Surabaya adalah persimpangan jalan. Nilai beta persimpangan jalan menunjukkan angka tertinggi yaitu 0,664 artinya dalam penelitian ini pengaruh persimpangan terhadap kemacetan lalu-lintas paling besar. Dari penelitian ini, diharapkan pemerintah melakukan peninjauan ulang durasi waktu traffic light secara berkala dan pembuatan jalur alternatif baru serta kebijakan dalam pembangunan pusat pelayanan umum di masa mendatang yang mengharuskan memiliki ANDAL yaitu analisis dampak lalu-lintas.

Kata Kunci : Kondisi Lingkungan Fisik, Kemacetan Lalu-lintas

Abstract

Surabaya as one of the big cities in Indonesia, can not be separated from a variety of public issues. One of them is traffic congestion. The purpose of road users traveling very diverse, such as work, shopping, or just a walk. Thus there are many plants that trigger traffic congestion. According survey Department of Transportation Surabaya, level of service in the city of Surabaya is at level F, which means obstructed by jammed. The majority of road users are some 97,968 motorcycles and 26,677 private cars are a supporter of the existing congestion. On the basis of this conceptual , this study aimed to know the effect of Physical Environmental Conditions on traffic congestion in the city of Surabaya. The population of this research is all the road segment in the city of Surabaya experiencing congestion. 10 road segments sampled and measured the level of congestion in minutes per kilometer (min/km). The variable traffic congestion analyzed the releations with variables the physical environment areas. Zoning of region roads reviewed in ecological and territorial. SPSS Model used for statistical data processing. The results showed that correlations the condition of the physical environment with traffic congestion that are described from the variable density of public service center, the total of intersections, the width of roads, population density, showed a high correlation value is 0.829 and it can be said quite strong relationship. R Square value of 0.688, which means that the influence of variable physical environmental conditions on traffic congestion by 68.8%. The most decisive variable for traffic congestion in Surabaya is a crossroads. Crossroads beta value shows the highest rate 0.664, means that in this study the effect of crossroads traffic congestion at major. From this study, it is expected the government to the review duration of the traffic light at regular intervals and the creation of new alternative line, as well as the center of development policy in the public service in the future that requires having ANDAL or the traffic impact analysis.

Keywords: Physical Environment Condition, Traffic Congestion


Published
2013-01-18
Section
Articles
Abstract Views: 151
PDF Downloads: 342 PDF Downloads: 0