Swara Bhumi
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi
<p>Jurnal Online Program Studi S-1 Pendidikan Geografi - Fakultas Ilmu Sosial UNESA</p>Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesaen-USSwara Bhumi2302-142XFaktor Ketinggian Dan Jenis Tahan Terhadap Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Belimbing (Averrhoa Carambola L.) Sebagai Upaya Branding Kota Blitar
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62765
<p>Star fruit is an icon of Blitar City which is currently being developed in Karangsari Village. However, in its development, efforts are still needed to introduce and improve the quality of star fruit management, both in terms of planting, marketing and distribution. The purpose of this research is to find out the distribution of land suitability that is suitable for use for star fruit plants of the Averrhoa Carambola L. type as an effort to increase the branding of Blitar City.</p> <p>This research method uses a descriptive method with a quantitative approach with tools and materials in the form of SRTM satellite images, Shapefiles of the research area as well as the basis for data processing using Qgis. The data collection technique used is map digitization and map layout based on stratified random sampling. The analysis uses scoring and overlay techniques in software based on land suitability values</p> <p>This research shows that the distribution of land suitability for starfruit plants of the Averrhoa Carambola L type in Blitar City has a high level of land suitability and has the potential for almost the entire area of Blitar City. The results of the analysis show that there are three land suitability classes, namely S1 or suitable, S2 or less suitable and N or not suitable. This is indicated by soil factors, topography, and climatic conditions that are suitable for this type of star fruit plant. The Blitar City area has a land suitability level of 80% of the total area of Blitar City. The main limiting factors in each class are the height of the place and the existing soil conditions.</p>Ahmad Riza SetyawidodoDr. Eko Budiyanto
##submission.copyrightStatement##
2024-07-182024-07-1811EVALUASI KONDISI LAHAN KAITANNYA DALAM PENURUNAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA PERTANIAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONINICUM LILIACE) DI KECAMATAN SUKOMORO, KABUPATEN NGANJUK
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63257
<p class="abstrak"><span lang="EN-US">Bawang merah dibutuhkan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan industri makanan. Demi memenuhi kebutuhan pokok penduduk Indonesia maka, perlu dilakukan evaluasi kondisi lahan untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah salah satunya dengan mengatasi keterbatasan lahan dalam pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan yang digunakan untuk budidaya pertanian bawang merah dan faktor pembatas yang dapat mempengaruhi produktivitas nya. Unit analisis yang digunakan adalah Satuan Peta Lahan (SPL) berdasarkan peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng menggunakan QGIS 3.20.1, penentuan titik sampel dilakukan dengan metode <em>purposive sampling</em>. Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu curah hujan tahunan (mm/th), kelembaban udara, temperatur udara, tekstur tanah, drainase, kadar air, kemiringan lereng, pH tanah, C-Organik, N-Total, dan Salinitas tanah. Berdasarkan hasil penelitian, Kecamatan Sukomoro terdiri 5 satuan unit lahan, sifat hasil antar unit tidak jauh berbeda dalam satuan wilayah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, Kecamatan Sukomoro memiliki dua kelas kesesuaian S3 dan N. Pada lahan S3 memiliki luas 12,83 km² atau 1.283 ha sedangkan pada lahan N memiliki luas 2,92 km² atau 292 ha. Kesesuaian lahan S3 mencakpun wilayah Ds. Sukomoro (U1), Ds. Pehserut (U2), Ds. Sumengko (U3), Ds. Kapas (U4), dan untuk kesesuaian lahan N mencakup daerah Ds. Ngrengket (U5).</span></p>Rivanda Dewi Kusuma PutriDrs. Bambang Hariyanto, M. Pd
##submission.copyrightStatement##
2024-07-262024-07-2611Strategi Adaptasi Masyarakat Dalam Menghadapi Banjir di Desa Pucangro Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63206
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi adaptasi masyarakat di Desa Pucangro, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan dalam menghadapi banjir di mana Desa Pucangro menjadi salah satu titik rawan banjir di Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> dengan jumlah sampel sebanyak 97 responden. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara penyebaran angket, wawancara, observasi, serta dokumentasi. Angket yang disebarkan menggunakan skala Guttman dengan kisaran skor 0-1 yang kemudian diberikan skor masing-masing sesuai jawaban yang telah diberikan lalu dihitung presentasenya.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi masyarakat dalam menghadapi banjir di Desa Pucangro meliputi tiga jenis adaptasi, yakni adaptasi aktif, adaptasi pasif, serta adaptasi komunitas yang meliputi tiga dimensi (sosial, ekonomi, dan budaya). Adaptasi aktif yang dilakukan meliputi upaya sebelum terjadi banjir, saat terjadi banjir, dan sesudah terjadi banjir. Adaptasi pasif yang dilakukan meliputi pemahaman fenomena banjir berdasarkan pengalaman. Adaptasi komunitas yang dilakukan meliputi aspek-aspek dalam segi sosial, ekonomi, serta budaya.</p> <p><strong><em>Kata kunci : Strategi, Adaptasi, Banjir.</em></strong></p>Amelia Findanuriska ArnesyEko Budiyanto
##submission.copyrightStatement##
2024-07-262024-07-2611DINAMIKA PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2001-2022
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/58365
<p>Data RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030, terjadi penurunan terhadap pemanfaatan ruang berupa lahan tambak, tanah kering dan lahan sawah pada periode 2002-2008. Kemampuan analisis perubahan penutupan lahan suatu wilayah menjadi hal yang penting untuk dikaji. Peningkatan teknologi, ketersediaan data dan metode yang baru dapat membantu identifikasi perubahan penutupan lahan yang lebih efisien. Tujuan penelitian untuk 1) mengidentifikasi perubahan penutupan lahan tahun 2001-2022 di wilayah Kabupaten Gresik 2) menghasilkan informasi bagi kegiatan perencanaan pengelolaan lingkungan di Kabupaten Gresik.</p> <p>Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey deskriptif. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Gresik. Populasi ialah keseluruhan unit penutupan lahan di Kabupaten Gresik. Pengambilan sampel secara purposive sampling, setiap jenis penutup lahan pada wilayah kajian diambil sejumlah 3 titik. GPS digunakan untuk menentukan koordinat dan software QGIS untuk mengolah data spasial. Data primer dari citra Landsat 7 ETM+ tahun 2001, citra Landsat 8 OLI tahun 2017 dan 2022. Observasi dilakukan dalam foto kenampakan objek. Analisis data menggunakan koreksi radiometrik, geometrik, overlay, klasifikasi terbimbing dan uji validasi.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penutupan lahan di Kabupaten Gresik tahun 2001 didominasi oleh tipe penutupan lahan vegetasi kecil-sedang 50.716 ha. Penutupan lahan terbesar tahun 2017 adalah vegetasi kecil-sedang 56.758 ha. Pada tahun 2022 penutupan lahan terbesar adalah vegetasi kecil-sedang 49.057 ha. 2) Penutupan lahan perikanan mengalami penurunan luasan, lahan basah juga mengalami perubahan ke vegetasi kecil-sedang, lahan terbuka mengalami peningkatan luasan, lahan vegetasi kecil-sedang memiliki pertambahan dan penurunan, lahan terbangun selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan penutupan vegetasi kanopi sedang-besar mengalami penurunan luasan dan perubahan menjadi vegetasi kecil-sedang</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>lahan, penutupan lahan, klasifikasi terbimbing</p>Irfan Imam SyahroniDr. Eko Budiyanto, S.Pd., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-01-182024-01-1811Model Ruang Terbuka Hijau Dalam Mereduksi Karbon Dioksida (CO2) Di Ruas Jalan Margomulyo, Margomulyo Indah, Margomulyo Permai dan Jalan Sari Mulia Permai Kota Surabaya
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/58474
<p class="abstrak">Hasil pra survey pengukuran dilapangan menggunakan alat CO<sub>2</sub> meter didapatkan hasil rata-rata 538 ppm. Hasil tersebut melebihi ambang batas udara bersih menurut WHO dalam (Harista, 2018) yaitu 310-330 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Konsentrasi CO2 di Jalan Margomulyo, Jalan Margomulyo Indah, Jalan Margomulyo Permai dan Jalan Sari Mulia Permai Kota Surabaya. 2) Serapan CO<sub>2</sub> oleh RTH di Jalan Margomulyo, Jalan Margomulyo Indah, Jalan Margomulyo Permai dan Jalan Sari Mulia Permai Kota Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survey. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Tandes dengan luas wilayah 11,07 km<sup>2</sup> dan Kecamatan Asemrowo dengan luas wilayah 13,06 km<sup>2</sup> di Kota Surabaya. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah CO<sub>2</sub> meter dan GPS. Populasi yang digunakan berdasarkan pembagian wilayah administratif Kecamatan Tandes. Pengambilan sampel menggunakan box model yang biasa disebut unit analisis dengan ukuran 30x30 meter. Pengukuran CO<sub>2</sub> dilakukan selama 24 jam pada hari Senin hingga Minggu pada tanggal 22 Mei – 28 Mei 2023. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan hasil sekunder dari luasan RTH per satuan unit analisis. Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi di lapangan. Analisis data korelasi dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Konsentrasi CO<sub>2</sub> di Jalan Margomulyo tertinggi pada siang hari yakni mencapai 419 ppm, di Jalan Margomulyo Permai tertinggi pada sore hari yakni mencapai 407 ppm, di Jalan Margomulyo Indah tertinggi pada siang hari yakni mencapai 409 ppm dan di Jalan Sari Mulia Permai tertinggi pada siang hari yakni mencapai 399 ppm 2) Serapan CO<sub>2</sub> oleh RTH di Jalan Margomulyo sebesar 68,1%, di jalan Margomulyo Indah sebesar 81,6%, di jalan Margomulyo Permai sebesar 86,3% dan jalan Sari Mulia Permai sebesar 99,5%</p>Dawud Faisal AbdillahDr. Muzayanah, S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-01-232024-01-2311TINGKAT ATRAKSI, AMENITAS, AKSESBILITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN UNTUK TAMAN TIRTA WISATA KEPLAKSARI
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/58549
<p>Taman Tirta Wisata Keplaksari merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Jombang. Wisata ini memiliki daya tarik utama berupa kolam renang, kolam pancing, taman bermain, balai apung, panggung hiburan dan monument pesawat. Namun jumlah pengunjung di Taman Tirta Wisata Keplaksari lebih rendah dibandingkan dengan objek wisata lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik atraksi, tingkat kelayakan amenitas, tingkat aksesbilitas dan strategi pengembangan wisata yang tepat untuk Taman Tirta Wisata Keplaksari.</p> <p>Jenis penelitian ini menggunkan penelitian deskriptif dengan metode survei dan pendekatan kuantitatif. Sampel sejumlah 100 responden, dengan <em>teknik accidental sampling </em>untuk menentukan responden. Variabel penelitian meliputi atraksi, amenitas, aksesbilitas, faktor internal dan faktor eksternal. Proses pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dengan panduan kuesioner, pengukuran dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui teknik skoring menggunakan skala likert untuk atraksi, amenitas, dan aksesbilitas, kemudian analisis SWOT untuk menentukkan strategi pengembangan wisata yang tepat pada Taman Tirta Wisata Keplaksari.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Tirta Wisata Keplaksari berada pada tingkat daya tarik atraksi yang termasuk dalam kategori cukup, tingkat kelayakan amenitas dalam ketegori layak, dan tingkat aksesbilitas dalam ketegori mudah dijangkau. Strategi yang tepat dalam upaya meningkatkan kembali minat kunjung wisatawan adalah dengan penerapan strategi pertumbuhan agresif. Strategi yang disarankan diantaranya: mengadakan event budaya daerah secara rutin pada atraksi panggung hiburan, pengoptimalan atraksi wisata dari aspek fisik maupun non-fisik dan meningkatkan kualitas menajemen pengelolaan wisata oleh pengelola.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Atraksi, Amenitas, Aksesbilitas, Strategi Pengembangan</p>Diah AdiningsihDrs. Agus Sutedjo, M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-01-232024-01-2311PERBEDAAN PEMBELAJARAN HYBRID TERHADAP SELF REGULATED LEARNING (SLR) PADA SAAT ONLINE DAN OFFLINE SISWA KELAS XI MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/58636
<p>Nilai hasil belajar geografi pada kelas X IPA 6 pada saat pandemic pada materi dinamika bumi 24 siswa<br>atau 80% memiliki nilai di bawah KKM yakni 75. Sedangkan sisanya 6 orang sisanya atau 20% memiliki<br>nilai di atas KKM. Peneliti bermadsud untuk meneliti perbedaan self regulated belajar siswa yang<br>menggunakan hybrd learning dengan metode offline learning di SMA Kemala Bhayangkari Surabaya.<br>Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini<br>adalah seluruh kelas XI di SMA Kemala Bhyangkari 1 Surabaya yakni berjumlah 121 siswa. Sampel<br>dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 sebagai kelas pembelajaran hybrid, sedangkan<br>kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 sebagai kelas pembelajran offline. Pengumpulan data primer menggunakan<br>Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) sedangkan. Analisa data menggunakan<br>persentase<br>Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self regulated belajar siswa pada pembelajaran hybrid kelas XI IPS 1<br>dan XI IPS 2 memiliki kategori yang sedang pada motivasi belajar siswa, sedangkan pada strategi belajar<br>kelas IPS 1 memiliki kategori yang tinggi karena Motivasi belajar siswa pada kelas XI IPS 1 pada<br>komponen text anxiety memiliki persentase tertinggi yakni 75%. Siswa yang mempunyai motivasi belajar<br>yang tinggi akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar sehingga dengan motivasi<br>belajar yang terdapat dalam diri siswa, maka siswa akan berusaha mengadakan perubahan tingkah laku<br>yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan. Pada pembelajaran offline kelas IPS 3 dan 4 memiliki<br>kategori motivasi sedang dan strategi belajar yang sedang juga.</p>Amiroh Aulia RiskaDr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd.
##submission.copyrightStatement##
2024-01-292024-01-2911ANALASIS USAHA TANI KENTANG PETANI SUKU TENGGER DI DESA TOSARI KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/58666
<p>Usaha Tani kentang merupakan komoditas yang dapat menghasilkan produksi dan nilai ekonomis tinggi. Usahatani ini banyak dikembangkan masyarakat pegunungan, salah satunya masyarakat Suku Tengger di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Jenis kentang terbaik yang dihasilkan yaitu varietas<em> granola kembang</em> yang diminati masyarakat. Dalam penelitian ini bertujuan mengetahui biaya produksi dan pendapatan usaha tani kentang petani suku tengger di Desa Tosari.</p> <p>Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Lokasi penelitian dilakukan 6 dusun di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Pengumpulan data menggunakan observasi, kuisioner dan dokumentasi. Menggunakan Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu Sampling Jenuh. Populasi yaitu seluruh petani kentang suku tengger yang belum diketahui dan jumlah sampel 50 responden.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani kentang suku tengger rendah yaitu 44% tamat SD, petani yang mengusahakan tanaman kentang berada pada umur produktif yaitu 90% berumur 30 sampai 60 tahun. Rata-rata luas lahan petani kentang memiliki 0,50-1 hektar dengan presentase 70%. Total rata-rata biaya produksi Rp 27.120.530 per hektar dengan presentase 14,27% dan pendapatan Rp 92.879.470 dengan presentase 85,73% dari total penerimaan Rp 120,000,000 per hektar per musim panen.</p>Nazilah ChoirunnisaDr. Aida Kurniawati, S.Pd., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-01-302024-01-3011PEMETAAN TINGKAT PENCEMARAN BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) PADA AIR TANAH DANGKAL DI DESA TANJUNG JATI KECAMATAN KAMAL
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/58675
<p>Air tanah dangkal merupakan salah satu sumber air bersih yang umumnya digunakan masyarakat untuk kebutuhan <em>higiene sanitasi</em>. Namun, pemakaian air tanah dangkal yang berasal dari sumur gali dengan kedalaman kurang dari 15 m beresiko tinggi mengalami pencemaran. Ditinjau dari indikator pencemaran air secara fisik, air tanah dangkal di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal memiliki ciri yang mengindikasikan pencemaran akibat kelarutan besi (Fe) dan mangan (Mn). Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta memetakan persebaran tingkat pencemaran besi (Fe) dan mangan (Mn) pada air tanah dangkal di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan total sampel air sebanyak 15 titik yang ditentukan melalui teknik <em>systematic grid sampling</em>. Seluruh sampel diuji secara eksitu yang kemudian dianalisis menggunakan metode <em>Indeks pollution</em>. Adapun metode yang digunakan dalam memetakan persebaran pencemaran yang terjadi yakni metode interpolasi dengan bantuan <em>software Qgis.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencemaran yang terjadi pada air tanah dangkal di Desa Tanjung Jati untuk parameter besi (Fe) berada pada kategori tercemar ringan sedangkan untuk parameter mangan (Mn) seluruh sampel masih memenuhi standar baku mutu air bersih menurut peraturan mentri kesehatan nomor 32 tahun 2017 pada kategori <em>higiene sanitasi</em>. Pencemaran yang terjadi berpusat wilayah pesisir selatan desa yakni Dusun Karang Kiring dan bergerak merendah ke arah utara. Adapun faktor utama yang mengakibatkan pencemaran di kawasan tersebut yakni; adanya kontaminasi limbah industri, dangkalnya ketinggian muka air sumur, jenis tanah yang berpasir sehingga menurunkan kualitas filtrasi terhadap limbah serta pola aliran air tanah di Desa Tanjung Jati yang cenderung bergerak dari utara ke selatan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Peta, Pencemaran Air, Besi (Fe) dan Mangan (Mn)</p>Desy SafrianaProf. Dr. Ketut Prasetyo, M.S
##submission.copyrightStatement##
2024-01-312024-01-3111ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKERJA INDUSTRI BATIK TULIS "MOCH. SALAM" DI DESA NGARESREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/58800
<p>Industri batik tulis “Moch. Salam” yang berada di Desa Ngaresrejo Kecamatan Sukodono dalam kurun waktu tiga tahun tidak mengalami penambahan pekerja sehingga diketahui bahwa pada tahun 2022 ini memiliki 20 orang pekerja. Pekerjaan membatik dianggap kurang diminati oleh masyarakat, namun hasil dari industri ini (kain batik) sangat diminati oleh masyarakat. Sistem perolehan upah (gaji) pada industri ini yaitu dengan sistem borongan (harian) dengan perhitungan upah Rp. 5000 per kain yang dinilai lebih sedikit dari upah pekerja batik di Kampung Jetis Sidoarjo. Terkait dengan harga batik tulis yang mahal serta pengupahan yang dikategorikan sedikit, tidak menyebabkan pengurangan pekerja pada industri ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan menganalisis tingkat kesejahteraan pekerja industri batik tulis “Moch. Salam”.</p> <p>Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survey. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yang merupakan pekerja industri batik tulis “Moch. Salam”. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 20 (semua populasi dijadikan sampel). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, daftar pertanyaan, dan observasi langsung di tempat industri batik tulis “Moch. Salam” berada. Teknik analisis data menggunakan tabel persentase dan skoring indikator berdasarkan BPS.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pekerja industri batik tulis “Moch. Salam” adalah sebagian besar atau 75% merupakan ibu rumah tangga, semua pekerjanya adalah tetangga atau kerabat pemilik industri yang bertempat tinggal di lingkup Desa Ngaresrejo, serta pekerjaan membatik merupakan pekerjaan utama. Adapun tingkat kesejahteraan pekerja industri batik tulis berdasarkan indikator BPS adalah dalam tingkat kesejahteraan sedang.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Tingkat kesejahteraan, pekerja, industri batik tulis</p> <p> </p>Sa'ida Abdun Qod TamallaDr. Sri Murtini., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-03-012024-03-0111KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR KIRIMAN PADA MASYARAKAT DESA SANGATTA UTARA, KUTAI TIMUR
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59065
<p><strong>A</strong><strong>bstrak</strong></p> <p>Desa Sangatta Utara merupakan daerah yang memiliki topografi cenderung landai dengan jenis tanah berupa rawa-rawa yang sebagian besar digunakan sebagai pemukiman warga sehingga menjadi titik rawan terdampak banjir bandang akibat aliran sungai bawaan dari Kota Rantaupulung dan sekitarnya serta secara bersamaan meningkatnya air laut Pantai Kenyamukan menyebabkan banyak sekali kerugian dan korban yang terdampak. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap potensi bahaya banjir kiriman di Desa Sangatta Utara, mengetahui mitigasi yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi bahaya banjir kiriman di Desa Sangatta Utara, dan mengetahui kesiapsiagaan bencana dalam menghadapi bahaya banjir kiriman di Desa Sangatta Utara.</p> <p>Jenis Penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah <em>proposional random sampling </em>dengan jumlah sampel yaitu 96 responden. Sementara itu, Teknik pengumpulan data yakni dengan wawancara, dan studi pustaka yang menghasilkan data nilai hasil pengetahuan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana banjir serta data penduduk dan jumlah korban banjir.</p> <p>Hasil pengetahuan masyarakat Desa Sangatta Utara memiliki persentase 88,08% pada kategori baik. Sementara itu, untuk hasil mitigasi yang didapatkan dari masyarakat Desa Sangatta Utara memiliki persentase 77% dan hasil kesiapsiagaan bencana banjir kiriman pada masyarakat Desa Sangatta Utara mendapatkan 77% yang termasuk pada kategori siap.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Banjir, Kesiapsiagaan Bencana, Mitigasi</p> <p> </p> <p> </p> <p><em><strong>A</strong><strong>bstract</strong></em></p> <p><em>The village of North Sangatta is an area with a topography that tends to land with a type of slopes that are mostly used as residential settlements so that it becomes a vulnerable point affected by flood floods due to the flow of inherent rivers from the City of Rantaupulung and its surroundings and simultaneously the rise of the sea water of Kenyamukan Coast caused a lot of losses and victims affected. The objective of this study is to know the level of public awareness of the potential flood hazards of shipments in the Northern Sangatta Village, to know how people are mitigating in the face of the threat of flooding in the northern Sangattha Village, and to know disaster preparedness in facing the danger of floods of shipment in the Nordic Sangatta village.</em></p> <p><em>The type of research used is a descriptive method with a quantitative approach. The sampling technique used is propositional random samplings with a sample number of 96 respondents. Meanwhile, the data collection technique is with interviews, and library studies which generates data on the value of knowledge, mitigation and preparedness for flood disasters as well as population data and the number of flood victims.</em></p> <p><em>The results of the study from the community of Northern Sangatta Village has a percentage of 88,08% in the good category. Meanwhile, for the mitigation results obtained from the community of Northern Sangatta Village has a 77 percent and the result of flood disaster preparedness sends to the people of Northers Sangatta village get 77 percent that belong to the category ready.</em></p> <p> </p> <p><strong>Keywords: </strong><em>Floods, Disaster Preparedness, Mitigation</em></p>Radiva SabrinaDr. Nugroho Hari Purnomo, S.P., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-03-252024-03-2511Analisis Produktivitas Industri Wingko di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59068
<p>COVID-19 merupakan salah satu pandemi yang berdampak panjang bagi kehidupan perekonomian di Indonesia, tidak terkecuali Kecamatan Babat terutama pada industri wingko. Adanya pandemi memaksa pemerintah setempat untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak pada usaha-usaha wingko di Kecamatan Babat. Produktivitas industri wingko menurun drastis pada sekitar tahun 2020 akibat pembatasan tersebut diiringi dengan naiknya bahan baku pembuat wingko dan minat konsumen terhadap wingko yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti terkait bagaimana tingkat produktivitas industri wingko di Kecamatan Babat sebelum dan sesudah pandemi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif. Data diperoleh dari 20 pemilik usaha wingko di Kecamatan Babat melalui wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 75% produksi industri wingko di Kecamatan Babat mengalami penurunan, 15% tidak mengalami perubahan atau stabil, dan 10% industri lainnya mengalami kenaikan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Produktivitas, Pandemi, Wingko Babat.</p>Daffa' Dary OktavianoDr. Rindawati, M.Si
##submission.copyrightStatement##
2024-03-252024-03-2511DAMPAK RELOKASI PASAR HULAAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI DESA HULAAN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59067
<p>Abstrak</p> <p>Pasar tradisional telah menjadi penggerak roda perekonomian dari sektor perdagangan. Pembangunan pasar diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pedagang secara umum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh relokasi pasar hulaan terhadap pendapatan pedagang di pasar hulaan kecamatan menganti kabupaten gresik yang sebelumnya berdagang di pinggir jalan raya hulaan.</p> <p>Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan pengambilan data melalui observasi, kuesioner dan dokumentasi. Sampel sebanyak 32 responden dilakukan pada penelitian ini. Pengujian instrumen dan analisa data dilakukan melalui perangkat lunak SPSS dan pengolah data MS Excel. Kaidah statistik dilakukan untuk mengetahu seberapa kuat variabel X yaitu keberadaan pasar berpengaruh pada variabel Y kondisi sosial ekeonomi pedagang. Selain itu juga dihitung jumlah pedagang yang mengalami kenaikan atau penurunan pendapatan serta penyebabnya menurut para pedagang.</p> <p>Hasil penelitian menghasilkan data dan informasi bahwa keberadaan pasar cukup berpengaruh terhadap kondisi pendapatan pedagang dengan nilai korelasi sebesar 0,493. Sementara ini terungkap juga sebanyak 65% pedagang mengalami kenaikan pendapatan, sementara 16%mengalami stagnan tidak meningkat juga tidak menurun, dan 19% pedagang mengalami penurunan pendapatan dibandingkan berjualan di pinggir jalan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Pasar Tradisional, dampak relokasi, pedagang tradisional</p> <p> </p> <p> </p> <p>Abstract</p> <p>Traditional markets have become the driving force of the economy from the trade sector. Market development is expected to improve the welfare of traders in general. The purpose of this study was to determine the effect of the hulaan market relocation on the income of traders in the hulaan market, Menganti sub-district, Gresik regency who previously traded on the side of the hulaan highway.</p> <p>The method used is descriptive quantitative approach, with data collection through observation, questionnaires and documentation. A sample of 32 respondents was conducted in this study. Instrument testing and data analysis were carried out through SPSS software and MS Excel data processor. Statistical rules are carried out to find out how strong variable X, namely the existence of the market, affects variable Y, the socio-economic conditions of traders. In addition, the number of traders who experienced an increase or decrease in income and the causes according to the traders was also calculated.</p> <p>The results of the study produced data and information that the existence of the market is quite influential on the income conditions of traders with a correlation value of 0.493. Meanwhile, it was also revealed that 65% of traders experienced an increase in income, while 16% experienced stagnation neither increasing nor decreasing, and 19% of traders experienced a decrease in income compared to selling on the side of the road.</p> <p>Keywords: Traditional Market, impact of relocation, traditional trader</p> <p> </p>Himawan Eko SaputroDr. Aida Kurniawati S.Pd,.M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-03-252024-03-2511ANALISIS MENGENAI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG, PONOROGO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59118
<p>Desa Banaran adalah salah satu daerah di Kabupaten Ponorogo yang terdapat pada daerah dataran tinggi atau perbukitan yang cukup curam. Desa Banaran ini memiliki ketinggian 718 mdpl dan kemiringan lereng 8% hingga 70%. Pada bulan April 2017, bencana tanah longsor yang ditandai dengan retakan setinggi 20 meter terjadi di Desa Banaran, Kecamatn Pulung, Kabupaten Ponorogo. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persebaran tingkat pengetahuan bencana tanah longsor dan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo. Persebaran tingkat pengetahuan dan tingkat kesiapsiagaan bencana tanah longsor di Desa Banaran ini cukup merata pada tiap dukuh.</p> <p> Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, kuesioner, dan studi pustaka dengan teknik pengambilan sampel yaitu teknik <em>proportional random sampling</em>. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner dengan jumlah sampel yaitu 86 responden. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu analisi univariat untuk menghitung persentase pada tiap variabel.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kategori nilai indeks penetahuan masyarakat di Dukuh Krajan memiliki tingkat pengetahuan yang baik (81,65%) dan memiliki tingkat kesiapsiagaan yang sangat siap (92,26%), Dukuh Gondang Sari masyarakatnya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup (74,01%) dan memiliki tingkat kesiapsiagaan yang sangat siap (84,24%), Dukuh Tangkil masyarakatnya memiliki tingkat pengetahuan yang baik (77,94%) dan memiliki tingkat kesiapsiagaan yang sangat siap (86,34%), serta pada Dukuh Sooro masyarakatnya memiliki tingkat pengetahuan yang baik (83,01%.) dan memiliki tingkat kesiapsiagaan yang sangat siap (86,47%).</p> <p><strong>Kata kunci : Tanah Longsor, Kesiapsiagaan, Persebaran</strong></p> <p> </p> <p><em>Banaran Village is one of the areas in Ponorogo Regency that is located on a fairly steep plateau or hilly area. Banaran Village has a height of 718 meters above sea level and a slope of 8% to 70%. In April 2017, a landslide disaster characterized by cracks as high as 20 meters occurred in Banaran Village, Pulung District, Ponorogo Regency. The aim of this research is to determine the distribution of knowledge about landslides and the level of community preparedness for facing landslides in Banaran Village, Pulung District, Ponorogo. The distribution of knowledge levels and levels of preparedness for landslides in Banaran Village is quite even in each hamlet.</em></p> <p><em> Type of research used is a descriptive method with a quantitative approach. The data collection techniques used by researchers are observation, questionnaires, and literature studies with a sampling technique, namely proportional random sampling. The instrument used was a questionnaire with a sample size of 86 respondents. The data analysis technique in this research is univariate analysis to calculate the percentage for each variable.</em></p> <p><em>The results of the research show that based on the knowledge index value category, the community in Dukuh Krajan has a good level of knowledge (81.65%) and has a very prepared level of preparedness (92.26%); in Dukuh Gondang Sari, the community has a sufficient level of knowledge (74.1%) and has a very ready level of preparedness (84.24%); in Dukuh Tangkil, the people have a good level of knowledge (77.94%) and a very ready level of preparedness (86.34%); and in Dukuh Sooro, the people have a good level of knowledge (83.01%) and a very ready level of preparedness (86.47%).</em></p> <p><strong><em>Keywords: landslides, preparedness, distribution</em></strong></p>Hanifatur rosidah RosidahDr. Nugroho Hari Purnomo, S.P., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-04-022024-04-0211Kajian Geografis Terhadap Eksistensi Indutsri Tahu Di Kelurahan Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59152
<p>Kelurahan Ledok Kulon merupakan sentra industri tahu di Kabupaten Bojonegoro. Industri ini berdiri sejak tahun 1950 dan masih eksis sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui faktor geografis yang melatarbelakangi berdirinya industri tahu 2) menganalisis faktor yang mendominasi keuntungan dalam menjalankan industri tahu 3) mengetahui strategi eksis pemilik indsutri tahu 4) mengevaluasi keberlangsungan dari keberadaan industri tahu.</p> <p>Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro. Sampel yang diambil berjumlah 30 pemilik industri aktif dan 3 pemilik industri tidak aktif. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>Purposive Sampling</em>. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, angket/kuesioner, dan dokumentasi, teknik analisis data menggunakan deksriptif kuantitatif dengan persentase sederhana</p> <p>Hasil penelitian diketahui bahwa faktor geografis yang melatarbelakangi berdirinya industri adalah lokasi sebagai faktor paling dominan sebesar 68,2 %, selanjutnya pemasaran 65,75% , tenaga kerja 58,07 % dan bahan baku 54,61 %. Faktor geografis yang mendominasi keuntungan dalam menjalankan industri tahu adalah faktor pemasaran sebesar 83,33 % . Strategi eksis pemilik industri tahu berupa strategi pemasaran sebesar 66,67 %. Hasil evaluasi keberlangsungan keberadaan industri tahu yaitu didukung oleh faktor geografis diantaranya lokasi industri berada di wilayah yang memberikan keuntungan bagi perkembangan industri, mudahnya proses pemasaran, ketersediaan tenaga kerja yang cukup untuk melakukan kegiatan pengolahan dan pemasaran tahu, ketersediaan bahan baku dalam jangka panjang, serta ketepatan penerapan strategi pemasaran yang memberikan laba bagi pemilik industri dan menjaga keberlangsungan industri tahu.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>kajian geografis, eksistensi, industri tahu</p>nur fitri yaniProf. Dr. Ketut Prasetyo, M.S.
##submission.copyrightStatement##
2024-04-022024-04-0211ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN WINONGAN KABUPATEN PASURUAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59175
<p style="font-weight: 400;"><strong>Abstrak </strong></p> <p style="font-weight: 400;">Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandaran, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasasuruan. Desa Bandaran merupakan desa yang rentan terhadap banjir. Desa Bandaran dibanjiri oleh tiga anak sungai DAS Rejoso. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Bandaran terhadap bencana banjir. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Bandaran. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode proporsional random sampling sebanyak 90 responden. Analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dilakukan terhadap teknik pengumpulan data yang terdiri dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Pengetahuan, sikap, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini, dan mobilisasi sumberdaya adalah lima parameter yang digunakan untuk mengukur kesiapsiagaan masyarakat Desa Bandara. Parameter pengetahuan masyarakat Desa Bandaran mendapat nilai indeks 83,87 dengan kategori sangat siap. Parameter sikap mendapatkan nilai indeks 83,41 dengan kategori sangat siap. Parameter rencana tanggap darurat mendapatkan nilai 80, 24 dengan kategori sangat siap. Parameter sistem peringatan dini mendapatkan nilai 81,89 dengan kategori sangat siap. Parameter mobilisasi sumberdaya mendapatkan nilai 76,22 dengan kategori siap. Dari kelima parameter tersebut tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Bandaran terhadap bencana banjir mendapatkan nilai 81,77 dengan kategori sangat siap. Hasil kesiapsiagaan masyarakat Desa Bandaran tergolong baik karena pengalaman dan pengetahuan tentang cara menghadapi bencana banjir membuat masyarakat lebih tanggap dan sigap ketika bencana banjir terjadi.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kata Kunci:</strong> Kesiapsiagaan, Pengetahuan, Banjir, Masyarakat</p> <p style="font-weight: 400;"> </p> <p style="font-weight: 400;"> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p style="font-weight: 400;"><em>This research was conducted in Bandaran Village, Winongan Sub-district, Pasuruan Regency. Bandaran Village is a village that is highly vulnerable to flooding. Bandaran Village is flooded by three tributaries of the Rejoso watershed. The purpose of this study was to determine the level of preparedness of the Bandaran Village community towards floods. This research applied a descriptive quantitative approach. The population in this study is the community of Bandaran Village. The research sample was selected using proportional random sampling method as many as 90 respondents. Quantitative and qualitative descriptive analyses were conducted on data collection techniques consisting of observation, interviews, documentation and questionnaires. Knowledge, attitudes, emergency response plans, early warning systems and resource mobilisation were the five parameters used to measure the preparedness of the community in Desa Bandara. The knowledge parameter of the Bandaran Village community received an index value of 83.87 in the very prepared category. The attitude parameter received an index value of 83.41 with a category of very prepared. The emergency response plan parameter received an index value of 80.24 with a category of very prepared. The early warning system parameter scored 81.89 in the highly prepared category. The resource mobilisation parameter scored 76.22 in the prepared category. From these five parameters, the level of preparedness of the Bandaran Village community towards flood disasters scored 81.77 in the category of highly prepared. The results of community preparedness in Bandaran Village are good because the experience and knowledge of how to deal with flood disasters make the community more responsive and alert when a flood disaster occurs.</em></p> <p style="font-weight: 400;"><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Preparedness, Knowledge, Flood, Community.</em></p>Allisyah PutriNugroho Hari Purnomo
##submission.copyrightStatement##
2024-04-172024-04-1711KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA SIKI KECAMATAN DONGKO KABUPATEN TRENGGALEK
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59219
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p><br>Desa Siki merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek <br>yang setiap tahunnya mengalami bencana tanah longsor. Bencana tersebut sering terjadi disebabkan oleh <br>karakteristik wilayah dan intensitas curah hujan tinggi yang berdampak pada rusaknya rumah warga, <br>penahan longsor runtuh, jalan penghubung desa runtuh, dan rusaknya fasilitas umum lainnya. Penelitian ini <br>bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Siki dalam menghadapi bencana tanah <br>longsor pada setiap tingkat kerawanan longsor.</p> <p>Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif serta menggunakan <br>teknik pengambilan sampel proposional random sampling. Teknis pengumpulan data melalui observasi, <br>instrumen tes pengetahuan, kuisoner, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif <br>kuantitatif.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Siki pada daerah <br>dengan tingkat kerawanan tanah longsor tinggi yang meliputi dusun Jagul, dusun Kojan, dusun Krajan, <br>dusun Gondang, dan dusun Ngandong termasuk kedalam kategori “Siap” dengan nilai indeks <br>kesiapsiagaan 69. Kemudian pada daerah dengan tingkat kerawanan tanah longsor sedang yang meliputi<br>dusun Nguluh dan sebagian dusun Ngandong termasuk kedalam kategori “Hampir Siap” dengan nilai <br>indeks kesiapsiagaan 57. Serta pada daerah dengan tingkat kerawanan tanah longsor rendah yang meliputi<br>dusun Senuli dan sebagian dusun Nguluh termasuk kedalam kategori “Kurang Siap” dengan nilai indeks <br>kesiapsiagaan 41.<br><strong>Kata Kunci :</strong> Tanah Longsor, Kesiapsiagaan.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><br>Siki Village is one of the villages located in Dongko District, Trenggalek Regency which <br>experiences landslides every year. These disasters often occur due to regional characteristics and high <br>rainfall intensity which has an impact on damage to residents' homes, landslide collapses, village <br>connecting roads collapse, and damage to other public facilities. This study aims to determine the level of <br>preparedness of the people of Siki Village in facing landslide disasters at each level of landslide <br>vulnerability.</p> <p>This study used a quantitative approach with a descriptive method and used proportional random <br>sampling techniques. Researchers collect data through observation, knowledge test instruments, <br>questionnaires, and documentation. The analytical technique used by researchers is quantitative <br>descriptive.</p> <p>The results showed that the level of preparedness of the Siki Village community in areas with a high <br>level of landslide vulnerability including Jagul hamlet, Kojan hamlet, Krajan hamlet, Gondang hamlet, and <br>Ngandong hamlet was included in the "Ready" category with a preparedness index value of 69. Then in <br>areas with moderate landslide vulnerability which includes Nguluh hamlet and some Ngandong hamlets <br>are included in the "Almost Ready" category with a preparedness index value of 57. As well as in areas <br>with low landslide vulnerability which includes Senuli hamlet and some Nguluh hamlets are included in <br>the "Less Prepared" category with a preparedness index value of 41.<br><strong>Keywords :</strong> Landslide, Preparedness.</p>Lhutfi Rahayu ImansariDian Ayu Larasati, S.Pd., M.Sc.
##submission.copyrightStatement##
2024-04-172024-04-1711PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN PEMBELAJARAN INOVATIF KURIKULUM MERDEKA DI SMA NEGERI 1 SIDOARJO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59348
<p> </p> <p>Pengimplementasian pembelajaran inovatif dalam implementasi kurikulum merdeka belajar pada pelaksanaan pembelajaran memiliki keterkaitan dengan peran kemampuan pedagogik guru yang mana diperlukan dalam mengimplementasikan kurikulum terbaru dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini menganalisis persepsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sidoarjo terhadap kemampuan guru mengimplementasikan pembelajaran inovatif dalam implementasi kurikulum merdeka pada pembelajaran geografi dengan menggunakan kemampuan pedagogik guru sebagai tolak ukur. </p> <p>Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan instrumen berupa penyajian pernyataan dari keempat indikator menggunakan kemampuan pedagogik guru bertujuan mengumpulkan persepsi siswa untuk menjawab tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran inovatif pada pembelajaran geografi dengan menggunakan kemampuan pedagogik guru serta menggunakan sampel <em>purposive sampling </em>dan skala <em>likert</em> dalam perhitungan data penelitian. </p> <p><a name="_Toc153261205"></a><a name="_Toc155678453"></a><a name="_Toc158115404"></a><a name="_Toc158622546"></a><a name="_Toc149688200"></a><a name="_Toc152226096"></a><a name="_Toc147727429"></a><a name="_Toc148472513"></a>Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis pada indikator kemampuan guru dalam memahami peserta didik memiliki tingkat keberhasilan implementasi sebesar hasil 62,5% (cukup bagus). Hasil analisis pada indikator kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran memiliki tingkat keberhasilan implementasi sebesar 83,4% (sangat bagus). Hasil analisis pada indikator kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran memiliki tingkat keberhasilan implementasi sebesar 55,75% (cukup bagus). Hasil analisis pada indikator kemampuan guru mengembangkan potensi peserta didik memiliki tingkat keberhasilan implementasi sebesar 58% (cukup bagus). Kekurangan dari kemampuan guru pada implementasi pembelajaran inovatif dalam implementasi kurikulum merdeka pada pembelajaran geografi yakni kemampuan guru dalam memahami kecepatan belajar siswa yakni 41,75% (kurang bagus), kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran bermakna dan berdiferensiasi yakni 48,75% (kurang bagus), kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran berbasis projek yakni 48,5% (kurang bagus), intensitas penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi yakni 65,5% (cukup bagus), kemampuan guru dalam penilaian hasil belajar yakni 50% (kurang bagus), dan kemampuan guru dalam memberikan kesempatan siswa untuk memilih bakat minat dalam pembelajaran yakni 48,75% (kurang bagus). </p> <p><a name="_Toc144365045"></a><a name="_Toc144365680"></a><a name="_Toc144715865"></a><a name="_Toc145664161"></a><a name="_Toc145754491"></a><a name="_Toc149688201"></a><strong>Kata Kunci: </strong><em>Persepsi, Kemampuan Pedagogik, Pembelajaran Inovatif, Pembelajaran Geograf</em><em>i, Kurikulum Merdeka Belajar </em></p>aldi aldi juniantoWiwik Sri Utami
##submission.copyrightStatement##
2024-05-062024-05-0611ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN LINGKUNGAN PADA SISWA JENJANG SMA DI SEKOLAH INDONESIA KUALA LUMPUR
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59438
<p>Abstrak</p> <p>Kesadaran lingkungan siswa menjadi topik yang sangat penting dalam konteks keberlanjutan lingkungan. Kesadaran lingkungan dalam diri siswa dapat dibentuk oleh berbagai faktor. Sehingga perlu dianalisis terkait faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesadaran lingkungan siswa. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesadaran lingkungan siswa SMA di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan sampel yang digunakan sebanyak 85 siswa yang diperoleh dengan teknik <em>proportionate stratified random sampling</em>. Alat pengumpulan data menggunakan kuisioner kesadaran lingkungan sebagai data kuantitatif dan wawancara sebagai data kompilasi untuk penguat. Instrumen penelitian berfokus pada faktor pemengaruh dari lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan diri sendiri. Analisis uji prasyarat menunjukkan data berdistribusi normal, lalu analisis data menggunakan model regresi logistik multinomial. Hasil analisis menunjukkan bahwa X1 (lingkungan sekolah), X2 (lingkungan keluarga), X3 (lingkungan masyarakat) dan X4 (diri sendiri) berpengaruh dengan baik, namun secara berurutan diperoleh hasil bahwa faktor lingkungan sekolah (X1) memiliki pengaruh sebesar 0,0321 kali, lingkungan keluarga (X2) sebesar 0,0263 kali, dan yang tertinggi yakni pengaruh berasal dari lingkungan masyarakat (X3) sebesar 0,0617 kali, serta pengaruh terendah dari faktor diri sendiri (X4) sebesar 0,0127 kali. Hal ini dipengaruhi budaya, perspektif, serta nilai dalam masyarakat. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya integrasi pendidikan lingkungan yang holistik, berkelanjutan dalam kurikulum pendidikan,dan peran penting keluarga maupun sekolah dalam membentuk kesadaran lingkungan siswa. Temuan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan program pendidikan lingkungan yang lebih efektif di SIKL guna meningkatkan kesadaran lingkungan siswa.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci: Budaya, Keberlanjutan, Kesadaran Lingkungan, Perspektif</strong></p> <p> </p> <p>Abstract</p> <p><em>Students' environmental awareness is a very important topic in the context of environmental sustainability. Environmental awareness in students can be shaped by various factors. So it is necessary to analyze what factors influence students' environmental awareness. This research aims to analyze the factors that influence the environmental awareness of high school students at the Indonesian School in Kuala Lumpur.</em></p> <p><em>The method used is quantitative with a sample of 85 students obtained using the proportionate stratified random sampling technique. The data collection tool uses environmental awareness questionnaires as quantitative data and interviews as compilation data for reinforcement. The research instrument focuses on influencing factors from the school environment, family, community and self. Prerequisite test analysis shows that the data is normally distributed, then data analysis uses a multinomial logistic regression model. The results of the analysis show that X1 (school environment), X2 (family environment), X3 (community environment) and , the family environment (X2) is 0.0263 times, and the highest is the influence that comes from the community environment (X3) of 0.0617 times, and the lowest influence is from self-factors (X4) of 0.0127 times. This is influenced by culture, perspectives and values in society. The implication of this research is the need for integration of holistic, sustainable environmental education in the education curriculum, and the important role of families and schools in forming students' environmental awareness. These findings can be used as a basis for developing more effective environmental education programs at SIKL to increase students' environmental awareness.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Culture, Sustainability, Environmental Awareness, Perspective</em></p> <p><em><br> </em></p> <p> </p>Mawar Setya NingrumDr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd.
##submission.copyrightStatement##
2024-05-062024-05-0611ANALISIS KEBISINGAN DI JALAN DESA SEMAMBUNG KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59593
<p>Abstrak</p> <p>Jalan Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro merupakan jalan yang terhubung langsung dengan Jembatan TBT (Terusan Bojonegoro Tuban) dengan volume lalu lintas sebesar 5.393 kendaraan yang melintas per harinya menyebabkan permasalahan lingkungan, salah satunya kebisingan. Kebisingan menimbulkan dampak kesehatan serius. Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis tingkat kebisingan di Jalan Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, 2) Dampak yang dirasakan, dan 3) Adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat terdampak.</p> <p>Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei. Lokasi penelitian di Jalan Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro dan waktu penelitian pada tanggal 29 Januari – 4 Februari 2024. Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: 1) Populasi dan Sampel area terdampak di Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, dengan populasinya adalah Jalan Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro beradius hingga 50 m dari lokasi penelitian. dan sampelnya tiga titik penelian, 2) Populasi dan Sampel masyarakat terdampak di sepanjang Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro dengan populasi sebanyak 186 jiwa dan sampel 45 jiwa dihitung menggunakan teknik <em>random sampling</em>. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, pengukuran tingkat kebisingan, serta wawancara mengenai dampak dan adaptasi yang dilakukan masyarakat terdampak kebisingan. Teknik Analisis yang dilakukan adalah pengolahan hasil data kebisingan menggunakan rumus LTM5, LSM, LS4 dan LM4, serta pengolahan data wawancara mengenai dampak dan adaptasi menggunakan teknik presentase.</p> <p>Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 1) Tingkat kebisingan pada LS4 kebisingan tertinggi sebesar 87.43 dB(A), LM4 kebisingan tertinggi sebesar 84.35 dB(A), 2) Dampak yang dirasakan masyarakat sebesar 56% merasa terganggu hingga mengalami masalah kesehatan, 3) Adaptasi yang dilakukan Masyarakat mendapatkan hasil 46% membiarkan, 38% menanam tumbuhan, 14% istirahat dan 2% memakai penutup telinga.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Volume Lalu Lintas, Kebisingan, Masalah Kesehatan.</p> <p> </p> <p>Abstract</p> <p><em>Semambung Village Road, Kanor District, Bojonegoro Regency is a road that is directly connected to the TBT Bridge (Bojonegoro Tuban Canal) with a traffic volume of 5,393 vehicles passing per day causing environmental problems, one of which is noise. Noise has serious health impacts. The objectives of this research are 1) Analyzing the noise level in Jalan Semambung Village, Kanor District, Bojonegoro Regency, 2) The impacts felt, and 3) Adaptations made by the affected communities.</em></p> <p><em>This research uses a survey research type. The research location is on Jalan Semambung Village, Kanor District, Bojonegoro Regency and the research time is January 29 - February 4, 2024. The population and sample used in this research are divided into two, namely: 1) Population and sample of the affected area in Semambung Village, Kanor District, Bojonegoro Regency, with the population being Jalan Semambung Village, Kanor District, Bojonegoro Regency with a radius of up to 50 m from the research location. and the sample was three research points, 2) Population and sample of affected communities along Semambung Village, Kanor District, Bojonegoro Regency with a population of 186 people and a sample of 45 people calculated using random sampling techniques. Data collection techniques were carried out by means of observation, measuring noise levels, and interviews regarding the impacts and adaptations made by communities affected by noise. The analysis technique carried out is processing the results of noise data using the LTM5, LSM, LS4, and LM4 formulas, as well as processing interview data regarding impacts and adaptation using percentage techniques.</em></p> <p><em>The results of the research that has been carried out show that 1) The noise level at LS4 has the highest noise of 87.43 dB(A), LM4 has the highest noise of 84.35 dB(A), 2) The impact felt by the community is 56% feeling disturbed and experiencing health problems, 3) Adaptations made by the community resulted in 46% leaving it alone, 38% planting plants, 14% resting and 2% wearing earplugs.</em></p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>Traffic Volume, Noise, Health Problems.</em></p>Alfina MahfudhohDr. Muzayanah, S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-05-202024-05-2011Analisis Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Pada Objek Eduwisata Lontar Sewu, Desa Hendrosari, Kecammatan Menganti, Kabupaten Gresik
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59528
<p>Kabupaten Gresik mempunyai 131 objek wisata dan 13 desa wisata. Salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Gresik adalag Edu Wisata Lontar Sewu yang terletak di Desa Hendrosari. Jumlah kunjungan wisatawan di edu wisata Lontar sewu tercatat kian hari kian menurun dari tahun 2020 hingga 2022. Kepuasan wisatawan merupakan faktor utama objek wisata untuk menarik para wisatawan. Oleh karena itu, edu wisata lontar sewu harus terus meningkatkan daya tariknya. Daya tarik wisatawan dapat di kembangkan melalui atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh daya tarik terhadap kepuasan wisatawan pada objek Edu wisata Lontar Sewu, Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Data dari penelitian ini diambil dari 100 orang sampel pengunjung eduwisata lontar sewu. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan analisis regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS versi 20. Hasil penelitian setiap variabel independen yakni Atraksi (X1), Aksesibilitas (X2), dan Amenitas</p> <p>/ fasilitas (X3) secara simultan atau bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependen. Namun pengaruh besar dan positif tersebut ternyata tidak berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan. Secara parsial setiap variabel memiliki pengaruh positif, namun pengaruh positif tersebut tidak berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan, hal ini dikarenakan jumlah kunjungan wisatawan pada objek Eduwisata Lontar Sewu yang relatif sedikit. Hal tersebut dimungkinkan oleh pengembangan indikator yang berbeda. Variabel amenitas merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap variabel kepuasan wisatawan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Daya Tarik, Kepuasan Wisatawan, Edu Wisata Lontar Sewu.</p> <p> </p>Mu'ayanah FebriyantiSri Murtini
##submission.copyrightStatement##
2024-05-202024-05-2011PENGGUNAAN SUMBER MATA AIR TRETES UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK DI DESA POJOK, KEC. MOJOROTO, KOTA KEDIRI, PROV. JAWA TIMUR
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59524
<p> Air bersih memiliki peranan yang signifikan dalam menunjang kebutuhan penduduk suatu wilayah. Mata air Sumber Tretes menjadi sumber air baku utama untuk memenuhi kebutuhan air penduduk Desa Pojok. Permukaan sumber mata air yang bersifat terbuka sehingga rentan terkontaminasinya bahan organik maupun bahan anorganik. Kualitas air pada Sumber Tretes diperkuat dengan pernyataan masyarakat yang mengalami gatal-gatal dan diare. Pada aspek, kebutuhan air bersih terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mata air dan kecukupan air domestik masyarakat Desa Pojok. </p> <p>Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Obyek yang diteliti adalah mata air Sumber Tretes, Desa Pojok, Kec. Mojoroto, Kota Kediri. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung, wawancara, dan pengujian sampel berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi yang dilakukan di UPT Laboraturium Kesehatan Daerah Kabupaten Kediri. Teknik analisis data menggunakan analisis sampel air, analisis debit air, analisis kebutuhan air bersih penduduk dan kecukupan air bersih serta analisis proyeksi penduduk.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas mata air Sumber Tretes pada musim kemarau dan musim penghujan memiliki kesamaan yaitu parameter fisika dan kimia memenuhi syarat standar baku mutu yang diizinkan sedangkan pada parameter biologi air tidak memenuhi syarat dikarenakan adanya kandungan bakteri <em>Total Coliform</em> dan bakteri <em>E-Coli </em>yang tinggi. Keluhan diare terjadi karena kualitas mata air yang mengandung <em>Total Coliform</em> dan <em>E-Coli</em>, sedangkan keluhan gatal-gatal dimungkinkan terjadi karena pH yang mendekati nilai maksimum. Berdasarkan hasil perhitungan, kecukupan air Sumber Tretes dapat memenuhi hingga 15 tahun ke depan, namun kecukupan ini dapat berkurang dikarenakan alih fungsi lahan dan perubahan iklim.</p>Fina PuspitawatiBambang Hariyanto
##submission.copyrightStatement##
2024-05-202024-05-2011PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI GARAM GEOMEMBRAN DAN NON GEOMEMBRAN DI KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59881
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan menjadi salah satu penghasil garam di Pulau Madura, tetapi hal tersebut tidak berimbas pada kesejahteraan para petani garam. Kebijakan impor garam yang dikeluarkan pemerintah memperburuk hasil produksi garam, petani tidak tidak dapat menentukan harga garam, petani hanya berperan sebagai penerima harga, selain itu kelemahan sistem tata niaga garam dan kurangnya pengusaan teknologi geomembran untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas garam menjadi permasalahan petani garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usahatani garam geomembran dan non geomembran di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.</p> <p>Penelitian ini menggunakan <em>mixed methods</em> dengan desain penelitian <em>sequential explanatory</em>. Populasi penelitian sebanyak 150 petani garam dengan sampel 60 dihitung menggunakan rumus Yamane dan metode pengambilan sampel menggunakan <em>proportionate stratified random sampling</em> yang membagi petani berdasarkan dua jenis, yaitu petani garam yang menggunakan geomembran 40 dan petani garam non geomembran 20.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan usahatani garam yang diperoleh petani geomembran di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan sebesar Rp69.008.239 dan rata-rata pendapatan usahatani garam yang diperoleh petani non geomembran di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan sebesar Rp17.308.288, kemudian tingkat kelayakan usahatani garam di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan lebih besar dari 1. Nilai kelayakan usahatani garam geomembran adalah 4,00 dan nilai kelayakan usahatani garam non geomembran adalah 1,82, artinya usahatani garam layak di usahakan.</p> <p><strong>Kata kunci </strong>: Pendapatan petani, kelayakan usahatani, garam</p> <h3><em>Abstract</em></h3> <p><em>Pademawu District, Pamekasan Regency is one of the salt producers on Madura Island, but this does not have an impact on the welfare of salt farmers. The salt import policy issued by the government is accurate in salt production, farmers cannot determine the price of salt, farmers only act as price takers. Apart from that, the weakness of the salt trading system and incapability on mastering geomembrane technology to increase the salt quality and quantity are such problems for salt farmers. This research aims to determine the income and feasibility of geomembrane and non-geomembrane salt farming in Pademawu District, Pamekasan Regency.</em></p> <p><em>This research used mixed methods with a sequential explanatory research design. This design is characterized by collecting and analyzing quantitative data in the first stage, and followed by collecting and analyzing qualitative data in the second stage. The population of this study was 150 salt farmers with a sample of 60 calculated using the Yamane formula and the sampling method used proportionate stratified random sampling which divided farmers into two types, namely 40 geomembrane salt farmers and 20 non-geomembrane salt farmers. </em></p> <p><em>The results of the research showed that the average salt farming income obtained by geomembrane farmers was Pademawu District, Pamekasan Regency was IDR 69,008,239 and the average salt farming income obtained by non-geomembrane farmers in Pademawu District, Pamekasan Regency was IDR 17,308,288, then the level of farming feasibility salt in Pademawu District, Pamekasan Regency is greater than 1. The feasibility value of geomembrane salt farming was 4.00 and the feasibility value of non-geomembrane salt farming was 1.82, meaning that salt farming was worth pursuing.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>:</em><em> Farmer income, farming feasibility, salt</em></p>Dania HidayatiBambang Hariyanto
##submission.copyrightStatement##
2024-06-052024-06-0511ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI DESA SONOAGENG KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/60035
<p>Kemiskinan tidak hanya mencerminkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga menunjukkan keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang layak. Kemiskinan di Desa Sonoageng relatif tinggi, dengan hampir separuh dari total populasi desa terjerat dalam kemiskinan. Tingkat pendidikan rata-rata penduduk masih terbatas pada jenjang pendidikan dasar, sementara banyak penduduk usia produktif bekerja tidak penuh waktu atau dalam sektor informal yang tidak stabil. Maka dari itu pendidikan dan pengangguran diindikasikan berpengaruh terhadap masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Desa Sonoageng Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat Desa Sonoageng. Sampel yang diambil sebanyak 98 secara aksidental. Olah data dalam penelitian ini memakai program komputer IBM SPSS statistik versi 16 SPSS, dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan, dengan koefisien t sebesar 35.140 dan koefisien beta -0.832. Ini berarti semakin tinggi pendidikan, semakin rendah kemiskinan. Sebaliknya, tingkat pengangguran berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemiskinan, dengan koefisien t sebesar 20.457 dan koefisien beta 0.485, menunjukkan bahwa semakin tinggi pengangguran, semakin tinggi kemiskinan. Uji F menunjukkan bahwa kedua variabel ini secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dengan nilai signifikansi 0.000.</p> <p><strong>Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengangguran, Kemiskinan</strong></p>Indah Purnama Sari
##submission.copyrightStatement##
2024-06-052024-06-0511PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DI KECAMATAN MONTONG, KABUPATEN TUBAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59935
<p>Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Montong rata-rata belum mencapai target wajib belajar minimal 12 tahun. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh tingkat pendidikan masyarakat usia produktif terhadap jumlah pendapatan di Kecamatan Montong. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan survei dengan instrumen berupa kuesioner tertutup kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Hasil dari uji regresi linear sederhana diperoleh tingkat pendidikan berpengaruh cukup signifikan pada tingkat pendapatan individu. Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana yang dilakukan terdapat pengaruh sebesar 12,5% untuk pendidikan terhadap pendapatan. Peningkatan pendapatan tidak hanya juga dapat dipengaruhi faktor lain seperti pengeluaran, pendapatan tambahan, dan juga kebutuhan konsumsi. Pemerintah harus memberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan dan memperluas lapangan pekerjaan non formal khususnya pertanian.</p>Dwi SulistiyariniDr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd.
##submission.copyrightStatement##
2024-06-052024-06-0511Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakberkembangan Kawasan Wisata Sendang Made Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/59919
<p>Abstrak</p> <p>Kawasan Wisata Sendang Made merupakan salah satu tempat wisata dan cagar budaya di Kabupaten Jombang yang memiliki keunikan yaitu nilai historis Kerajaan Kahuripan pada masa kepemimpinan Prabu Airlangga. Kondisi wisata tersebut saat ini memiliki banyak permasalahan, mulai dari objek utamanya yaitu sendang yang banyak mengalami kerusakan pada dinding pembatasnya, fasilitas pendukung yang tidak terawat, serta kondisi lingkungan yang kotor. Permasalahan tersebut menyebabkan jumlah wisatawan Sendang Made mengalami penurunan dan tidak berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakberkembangan pada Kawasan Wisata Sendang Made Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang yang di dalamnya melibatkan persepsi masyarakat Desa Made.</p> <p>Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel penelitian dilakukan menggunakan teknik <em>proportionate stratified random sampling</em> dengan jumlah sampel 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dari observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif persentase.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi tentang Sendang Made mendapatkan nilai 84% dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut menandakan bahwa masyarakat Desa Made memiliki persepsi dan ketertarikan tinggi terhadap keberadaan serta pengelolaan dari Kawasan Wisata Sendang Made. Ketidakberkembangan Sendang Made dipengaruhi oleh faktor internal yang paling dominan adalah fasilitas dan pelayanan sebesar 21,2%, karena secara fisik banyak fasilitas banyak yang rusak dan pelayanan yang masih perlu banyak perbaikan. Sedangkan untuk faktor eksternal yang paling dominan adalah promosi wisata sebesar 14,3%, karena promosi dari Wisata Sendang Made sangat kurang baik promosi secara digital maupun secara fisik/luring.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Pariwisata, Faktor Ketidakberkembangan, Persepsi Masyarakat.</p> <h2>Abstract</h2> <p><em>Sendang Made Tourism Area is one of the tourist attractions and cultural heritage in Jombang Regency which has a unique historical value of the Kahuripan Kingdom during the leadership of Prabu Airlangga. The condition of the tour currently has many problems, starting from the main object, namely the spring which has a lot of damage to the boundary wall, supporting facilities that are not maintained, and dirty environmental conditions. These problems have caused the number of tourists to Sendang Made to decline and not develop. This research aims to find out what factors influence the non-development of the Sendang Made Tourism Area in Kudu District, Jombang Regency, which involves the perception of the Made Village community. </em></p> <p><em>The type of research used is descriptive quantitative. Sampling was conducted using proportionate stratified random sampling technique with a sample size of 100 respondents. Data collection was carried out from observation, questionnaires, and documentation. Data analysis used descriptive percentage techniques.</em></p> <p><em>The results showed that the perception of Made Spring received a score of 84% in the very good category. These results indicate that the Made Village community has a high perception and interest in the existence and management of the Made Spring Tourism Area. The non-development of Sendang Made is influenced by internal factors, the most dominant of which is facilities and services at 21.2%, because physically many facilities are damaged and services still need a lot of improvement. Meanwhile, the most dominant external factor is tourism promotion at 14.3%, because the promotion of Sendang Made Tourism is very lacking both digitally and physically/offline promotion.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Tourism, Non-development Factors, Community Perceptions.</em></p>SYAYIDATUR ROHMAWATIDr. Aida Kurniawati, S.Pd., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-06-052024-06-0511HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA JAPANAN KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/60154
<h1>Abstrak</h1> <p>Desa Japanan adalah salah satu desa di Kecamatan Mojowarno yang memiliki timbulan sampah yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan awal penelitian ditemukan banyak tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik di sekitar permukiman. Hal tersebut diakibatkan oleh masyarakat yang tidak mengolah sampahnya dan memilih langsung membuang di sekitar permukiman maupun di daerah aliran sungai. Tumpukan sampah tersebut tentunya menimbulkan dampak berupa bau tidak sedap, serta menjadi tempat berkembangbiaknya lalat dan kecoa yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Jenis penelitian ini menggunakan survei dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Kendall tau-b dan Kendall’s W Test untuk menguji hubungan secara parsial dan simultan. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik proporsional random sampling dengan jumlah sampel 95 KK. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar pengamatan, kuesioner, serta tes. Hasil penelitian menunjukkan hubungan tingkat pendidikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat memiliki nilai koefisien korelasi yang positif sebesar 0,052 dan berada di tingkat sangat lemah. Hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap tingkat partisipasi masyarakat adalah positif dan memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,594 dan berada di tingkat sedang. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan terhadap tingkat partisipasi masyarakat menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,344 yang berada di tingkat hubungan lemah.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Tingkat Partisipasi, Pengelolaan Sampah.</p> <h1>Abstract</h1> <p>Japanan Village is one of the villages in Mojowarno Subdistrict that has a fairly high waste generation. Based on the initial observation of the research, it was found that there were many piles of waste that were not managed properly around the settlement. This is caused by people who do not process their waste and choose to directly dispose of it around settlements and in watersheds. These piles of garbage certainly have an impact in the form of unpleasant odors, as well as a breeding ground for flies and cockroaches that can cause health problems. The purpose of this study was to analyze the relationship between education level and knowledge level with the level of community participation in managing household waste. This type of research uses a survey with a quantitative approach. Data analysis was conducted using Kendall's tau-b correlation test and Kendall's W Test to test the relationship partially and simultaneously. The research sample was taken using proportional random sampling technique with a total sample of 95 households. Data were collected using observation sheets, questionnaires and tests. The results show that the relationship between the level of education and the level of community participation has a positive correlation coefficient value of 0.052 and is at a very weak level. The relationship between the level of knowledge and the level of community participation is positive and has a correlation coefficient value of 0.594 and is at a moderate level. The relationship between the level of education and the level of knowledge to the level of community participation results in a correlation coefficient of 0.344, which is at the weak level of relationship.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Education, Knowledge, Participation, Waste Management.</p>Mohhamad FaridProf. Dr. Ketut Prasetyo, M.S.
##submission.copyrightStatement##
2024-06-072024-06-0711ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADP LAYANAN PRIMER OBJEK WISATA PANTAI WATU KARUNG KABUPATEN PACITAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/60172
<p>Pantai Watu Karung merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Pacitan dengan jumlah kunjungan wisata terbanyak ke lima dengan jumlah kunjungan 116.205 jiwa pada tahun 2022. Hal ini menunjukan bahwa objek wisata ini mampu bersaing dengan objek wisata yang lain. Oleh karena itu, layanan primer objek wisata Pantai Watu Karung terus dikembangkan sehingga kepuasan wisatawan mengalami peningkatan dan menumbuhkan minat wisatawan untuk berkunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepuasan wisatawan terhadap atraksi, aksesibilitas, dan fasilitas wisata Pantai Watu Karung Kabupaten Pacitan.</p> <p>Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif pendekatan kuantitatif. Objek penelitian ini berlokasi di Pantai Watu Karung Kabupaten Pacitan. Populasi pada penelitian ini adalah wisatawan yang sedang berkunjung ke objek wisata Pantai Watu Karung Kabupaten Pacitan. Pengambilan sampel yang diguanakan didalam penelitian ini merupakan metode <em>Nonprobability Sampling </em>dengan teknik <em>Accidental Sampling</em>, dan jumlah responden yang diterima pada penelitian ini berjumlah 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, kuisioner, dan dokumentasi. Pengukuran instrumen penelitian menggunakan skala likert, sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan uji korelasi <em>rank spearman. </em></p> <p>Penelitian <em>ini</em> menunjukan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara variabel saat diuji menggunakan uji korelasi <em>rank spearman </em>yakni (rsp= 0,505) untuk hubungan antara atraksi wisata menurut wisatawan Pantai Watu Karung, (rsp= 0,526) untuk hubungan aksesbilitias menurut wisatawan Pantai Watu Karung, (rsp= 0,607) untuk hubungan fasilitas menurut kepuasan wisatawan Pantai Watu Karung. Berdasarkan pengujian tersebut menunjukan bahwa layanan primer objek wisata Pantai Watu Karung memiliki hubungan dengan arah yang positif terhadap dan mempengaruhi kepuasan wisatawan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Atraksi, Aksesbilitas, Fasilitas, Kepuasan Wisatawan </p> <p> </p>Dewa Fajar WiratamaDr. Sri Murtini, M.Si
##submission.copyrightStatement##
2024-06-072024-06-0711Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Wisatawan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Pantai Balekambang Kabupaten Malang
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/60325
<p>Perilaku wisatawan memegang peranan penting terhadap kondisi kebersihan lingkungan di kawasan wisata. Kebersihan lingkungan di tempat wisata menjadi aspek penting yang harus diperhatikan. Pantai Balekambang telah mengupayakan pengelolaan kebersihan mulai dari penyediaan tong sampah, himbauan, dan larangan membuang sampah sembarangan. Namun, kondisi lingkungan di sekitar kawasan wisata masih kotor. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan 1) pengetahuan wisatawan dalam menjaga kebersihan di Pantai Balekambang, 2) sikap wisatawan dalam menjaga kebersihan di Pantai Balekambang, 3) perilaku wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan di Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini yaitu wisatawan di Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Sampel yang digunakan sebanyak 180 wisatawan. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan lembar observasi untuk mengukur perilaku. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dalam bentuk skor presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengetahuan wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan di Pantai Balekambang memiliki skor 2084 yang termasuk kategori paham, 2) sikap wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan di Pantai Balekambang memiliki skor 6219 yang termasuk kategori sangat baik, 3) perilaku wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan di pantai Balekambang memiliki skor 532 yang termasuk kategori kurang baik.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>pengetahuan, sikap, perilaku, kebersihan lingkungan</p>Lili AnastasiaKetut Prasetyo
##submission.copyrightStatement##
2024-06-132024-06-1311ANALISIS TINGKAT DAN ARAH PERKEMBANGAN WILAYAH DI SURABAYA BARAT PADA TAHUN 2005 – 2020
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/60373
<p>Wilayah Surabaya Barat merupakan bagian wilayah di Kota Surabaya yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dari wilayah Surabaya lainnya. Pada Tahun 2005 wilayah Surabaya memiliki laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,50% sedangkan pada tahun 2020, naik menjadi 2,25% menurut data dari BPS. Ditandai dengan adanya masalah – masalah spasial seperti kemacetan yang muncul akibat adanya Pembangunan jalan. Salah satunya Pembangunan proyek jalan <em>Box Culvert</em> yang menjadi penghubung perkembangan di wilayah Surabaya Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat dan arah perkembangan di wilayah Surabaya Barat.</p> <p>Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah adalah Metode<em> Indeks Scalling</em> dan Metode<em> Indeks Komposit dengan </em>menggunakan Teknik Analisis Standarisasi Skor. Arah perkembangan diketahui menggunakan citra <em>multitemporal</em> dari <em>google earth</em> dan data citra dari <em>USGS </em>yang diproses melalui <em>overlay</em> dari periode tahun 2005 – 2020 di wilayah Surabaya Barat. Melalui metode pendekatan analisis deskriptif kuantitatif yang membahas 7 kecamatan di wilayah Surabaya Barat.</p> <p>Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan yang termasuk kategori tinggi berada di Kecamatan Sukomanunggal dan Asemrowo, untuk kategori tingkat perkembangan sedang yaitu Kecamatan Tandes. Sedangkan untuk kategori rendah yaitu Kecamatan Benowo, Lakarsantri, Pakal, dan Sambikerep. Untuk arah perkembangan, mengarah ke barat ke arah wilayah Kabupaten Gresik dengan fokus perkembangan di kategori rendah adalah penyebaran permukiman dengan ciri wilayah suburban.</p>Galuh Candra Ayu WardhaniDr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd.
##submission.copyrightStatement##
2024-06-132024-06-1311ANALISIS DAYA DUKUNG WISATA RELIGI MAKAM TROLOYO KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/60916
<p>Wisata Religi Makam Troloyo merupakan salah satu obyek wisata religi yang terdapat di Kelurahan Sentonorejo Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto yang memiliki potensi menarik sebagai tujuan utama wisata religi. Jumlah kunjungan wisatawan mengalami peningkatan sebesar 11% per tahunnya. Dengan adanya peningkatan pengunjung tersebut dapat berpengaruh terhadap kerusakan dan kualitas lingkungan wisata di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai daya dukung fisik, daya dukung rill, dan daya dukung efektif serta untuk menganalisis waktu kapan daya dukung wisata dapat tercapai di Kawasan Wisata Makam Troloyo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengunjung wisata Makam Troloyo adalah populasi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel sebanyak 70 responden dilakukan dengan teknik incidental sampling. Teknik pengumpulan data wawancara digunakan untuk mendapatkan data masa buka, luas area yang dibutuhkan, jumlah pegawai yang tersedia dan dibutuhkan untuk obyek wisata Makam Troloyo. Dokumentasi untuk mendapatkan data jumlah pengunjung, data curah hujan dan hari hujan. Pengukuran dilakukan untuk mengumpulkan data luas area wisata dan luas penggunaan lahan. Teknik analisis data menggunakan metode Cifuentes (1992) yaitu menghitung daya dukung fisik, rill dan efektif, serta menghitung waktu daya dukung tercapai dengan menggunakan proyeksi jumlah wisatawan. Hasil penelitian mendapatkan nilai daya dukung fisik sebesar 137.389 wisatawan per hari, daya dukung rill 19.260 wisatawan per hari, dan daya dukung efektif 15.408 wisatawan per hari. Dari hasil tersebut maka nilai PCC > RCC > ECC. Hal ini menunjukkan bahwa daya dukung pariwisata di Makam Troloyo saat ini baik. Waktu daya dukung Wisata Religi Makam Troloyo tercapai pada tahun 2045 sebesar 7.029.900 wisatawan per tahun atau sebesar 19.260 wisatawan per hari. Bentuk tindakan yang perlu dilakukan pengelola yakni bersiap untuk membatasi jumlah kunjungan supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan wisata. Penulis merekomendasikan supaya pengelola menggunakan nilai daya dukung rill atau daya dukung efektif sebagai nilai pembatas maksimum kunjungan dan menerapkan maksimum kuota kunjungan wisatawan per hari dengan pembatasan jumlah tiket per harinya.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci: Daya Dukung, Waktu Daya Dukung Tercapai, Wisata Religi</strong></p> <p>Abstract</p> <p><em>Religious Tourism Troloyo Tomb is one of the religious tourism objects in Sentonorejo Village, Trowulan District, Mojokerto Regency which has interesting potential as a main religious tourism destination. The number of tourist visits has increased by 11% per year. This increase in visitors can affect the damage and quality of the tourist environment in the future. The aim of this research is to analyze the values of physical carrying capacity, real carrying capacity and effective carrying capacity as well as to analyze the time when tourism carrying capacity can be achieved in the Troloyo Tomb Tourist Area. This type of research is descriptive with a quantitative approach. Troloyo Tomb tourist visitors are the population in this study. The sampling technique of 70 respondents was carried out using incidental sampling technique. Interview data collection techniques were used to obtain data on the opening period, the area required, the number of employees available and needed for the Troloyo Tomb tourist attraction. Documentation to obtain data on the number of visitors, rainfall data and rainy days. Measurements were carried out to collect data on the area of the tourist area and the area of land use. The data analysis technique uses the Cifuentes (1992) method, namely calculating the physical, real and effective carrying capacity, as well as calculating the time when the carrying capacity is reached using the projected number of tourists. The research results obtained a physical carrying capacity of 137,389 tourists per day, a real carrying capacity of 19,260 tourists per day, and an effective carrying capacity of 15,408 tourists per day. From these results, the value of PCC > RCC > ECC. This shows that the tourism carrying capacity at Troloyo Cemetery is currently good. The carrying capacity for Troloyo Tomb Religious Tourism will be reached in 2045 at 7,029,900 tourists per year or 19,260 tourists per day. The form of action that managers need to take is to be prepared to limit the number of visits so that there is no damage to the tourist environment. The author recommends that managers use the real carrying capacity or effective carrying capacity as the limiting value for maximum visits and apply a maximum quota for tourist visits per day with a limit on the number of tickets per day.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords: Carrying Capacity, Time to Reach Carrying Capacity, Religious Tourism</em></strong></p> <p><em> </em></p> <p> </p>Cindy Artikarifin PutriDrs. Agus Sutedjo, M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-06-272024-06-2711Pemanfaatan Mangrove Sebagai Objek Wisata di Desa Kebundadap Timur
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61391
<p>Pariwisata memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi setiap daerah di Indonesia. Salah satu konsep pariwisata yang saat ini mulai diterapkan yaitu ekowisata. Konsep pariwisata yang menerapkan ekowisata bertujuan dalam menjaga kelestarian, memberikan edukasi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Objek wisata mangrove Kedatim merupakan contoh objek wisata yang menerapkan ekowisata. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pihak-pihak yang mengelola dan melestarikan mangrove sebagai objek wisata di Desa Kebundadap Timur dan menganalisis pemanfaatan objek wisata mangrove untuk aktivitas ekowisata di Desa Kebundadap Timur. Penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan menggunakan instrumen berupa observasi partisipasi pasif, wawancara semi terstruktur, alat tulis, dan perekam suara. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu perwakilan pihak pengelola wisata yang berjumlah 5 orang. Teknik uji validitas yang digunakan yaitu menggunakan triangulasi sumber. Sementara untuk teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menyatakan bahwa pihak yang yang membangun wisata yaitu para pemuda desa yang tergabung dalam Pokmaswas, Pokdarwis, dan pihak desa melalui BUMDes. Organisasi BUMDes memegang segala pengelolaan objek wisata karena mempunyai legalitas dan dana BUMDes digunakan untuk segala keperluan di objek wisata mangrove Kedatim. Dalam hal ini, pihak pengelola yaitu BUMDes menerapkan ekowisata dengan melakukan kegiatan-kegiatan berupa pemberian edukasi tentang manfaat mangrove dan cara merawat mangrove dari masa pembibitan. Selain edukasi, kegiatan lain yang dilakukan yaitu konservasi yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara kelestarian mangrove.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci: wisata mangrove Kedatim, BUMDes, ekowisata</strong></p> <p><em>Tourism plays a significant role in the economic growth of every region in Indonesia. One of the tourism concepts currently being implemented is ecotourism. The concept of ecotourism aims to preserve the environment, provide education, and improve community welfare. The Kedatim mangrove tourism object is an example of a tourism object that applies the ecotourism concept. This study aims to analyze the parties involved in managing and preserving mangroves as a tourism object in Kebundadap Timur Village and to analyze the utilization of the mangrove tourism object for ecotourism activities in Kebundadap Timur Village. This research employs a qualitative study with a case study approach. Data were collected using instruments such as passive participant observation, semi-structured interviews, writing tools, and voice recorders. The informants in this study were five representatives from the tourism management team. The validity test technique used was source triangulation, while the data analysis technique used was the Miles and Huberman model. The results of the study indicate that the development of the tourism area was undertaken by village youth groups organized in Pokmaswas, Pokdarwis, and the village authorities through BUMDes. The BUMDes organization oversees all management of the tourism object due to its legal status, and BUMDes funds are used for all needs in the Kedatim mangrove tourism area. In this regard, BUMDes, as the management entity, applies ecotourism by conducting activities such as providing education on the benefits of mangroves and how to care for them from the nursery stage. Besides education, other activities carried out include conservation efforts aimed at maintaining and preserving the mangroves</em><em>.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Kedatim mangrove tourism, BUMDes, ecotourism.</em></p>Nur KholisaSri Murtini
##submission.copyrightStatement##
2024-07-012024-07-0111MODEL MATEMATIS KONSENTRASI KARBON DIOKSIDA (CO2) DI SIMPANG EMPAT GEDANGAN KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61474
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Berdasarkan hasil prasurvei pengukuran dilapangan menggunakan alat CO2 meter didapatkan hasil rata- rata 520 ppm. Hasil tersebut telah melebihi ambang batas udara bersih menurut WHO, yaitu 310-330 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Nilai konsentrasi CO2 di Simpang Empat Gedangan Kabupaten Sidoarjo. 2) Pengaruh volume kendaraan dan faktor meteorologis (kecepatan angin, kelembapan udara, radiasi sinar matahari, dan temperatur udara) terhadap konsentrasi CO2 di Simpang Empat Gedangan Kabupaten Sidoarjo. 3) Model matematis konsentrasi CO2 di Simpang Empat Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif survei dan korelasional. Penelitian ini berlokasi di Simpang Empat Gedangan Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah CO2 meter, Populasi pada penelitian ini adalah di Simpang Empat Gedangan yang berada dikoordinat 12548822.0,-824900.1 Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Pengambilan sampel menggunakan box model yang biasa disebut unit analisis dengan ukuran 30x30 meter. Pengukuran CO2 dilakukan pada pagi, siang, sore, dan malam hari dengan masing- masing durasi, yakni selama 1 jam di hari Senin hingga Minggu pada tanggal 29 Januari – 04 Februari 2024. Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi di lapangan. Analisis data menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antar variable independen dengan variable dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Konsentrasi CO2 di Jalan Ahmad Yani tertinggi pada siang hari, yakni mencapai 537 ppm, Jalan Raya Jenggolo tertinggi pada malam hari, yakni mencapai 491 ppm, Jalan Raya Sukodono tertinggi pada siang hari, yakni mencapai 468 ppm. 2) Adapun besaran pengaruh jumlah kendaraan dan faktor meteorologis terhadap konsentrasi CO2 di Simpang Empat Gedangan Kabupaten Sidoarjo, yakni sebesar 0,986 atau 98,6%, sedangkan sebesar 0,014 atau 1,4% disebabkan oleh faktor lain. 3) Model matematis konsentrasi CO2 di Simpang Empat Gedangan dapat ditulis persamaannya sebagai berikut, Y = 255,145 (a) – 40,398 (X1) – 0,939 (X2) – 0,073 (X3) +11,093 (X4) + 0,027 (X5). Perlu adanya peran aktif masyarakat dalam kegiatan penghijauan, yakni dengan penanaman pohon di ruas jalan atau pada lahan yang masih tersedia di sekitar Simpang Empat Gedangan Kabupaten Sidoarjo.</p> <p>Kata kunci: Meteorologis, CO2, Model Matematis</p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Based on the results of pre-survey measurements in the field using a CO2 meter, the average result was 520 ppm. These results have exceeded the clean air threshold according to the WHO, namely 310–330 ppm. This research aims to determine 1) The CO2 concentration value at Gedangan Crossroad, Sidoarjo Regency. 2) The influence of vehicle volume and meteorological factors (wind speed, air humidity, solar radiation, and air temperature) on CO2 concentrations at Gedangan Crossroad, Sidoarjo Regency. 3) Mathematical model of CO2 concentration at Gedangan Crossroad, Sidoarjo Regency. The types of research used are descriptive surveys and correlational research. This research was located at the Gedangan Crossroad, Gedangan District, Sidoarjo Regency. The tools and materials needed are CO2 meters. The population in this study is located at the located at the Gedangan Crossroad, which is located at coordinates 12548822.0,-824900.1, Gedangan District, Sidoarjo Regency. Sampling uses a box model, which is usually called an analysis unit, with a size of 30x30 meters. CO2 measurements were carried out in the morning, afternoon, and evening for each duration, namely for 1 hour Monday to Sunday, January 29–February 4, 2024. Observations were carried out to observe conditions in the field. Data analysis uses multiple linear regression to determine the influence between the independent variable and the dependent variable. The research results show that: 1) The CO2 concentration on Ahmad Yani Road is highest during the day, namely reaching 537 ppm; Raya Jenggolo Road is highest at night, namely reaching 491 ppm; and Raya Sukodono Road is highest during the day, namely reaching 468 ppm. 2) The magnitude of the influence of the number of vehicles and meteorological factors on the CO2 concentration at Gedangan </em><em>crossroad, Sidoarjo Regency, is 0.986, or 98.6%, while 0.014, or 1.4%, is caused by other factors. 3) The mathematical model of CO2 concentration at the Gedangan crossroad can be written as follows: Y = 255,145 (a) + 40,398 (X1) + 0.939 (X2) + 0.073 (X3) + 11,093 (X4) + 0.027 (X5). There needs to be an </em><em>active role from the community in reforestation activities, namely by planting trees on roads or on available land around Gedangan Crossroad, Sidoarjo Regency.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <strong><em>Meteorological, CO2, Mathematical Model</em></strong></p>Tri SasongkoDr. Muzayanah, S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-012024-07-0111Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Perubahan Lahan Menjadi Industri Di Koridor Jalan Utama Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61515
<p>Abstrak</p> <p>Kecamatan Kabuh ditetapkan sebagai kawasan industri, berdasarkan RTRW Kabupaten Jombang tahun 2021-2041 dan RPJMD Kabupaten Jombang tahun 2018-2023. Penetapan kebijakan ini membawa dampak bagi masyarakat terutama pada kondisi sosial dan ekonomi. Perubahan tersebut menyebabkan pergeseran nilai, norma, institusi, demografi, mata pencaharian hingga pendapatan masyarakat setempat. Peningkatan dalam perekonomian di Kecamatan Kabuh akan mempengaruhi ketersediaan infrastruktur di Kecamatan Kabuh.</p> <p>Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dari observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yang menekankan pada reduksi data dan penyajian data dengan memperhatikan data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dengan pendekatan ini, akan didapatkan pokok-pokok dampak sosial ekonomi masyarakat akibat perubahan lahan menjadi industri di Kecamatan Kabuh.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perubahan lahan menjadi industri di Kecamatan Kabuh memberikan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dampak pada kondisi ekonomi mencakup mata pencaharian, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan, serta infrastruktur. Sedangkan kondisi sosial meliputi perilaku sosial, pendidikan, dan kesehatan tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dan cenderung tetap stabil. Dampak sosial ekonomi ini dirasakan secara tidak merata karena manfaatnya hanya di bagian masyarakat tertentu, seperti yang bermukim di sekitar industri, pelaku ekonomi, dan pekerja industri.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Perubahan lahan, Dampak industri, Sosial ekonomi.</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Kabuh District is designated as an industrial area, based on the Jombang Regency RTRW for 2021-2041 and the Jombang Regency RPJMD for 2018-2023. This policy designation has significant implications for the community, particularly in terms of social and economic conditions. These changes have led to shifts in values, norms, institutions, demographics, livelihoods, and local incomes. Economic improvements in Kabuh Sub-district will impact the availability of infrastructure there.</em></p> <p><em>This research utilizes a qualitative descriptive approach. Data collection techniques include observation, literature review, documentation, and interviews. Data analysis employs the interactive model by Miles and Huberman, focusing on data reduction and presentation, considering the gathered data, followed by drawing conclusions and verification. This approach aims to uncover the key socio-economic impacts on the community due to the transformation of land into industrial use in Kabuh Sub-district.</em></p> <p><em>The findings indicate that the conversion of land into industrial areas in Kabuh Sub-district has socio-economic impacts on the community. Economic impacts involve livelihoods, income growth, welfare, and infrastructure. Meanwhile, social impacts include social behavior, education, and health, which have not shown significant changes and tend to remain stable. These socio- economic impacts are unevenly felt, benefiting specific segments of the population, such as those living near industries, economic actors, and industrial workers.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Land conversion, Industrial impacts, Socio-economi.</em></p>Amiratun AssyifaDr. Aida Kurniawati, S.Pd., M.Si
##submission.copyrightStatement##
2024-07-012024-07-0111PENGARUH DAYA TARIK WISATA, MOTIVASI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI OBJEK WISATA AIR TERJUN DLUNDUNG KABUPATEN MOJOKERTO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61619
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Objek wisata Air Terjun Dlundung merupakan salah satu objek wisata diminati yang ada di Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh daya tarik wisata terhadap kepuasan pengunjung 2) pengaruh motivasi terhadap kepuasan pengunjung 3) pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung 4) pengaruh daya tarik wisata, motivasi dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung di objek wisata Air Terjun Dlundung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di objek wisata Air Terjun Dlundung Kabupaten Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengunjung yang sedang dan atau pernah berkunjung di objek wisata Air Terjun Dlundung. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>Nonprobability Sampling</em> dengan metode <em>Accidental Sampling</em> dengan jumlah sampel 96 pengunjung. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan <em>SPSS 23 for Windows</em>. Hasil penelitian 1) Daya tarik wisata secara parsial memperoleh hasil t<sub>hitung</sub> > t<sub>tabel</sub> (5,890 > 1,661) dan nilai Sig. < 0,05 (0,000 < 0,05) yang artinya daya tarik wisata berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung. 2) Motivasi secara parsial memperoleh hasil t<sub>hitung</sub> < t<sub>tabel</sub> (0,467 < 1,661) dan nilai Sig. > 0,05 (0,642 > 0,05) yang artinya motivasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung. 3) Kualitas pelayanan secara parsial memperoleh hasil t<sub>hitung</sub> > t<sub>tabel</sub> (2,196 > 1,661) dan nilai Sig. < 0,05 (0,031 < 0,05) yang artinya kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung. 4) Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Sig. < 0,05 (0,000 < 0,05) dan f<sub>hitung</sub> > f<sub>tabel </sub>(34,674 > 2,70) yang artinya daya tarik wisata, motivasi, dan kualitas pelayanan secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>daya tarik wisata, motivasi, kualitas pelayanan, kepuasan pengunjung</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The Dlundung Waterfall tourist attraction is one of the popular tourist attractions in Mojokerto Regency. This research aims to determine 1) the influence of tourist attractions on visitor satisfaction 2) the influence of motivation on visitor satisfaction 3) the influence of service quality on visitor satisfaction 4) the influence of tourist attractions, motivation and service quality on visitor satisfaction at the Dlundung Waterfall tourist attraction. The type of research used is associative research with a quantitative approach. The research location was carried out at the Dlundung Waterfall tourist attraction Mojokerto Regency. The population in this study were all visitors who were or had visited the Dlundung Waterfall tourist attraction. The sampling technique uses Nonprobability Sampling with the Accidental Sampling method with a sample size of 96 visitors. Data analysis used multiple linear regression with SPSS 23 for Windows. Research results 1) Tourist attraction partially obtained t<sub>count</sub> > t<sub>table</sub> (5.890 > 1.661) and Sig. < 0.05 (0.000 < 0.05) which means that tourist attractions have a positive effect on visitor satisfaction. 2) Motivation partially obtained t<sub>count</sub> < t<sub>table</sub> (0.467 < 1.661) and Sig. > 0.05 (0.642 > 0.05) which means that motivation has no effect on visitor satisfaction. 3) Service quality partially obtained t<sub>count</sub> > t<sub>table</sub> (2.196 > 1.661) and Sig. < 0.05 (0.031 < 0.05), which means that service quality influences visitor satisfaction. 4) Based on the results of the F test, the Sig value is obtained. < 0.05 (0.000 < 0.05) and f<sub>count</sub> > f<sub>table</sub> (34.674 > 2.70) which means that tourist attraction, motivation and service quality simultaneously influence visitor satisfaction.</p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> tourist attractions, motivation, service quality, visitor satisfaction</em></p>Darojatun Kholifah AtmanegaraDr. Aida Kurniawati, S.Pd., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-032024-07-0311POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA GROWGOLAND WATER FUN SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI DESA NGUNUT KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61675
<p>Objek wisata Growgoland <em>Water Fun</em> merupakan salah satu objek wisata alam yang terkenal di Bojonegoro dengan daya tarik berupa sumber mata air Grogolan yang jernih. Objek wisata Growgoland <em>Water Fun</em> berada di Desa Ngunut, Kecamatan Dander. Berdasarkan data jumlah wisatawan objek wisata Growgoland <em>Water Fun </em>yang diperoleh dari laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa terjadi penurunan kunjungan wisatawan, khususnya pada tahun 2021 dan 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi wisata dan strategi pengembangan objek wisata Growgoland <em>Water Fun</em> sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan di objek wisata Growgoland <em>Water Fun</em>, Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Pengumpulan sampel menggunakan teknik <em>accidental sampling</em>. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu 100 responden. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner, observasi, wawancara, serta dokumentasi. Teknik analisis data potensi wisata menggunakan skala likert, sedangkan analisis strategi pengembangan objek wisata menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan potensi wisata yang dimiliki objek wisata Growgoland <em>Water Fun</em> termasuk dalam kategori besar. Berdasarkan hasil penelitian letak kuadran SWOT yang dapat digunakan untuk melakukan strategi pengembangan objek wisata Growgoland <em>Water Fun</em> berada pada kuadran I, sehingga strategi yang diterapkan adalah strategi agresif atau strategi S-O (<em>strengths-opportunity</em>). Strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan objek wisata Growgoland <em>Water Fun</em> yaitu menciptakan beragam atraksi maupun daya tarik wisata baru, memperbaiki dan membangun fasilitas sarana prasarana, serta melakukan kegiatan promosi wisata menggunakan semua media untuk menjangkau semua kalangan masyarakat.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Growgoland <em>Water Fun</em>, potensi wisata, strategi pengembangan.</p>Izzatul Milla Rifa'iDr. Sri Murtini, M. Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-0411PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA GROJOGAN SEWU TAWANGMANGU KARANGANYA
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61760
<p>Pengembangan objek wisata menjadi perhatian utama dalam mengoptimalkan potensi pariwisata suatu daerah karena dapat meningkatkan daya tarik dan kompetitivitas destinasi wisata. Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses ini dianggap krusial dalam memastikan keberlanjutan serta keberhasilan pengembangan tersebut. Tujuan penelitian adalah guna mengkaji keterlibatan masyarakat dan pengaruhnya terhadap pengembangan wisata di Grojogan Sewu Karanganyar, baik dari segi partisipasi, factor yang mempengaruhi terhadap partisipasi dan analisa dampak dari partisipasi masyarakat.</p> <p>Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi lapangan. Analisa dilakukan menggunakan <em>flow chart analysis</em> yang terdiri dari 3 aktifitas utama yaitu reduksi data, display data dan menarik kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat yaitu faktor perencanaan, faktor Implementasi dan faktor pengawasan. Penanggung jawab pengawasan dilakukan secara langsung oleh pihak swasta dan masyarakat. Alasan mengapa masyarakat berpatisipasi ada tiga yaitu karena faktor kemauan diri, faktor kemampuan dan faktor adanya kesempatan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dampak dari partisipasi yang dilakukan masyarakat adalahnya tercipta dan terjaganya lingkugan alam seperti bersihnya sumber mata air Grojogan Sewu, serta tersedianya sarana dan pra-sarana untuk berkunjung dan beraktivitas di tempat wisata.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>pariwisata, keterlibatan masyarakat, pengembangan wisata, daya tarik</p>BINTANG FAIZAL NUR YUSUFMuzayanah S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-0411Keefektifan Penggunaan Media Ajar Figuratif Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Pemetaan Mata Pelajaran Geografi
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61757
<p>Pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang memengaruhi hasil belajar peserta didik. Guru perlu kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media ajar, seperti media ajar figuratif, untuk memotivasi peserta didik. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas media ajar figuratif pada materi Pengetahuan Dasar Pemetaan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan membandingkan nilai <em>pretest </em>dan <em>posttest</em> dalam desain pre-experimental yang melibatkan <em>one group pretest-posttest</em> dan <em>one-shot case study</em>. Penelitian ini fokus pada satu kelas untuk mendetailkan peningkatan kompetensi kognitif peserta didik. Hasil menunjukkan media ajar figuratif meningkatkan pemahaman materi dan produktivitas pembelajaran secara signifikan. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 80,17 (<em>pretest</em>) menjadi 94,97 (<em>posttest</em>), menunjukkan peningkatan sebesar 14,8 poin. Sebanyak 50% lebih peserta didik mencapai keberhasilan dengan nilai di atas KKM. Penelitian ini menyimpulkan bahwa media ajar figuratif efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.</p>Christina Rahmawati SubektiDr. Wiwik Sri Utami, M.P
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-0411ANALISIS EKSISTENSI NELAYAN KUPANG (STUDI KASUS DESA BALONGDOWO KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61848
<p>Pada penelitian ini fokus penelitian mengenai faktor yang melatarbelakangi penurunan jumlah dan persepsi <br>nelayan kupang di Desa Balongdowo Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Dimana penurunan atau <br>eksistensi dan persepsi sebagai aktifitas (activity), nelayan kupang sebagai pelaku (actor) dan Desa <br>Balongdowo Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo sebagai tempat (place). Penelitian ini bertujuan untuk <br>menganalisis faktor yang melatarbelakangi menurunnya jumlah nelayan kupang di Desa Balongdowo serta <br>mengetahui persepsi nelayan kupang di Desa Balongdowo menanggapi eksistensi mereka sebagai nelayan <br>kupang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Desa <br>Balongdowo. Subyek penelitian adalah 13 orang nelayan kupang yang terdiri dari (1 juragan dan 12 <br>nelayan kupang). Penentuan narasumber menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan <br>data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi literatur tentang faktor yang melatarbelakangi <br>menurunnya jumlah nelayan kupang serta persepsi nelayan kupang mengenai eksistensi mereka sebagai <br>nelayan kupang, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif <br>Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan ada empat faktor yang melatarbelakangi menurunnya <br>jumlah nelayan kupang adalah tantangan faktor alam, sulit dalam pencarian kupang, tidak ada penerus dari <br>generasi muda dan pendapatan yang kecil. Serta persepsi nelayan kupang di Desa Balongdowo <br>menanggapi eksistensi mereka sebagai nelayan kupang adalah pola pemikiran yang maju dan pendapatan <br>yang lebih baik.</p>Avira Mayangsari Sukirno PutriDrs. Bambang Hariyanto, M.Pd.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-0411STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT PETANI DALAM MEMPERTAHANKAN PENDAPATAN SELAMA MUSIM PACEKLIK DI DESA PAMOTAN KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61885
<p>Pada akhir tahun 2023 tepatnya pada bulan juli akhir sampai oktober akhir Indonesia dilanda fenomena El Nino yang menyebabkan terjadinya musim paceklik. Musim paceklik menjadi salah satu kendala yang dialami oleh masyarakat petani Desa Pamotan. Datangnya musim paceklik membuat masyarakat petani tidak dapat melakukan aktivitas pertanian. Dengan tidak adanya aktivitas pertanian maka masyarakat petani Desa Pamotan tidak memiliki pendapatan karena pendapatan utamanya adalah disektor pertanian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi adaptasi individu, kelompok, dan jaringan masyarakat petani Desa Pamotan dalam mempertahankan pendapatan selama musim paceklik.</p> <p>Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang berlokasi di Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Sampel yang dimbil ialah sebanyak 95 responden dengan menggunakan teknik <em>Accidental random sampling.</em> Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Selanjutnya, Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan oleh masyarakat petani Desa Pamotan dalam mempertahankan pendapatan selama musim paceklik yaitu dengan melakukan pekerjaan alternatif (pengrajin tikar pandan, pedagang, dll), bantuan dari kelompok tani, arisan, dan merantau ke kota.</p> <p><strong><em>Kata Kunci: Masyarakat Petani, Pendapatan, Musim Paceklik.</em></strong></p>Mohamad Prisma Nur Wahyu PratamaDrs. Bambang Hariyanto, M.Pd.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-082024-07-0811Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 2 Kota Mojokerto Pada Materi Mitigasi Bencana dan Adaptasi Kebencanaan
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62010
<p><strong>PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN <em>PROBLEM BASED LEARNING </em>UNTUK</strong></p> <p>MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 2 KOTA MOJOKERTO PADA MATERI MITIGASI BENCANA DAN ADAPTASI KEBENCANAAN</p> <h1>Abstrak</h1> <p>Karakteristik pembelajaran geografi dibangun dengan mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, namun pembelajaran Geografi pada umumnya masih berorientasi pada guru, menghafal pengertian dan istilah geografi. Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam belajar geografi, sehingga siswa mengalami kesulitan belajar dan pada akhinya mempengaruhi hasil belajar Salah satu solusi masalah terebut adalah dengan menerapkan pembelajaran <em>problem-based learning</em>. Peneliti mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan minat siswa dan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran problem based.Penelitian ini merupakan <em>Pre-experimental design </em>dengan desain <em>one-grup pretest-protest </em>dilaksanakn dikelas XI-B3 SMA Negeri 2 Kota Mojokerto. Penelitian ini berlangsung selama tiga kali pertemuan yang pelaksanaanya sesuai dengan Modul Ajar yang telah dibuat peneliti. Data yang diperoleh dari peneliti yaitu data minat siswa diperoleh dari lembar angket minat siswa, dan hasil belajar siswa diperoleh dari hasil <em>pre-test </em>dan <em>post-test </em>peserta didik kemudian dianalisis.Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap penerapan model <em>problem based learning </em>pada materi mitgasi dan adaptasi kebencanaan sebesar 86% dengan kategori sangat tinggi. Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran <em>problem based learning </em>mampu meningkatkan hasil belajar pada materi mitigasi dan adaptasi kebencanaan pada siswa SMA negeri 2 Kota mojokerto kelas XI-B3.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Pembelajaran berbasis masalah, minat dan hasil belajar siwa, mitigasi dan adaptasi kebencanaan</p> <p> </p> <p> </p> <h1>Abstract</h1> <p>The characteristics of geography learning are built by linking the material taught with students' real- world situations and encouraging students to make connections between the knowledge they have and application in everyday life, but geography learning is generally still teacher-oriented, memorizing geographic definitions and terms. This causes students to be less motivated in studying geography, so that students experience learning difficulties and ultimately affect learning outcomes. One solution to this problem is to apply problem-based learning. Researchers conducted research aimed at describing student interests and student learning outcomes after implementing the problem based learning model.This research is a pre-experimental design with a one-group pretest-protest design carried out in class XI-B3 at SMA Negeri 2 Mojokerto City. This research took place over three meetings, the implementation of which was in accordance with the Teaching Module that the researcher had created. The data obtained from the researchers were student interest data obtained from the student interest questionnaire sheet, and student learning outcomes obtained from the results of the students' pre-test and post-test and then analyzed.Based on the results of data analysis, it can be concluded that student interest in applying the problem based learning model in disaster mitigation and adaptation material is 86% in the very high category. Student learning outcomes after using the problem based learning model were able to improve learning outcomes in disaster mitigation and adaptation material for students at SMA Negeri 2 Mojokerto City class XI-B3.</p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong>Problem based learning model, student interests and learning outcomes, disaster mitigation and adaptation</p>aprilia dwi wahyuningtiasDr. Sukma Perdana Prasetya, S.Pd., M.T
##submission.copyrightStatement##
2024-07-082024-07-0811Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Siswa Kelas X SMA Dalam Memilih Mata Pelajaran Geografi (Pada Kelompok Belajar 5) Sebagai Mata Pelajaran Peminatan Di SMA Negeri 10 Surabaya
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/61948
<p><em>This research discusses the factors that influence the decisions of class X students at SMA Negeri 10 Surabaya in choosing specialization study groups. Students have been given the freedom to determine their own study groups and specialization subjects since the implementation of the independent curriculum. Students in choosing study groups and specialization subjects are influenced by several factors, so it is necessary to analyze the factors that influence students' decisions. This research aims to analyze the factors that influence students' decisions in choosing study groups individually and simultaneously. The method used in this research is a quantitative method with a sample of 33 students from 386 populations with Proportionate Random Sampling sample calculations, data acquisition tests consisting of validity, reliability, classical assumption tests, coefficient of determination tests, regression analysis, and F significance tests. Which is assisted by using the SPSS application. The results of the research analysis show the factors that influence students' decisions in choosing a study group from the 3 X variables studied, namely learning outcomes (X1), interests (X2), motivation (X3). The calculation results using multiple linear regression Y= -1.650a-0.013X1+0.138X2+0.442X3=-1.083, which means it has a negative influence. Each variable was tested using simple regression variable (X1) Y= 0.716a+0.789X1=1.514, variable (X2)</em> <em>Y= 0.716a+0.060X2=0.776, variable (X3) Y= 0.716a+0.001X3=0.717. Each variable has a sig value of 0.716 for the learning outcome variable (X1), for the interest variable (X2) 0.060, for the motivation variable (X3) 0.000. The results of the analysis show that the motivation variable (X3) has the greatest influence on students' decision making, indicated by a sig value <0.05. These findings can be used as a basis for improving things that refer to students' interests in determining their choices.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Motivation, Independent Curriculum, Influenc</em><em>e. </em><em> </em></p>lutfiana wulandariDr. Sukma Perdana Prasetya, S.Pd., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-082024-07-0811ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACK SITE) DAN TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) DI RUAS JALAN NASIONAL KABUPATEN SIDOARJO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62218
<p>Kenaikan jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan transportasi. Hal ini berdampak pada bertambahnya jumlah angka kecelakaan tiap tahun khususnya di Kabupaten Sidoarjo. Menurut Lakalantas Polresta Sidoarjo, tingkat kecelakaan di Kabupaten Sidoarjo menempati peringkat teratas dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Jawa Timur. Dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi lokasi rawan kecelakaan (<em>Black site</em>), (2) mengidentifikasi titik rawan kecelakaan (<em>Black spot</em>) di daerah tersebut, dan (3) memahami karakteristik daerah rawan kecelakaan di jalan nasional Kabupaten Sidoarjo.</p> <p>Penelitian dilakukan di jalan nasional Kabupaten Sidoarjo. Data primer mencakup geometri jalan, median jalan, kondisi rambu lalu lintas, dan lebar jalan di lokasi <em>Black site</em> dan <em>Black spot</em>. Data sekunder mencakup data jalan seperti <em>V/C Ratio</em>, kecepatan, kepadatan, <em>travel time ratio</em>, kapasitas jalan, dan data kecelakaan pada ruas jalan tahun 2020-2022. Metode analisis yang digunakan adalah analisis <em>Z-Score </em>untuk mengidentifikasi lokasi rawan kecelakaan (<em>Black site</em>) dan analisis <em>Cusum</em> untuk menemukan titik rawan kecelakaan (<em>Black spot</em>).</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ruas jalan yang diidentifikasi sebagai <em>Blacksite</em> lalu lintas adalah Jalan Taman-Krian (Bypass Taman-Krian), Jalan Mlirip-Krian, Jalan Bts. Kabupaten Sidoarjo-Waru, Jalan Bts. Gempol-Kabupaten Sidoarjo, Jalan RM Mangundiprojo dan Jalan Taman-Waru, 2) Pada hasil analisis <em>Cusum</em>, lokasi titik rawan kecelakaan (<em>blackspot</em>), yaitu pada Simpang 3 TL Kletek, <em>U- Turn</em> Depan Pabrik PT Trias Sentosa, Simpang 4 Balongbendo, depan SPBU Wonokupang, depan SPBU Singkalan, SPBU PSJ, Simpang 4 Gedangan, U-Turn Aloha, Bundaran Tanggulangin, Depan Pasar Ngaban, Simpang 3 Sugihwaras, Depan Makam Kecamatan Taman, Depan Pom Bensin Geluran, Simpang 3 Geluran, <em>U-Turn</em> Depan Bulog/Kantor Kecamatan Buduran, Simpang 3 TL Avian/Comfeed, Simpang 3 TL Maspion II</p>Sabrina Azharia SabitahDr. Muzayanah, S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-112024-07-1111ANALISIS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN KENJERAN KOTA SURABAYA
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62440
<p>Kota Surabaya merupakan kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Kondisi lalu lintasnya mengalami mobilitas yang tinggi dengan berbagai aktifitas seperti halnya di kota besar yang lain, yaitu Kemacetan. Khususnya di Ruas Jalan Kenjeran yang merupakan jalur vital yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura dengan akses jalan Jembatan Suramadu. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kondisi lalu lintas di Ruas Jalan Kenjeran, 2) menganalisis kemacetan dengan pendekatan geografi.</p> <p>Jenis penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di sepanjang Ruas Jalan Kenjeran. Metode accidental sampling digunakan untuk memilih responden. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data kemacetan di lapangan menggunakan survei total counting, pengumpulan data asal-tujuan menggunakan survei origin destination dan pengumpulan data kebisingan menggunakan survei langsung menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-48 / MENLH / 11/1996.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukkan, 1) Ruas Jalan Kenjeran memiliki kapasitas jalan 2.494 smp/jam, sedangkan pada hari senin mewakili hari sibuk memiliki smp tertinggi sebesar 6.241 smp/jam. Penyebab kemacetan disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor diantaranya, volume kendaraan tinggi, penyempitan jalan, kondisi jalan rusak, persimpangan padat, parkir sembarangan, dan aktifitas pedagang kaki lima berjualan di bahu jalan. 2) pergerakan pengguna jalan di Ruas Jalan Kenjeran mayoritas dari Surabaya ke Madura atau sebaliknya dari Madura ke Surabaya, serta beberapa dari kecamatan terdekat seperti Semampir. Banyaknya kendaraan besar seperti bus pariwisata dan truk karena selain dekat dengan jembatan Suramadu, juga dekat dengan tol Perak. Akibat dari kemacetan juga menyebabkan polusi suara atau kebisingan di sepanjang Ruas Jalan Kenjeran dan sekitarnya, dengan kebisingan sebesar 78 dB, melebihi ambang batas yang diperbolehkan untuk area pemukiman, perkantoran, sekolah, dan area perdagangan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Lalu Lintas, Kemacetan, Analisis Geografi, Kebisingan</p>Laila RahmaniaDr. Muzayanah, S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-112024-07-1111ANALISIS KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN MODA TRANSPORTASI UMUM BUS TRANS JATIM KORIDOR 2 (SURABAYA-MOJOKERTO)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62245
<p>Bus Trans Jatim Koridor 2 merupakan implementasikan sebagai respons terhadap permintaan akan sarana moda transportasi darat yang memungkinkan seseorang atau kelompok untuk melakukan perjalanan dari berbagai lokasi untuk melakukan kegiatan dengan rute dari Terminal Kertajaya, Mojokerto menuju Halte Medaeng. tujuan penelitian dari penelitian yaitu menganalisis faktor penarik untuk memilih Bus Trans Jatim koridor 2 sebagai moda transportasi dan menganalisis tingkat kepuasan penumpang terhadap pelayanan Bus Trans Jatim koridor 2.</p> <p>Jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penarikan sampel menggunakan Acciental Sampling sebanyak 100 orang penumpang. Data primer dalam penelitian tentang analisis kepuasan penumpang terhadap pelayanan Bus Trans Jatim koridor 2 dengan teknik pengumpulan data secara kuesioner dan teknik wawancara kepada 100 penumpang. Data sekunder didapatkan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian faktor yang menyebabkan para penumpang lebih memilih menggunakan Bus Trans Jatim koridor 2 dikarenakan berbagai hal seperti biaya yang terjangkau, lama tunggu dan lama perjalanan Bus Trans Jatim koridor 2 lebih cepat. Hasil perhitungan rata-rata skor kesebelas indikator yang didapat nilai sebesar 371 yang masuk dalam kategori kelas pertama (Sangat baik). Pada hasil penelitian yang telah dilakukkan menunjukkan bahwa semua variabel menunjukkan diskonfirmasi positif sehingga para pelanggan atau penumpang merasa senang dengan pelayanan yang telah diberikan oleh pihak penyelanggara Bus Trans Jatim koridor 2. Hasil dalam penelitian yang didapatkan ini relevan dengan Oliver (1980) bahwa Kepuasan dihasilkan dari pelanggan dengan standar kinerja yang telah ditentukan. Diskonfirmasi positif terjadi ketika kinerja dianggap lebih baik dari ekspektasi yang telah ditentukan sehingga para pelanggan merasa senang.</p>Bagas Luhur PanggalihDr. Muzayanah, S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-112024-07-1111KAJIAN FAKTOR LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KAMPUNG KUE, KECAMATAN KALI RUNGKUT, KOTA SURABAYA
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62568
<p>Abstrak</p> <p>Kampung Kue merupakan salah satu kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berlokasi di Rungkut Lor Gang II RT.04/RW.05, Kecamatan Kali Rungkut, Kota Surabaya. Pasca pandemi Covid-19 mengakibatkan menurunnya intensitas konsumen di UMKM Kampung Kue yang terjadi hingga saat ini. Lokasi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor lokasi yang mendorong keputusan konsumen untuk belanja di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kampung Kue serta faktor lokasi yang paling mendorong keputusan konsumen untuk melakukan pembelian di UMKM Kampung Kue Surabaya.</p> <p>Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel lokasi dan varibel keputusan konsumen. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>Accidental Sampling</em>. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif menggunakan persentase.</p> <p>Hasil penelitian mengenai variabel lokasi berada pada kategori “Tinggi” dengan persentase rata-rata yaitu 66%. Visibilitas merupakan faktor lokasi yang paling dominan dalam mendorong keputusan konsumen dengan persentase 76% kategori “Tinggi”. Variabel Lokasi dengan kategori “Tinggi” memberikan kemudahan akses terhadap konsumen untuk berkunjung dan membeli produk UMKM Kampung Kue. Visibilitas yang tinggi akan memudahkan konsumen untuk mengenali dan menemukan lokasi Kampung Kue untuk melakukan suatu pembelian.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Lokasi, Keputusan Konsumen, Kampung Kue</p> <p> </p> <p>Abstract</p> <p><em>Kampung Kue is a group of Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) located in Rungkut Lor Gang II RT.04/RW.05, Kali Rungkut District, Surabaya City. After the Covid-19 pandemic, consumer intensity at Kampung Kue MSMEs has decreased, which has occurred to this day. Location is one of the factors that determines the success of a business. This research aims to analyze the location factors that drive consumer decisions to shop at Kampung Kue Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) as well as the location factors that most drive consumer decisions to make purchases at UMKM Kampung Kue Surabaya.</em></p> <p><em>This research is included in quantitative descriptive research using survei methods. There are two variables in this research, namely location variables and consumer decision variables. Sampling used the Accidental Sampling technique. The data analysis technique uses quantitative descriptive analysis using percentages.</em></p> <p><em>The research results regarding location variables are in the "High" category with an average percentage of 66%. Visibility is the most dominant location factor in driving consumer decisions with a percentage of 76% in the "High" category. The Location variable in the "High" category provides easy access for consumers to visit and purchase UMKM Kampung Kue products. High visibility will make it easier for consumers to recognize and find the Kampung Kue location to make a purchase.</em></p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>Location, Consumer Decisions, Cake Village</em></p>Nur Fahmi MasyitaDr. Rindawati, M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-152024-07-1511ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI AREA PEMUKIMAN PENDUDUK SEKITAR TPS RANDUPUTIH
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62520
<p>Perilaku masyarakat yang masih terbiasa tidak memilah sampah dan membuang sampahnya secara sembarangan seperti di pekarangan rumah, lahan kosong, ataupun area pinggiran sungai membuat sampah menumpuk dan berserakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat dengan pengelolaan sampah rumah tangga, dan untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat dengan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Metode sampling dengan purposive dan snowball sampling. Jumlah responden sebanyak 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan 1) hubungan persepsi masyarakat dengan pengelolaan sampah rumah tangga yakni faktor internal dan eksternal responden tidak seluruhnya berhubungan dengan persepsi, yang memiliki hubungan adalah faktor usia, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan peran pemerintah/ tokoh masyarakat. Sebaran persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga mayoritas negatif sebesar 52%. 2) Persepsi dengan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga memiliki hubungan yang kuat</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>persepsi, pengelolaan sampah, partisipasi</p>Ila Dwi MardiyaniDian Ayu Larasati, S.Pd., M.Sc.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-152024-07-1511PENGARUH LOKASI PASAR WISATA PASCA RELOKASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG DI KABUPATEN BOJONEGORO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62503
<p>Pasar Wisata merupakan sebuah pasar berkonsep modern yang digunakan sebagai tempat relokasi pedagang pasar Kota. Relokasi diperuntukkan bagi pedagang yang tidak memiliki los dan kios. Dibangunnya Pasar Wisata guna memenuhi tuntutan perekonomian serta menghadapi persaingan pasar modern. Setelah relokasi, terdapat permasalahan yang dihadapi oleh pedagang yaitu menurunnya pendapatan. Menurut pedagang, hal tersebut disebabkan oleh lokasi pasar yang kurang strategis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik Pasar wisata serta pengaruh lokasi Pasar Wisata pasca relokasi terhadap kondisi sosial dan ekonomi pedagang di Kabupaten Bojonegoro.</p> <p>Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian berada di Pasar Wisata Bojonegoro Jalan Kopral Kasan, Karang Pacar, Banjarejo. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang lama Pasar Wisata yang telah direlokasi dengan jumlah responden sebanyak 86 pedagang dari berbagai jenis dagangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa penyebaran kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data regresi linear sederhana disertasi uji asumsi klasik dan uji hipotesis.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian melalui uji hipotesis pada variabel lokasi terhadap variabel sosial dan variabel ekonomi dinyatakan terdapat pengaruh. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan bahwa lokasi Pasar Wisata berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang. Artinya, lokasi pasar Wisata pasca relokasi berpengaruh terhadap peningkatan kondisi sosial pedagang berupa keamanan dan kenyamanan serta berpengaruh terhadap penurunan paguyuban pedagang. Selain itu, Lokasi pasar Wisata pasca relokasi juga berpengaruh terhadap penurunan kondisi ekonomi pedagang di Pasar Wisata Bojonegoro.</p>Nasrul LutfiyahDr. Rindawati, M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-152024-07-1511Kajian Daya Tarik Dusun Terhadap Migran (Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62667
<p><em>In Tlocor Hamlet, Kedungpandan Village, Jabon District, Sidoarjo Regency, in 2022, there were 802 permanent migrants and 325 circular migrants recorded. The reasons for migrants moving to Tlocor Hamlet include economic factors, low income in their place of origin, relatively low education, and the fact that job types in Tlocor Hamlet do not discriminate based on age. This study aims to 1) Analyze the push factors causing migrants to migrate to Tlocor Hamlet, 2) Analyze the pull factors causing migrants to migrate to Tlocor Hamlet.</em></p> <p><em>This research uses a quantitative descriptive approach. The study was conducted in Tlocor Hamlet, Kedungpandan Village, Jabon District, Sidoarjo Regency. This research uses systematic sampling method to select respondents. The collected data was then analyzed using descriptive analysis. The data analysis technique uses Excel to find the average value, which is then analyzed using quantitative descriptive analysis in the form of percentages. Data collection methods used were interviews and documentation.</em></p> <p><em>Research results show that 1) The driving factors causing migrants to migrate to Tlocor Village are economic factors, age factors, and low education factors. 2) The pull factors for migrants to migrate to Tlocor Village are high income, types of work that do not consider age, characteristics of Tlocor Village, and the amount of remittances sent to families in their place of origin. From the research results, it can be seen that 65 people, with a percentage of 65%, had low income with an average wage of Rp 1,282,500/month. After migrating, 50 people, with a percentage of 50% of migrants, had high income, with an average wage of Rp 4,126,500/month. The average amount of remittances sent was Rp 2,671,250/month.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Characteristics of Tlocor Hamlet, Push factors, Pull factors, Migration</em></p>Devi Novita AnggrainiDra. Ita Mardiani Zain, M.Kes.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-162024-07-1611Kearifan Lokal Masyarakat Desa Kalipait Kecamatan Tegaldlimo Dalam Mendukung Pelestarian Lingkungan Hidup di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62680
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo adalah desa penyangga Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki peran penting dalam ikut menjaga kelestarian lingkungan taman nasional. Wilayah di sekitar Alas Purwo dihuni oleh masyarakat tradisional, masyarakat memiliki kearifan lokal yang dapat menjaga kawasan dari perbuatan merusak alam, beberapa kearifan lokal tersebut masih terjaga hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kearifan lokal yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan Taman Nasional Alas Purwo serta dampaknya terhadap kelestarian lingkungan.</p> <p>Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan survey literatur, hal ini bertujuan agar hasil penelitian ini dapat digambarkan secara jelas dan menyeluruh sehingga masalah dapat terpecahkan. Subjek penelitian merupakan masyarakat Desa Kalipait, objek penelitian merupakan kearifan lokal dan partisipasi masyarakat desa. Pada penelitian ini teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian, terdapat kearifan lokal masyarakat Desa Kalipait yang berdampak positif terhadap terjaganya kelestarian lingkungan di Taman Nasional Alas Purwo. Kearifan lokal tersebut dapat berupa pantangan, kepercayaan, mitos, ritual upacara adat atau keagamaan, serta aturan masyarakat dalam pengambilan sumberdaya. Dari adanya hal tersebut, memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kelestarian lingkungan Taman Nasional Alas Purwo.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Kearifan Lokal, Partisipasi Masyarakat, Taman Nasional Alas Purwo</p> <p> </p> <p> </p> <h1><strong><em>Abstract</em></strong></h1> <p><em>Kalipait Village, Tegaldlimo District is a buffer village for Alas Purwo National Park which has an important role in preserving the national park environment. The area around Alas Purwo is inhabited by traditional communities, the community has local wisdom that can protect the area from damaging nature, some of this local wisdom is still maintained today. This research aims to determine the local wisdom used by the community in managing Alas Purwo National Park and its impact on environmental sustainability.</em></p> <p><em>This research uses descriptive qualitative methods with data collection techniques through interviews, observations and literature surveys. This aims to ensure that the results of this research can be described clearly and comprehensively so that problems can be solved. The research subjects are the people of Kalipait Village, the research objects are local wisdom and village community participation. In this research, data analysis techniques were mostly carried out simultaneously with data collection.</em></p> <p><em>Based on the research results, there is local wisdom from the people of Kalipait Village which has a positive impact on maintaining environmental sustainability in Alas Purwo National Park. Local wisdom can be in the form of taboos, beliefs, myths, traditional or religious ceremony rituals, as well as community rules for extracting resources. This has had a significant impact on the environmental sustainability of Alas Purwo National Park.</em></p> <p><strong><em>Keyword </em></strong><em>: Local Wisdom, Community Participation, </em><em>Alas Purwo National Park</em><em>.</em></p>Irfanny Mutiara TsalisDian Ayu Larasati, S.Pd., M.Sc.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-172024-07-1711Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Desa Mojotamping Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62711
<p>ndapatan petani. Desa Mojotamping, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, merupakan salah satu contoh desa yang mengalami alih fungsi lahan secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani di desa tersebut.</p> <p>Penelitian ini menganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani di Desa Mojotamping, Mojokerto. Metode kuantitatif deskriptif digunakan dengan survei terhadap 30 petani yang lahannya terdampak. Hasil menunjukkan alih fungsi lahan berdampak negatif signifikan, menyebabkan penurunan pendapatan drastis. Faktor penyebabnya meliputi penyusutan luas lahan, hilangnya sumber penghasilan pertanian, dan perpindahan mata pencaharian. Kesimpulannya, alih fungsi lahan berakibat buruk bagi pendapatan petani dan perlu diupayakan solusi seperti pembangunan infrastruktur pertanian, pengembangan agrowisata, dan pelatihan keterampilan bagi petani.</p> <p>Hasil dari penelitian ini adalah Alih fungsi lahan di Desa Mojotamping berakibat fatal bagi pendapatan petani. Pendapatan mereka anjlok drastis pasca alih fungsi lahan penyebabnya adalah penyusutan lahan pertanian, hilangnya sumber penghasilan dari sektor pertanian, dan perpindahan mata pencaharian. Lebih dari 70% petani mengalami penurunan pendapatan lebih dari 50%. Dampak ini diperparah dengan hilangnya lapangan pekerjaan di sektor pertanian dan bertambahnya jumlah pengangguran di desa mojotamping.<br><br> <strong>Kata kunci:</strong> Alih fungsi lahan, pendapatan petani, desa mojotamping</p>Dimas Novando Eka WahonoDr. Nugroho Hari Purnomo S.P., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-172024-07-1711KAJIAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DESA SUKODADI KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62696
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Program keluarga harapan (PKH) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Namun terdapat kesenjangan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penerima program keluarga harapan sebesar 22,70%. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengkaji karakteristik penerima program keluarga harapan dan 2) mengkaji implementasi program keluarga harapan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dengan menggunakan skala rasio dan nominal pada rumusan masalah pertama sedangkan rumusan masalah kedua menggunakan skala <em>guttman</em>. Jumlah responden dalam penelitian ini sejumlah 173 orang. Data diolah menggunakan teknik analisis deskriptif persentase . Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa 1) karakteristik penerima program keluarga harapan terdistribusi tidak merata dan kurang tepat sasaran. 84,39% berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia 36-45 tahun. 42,20% telah menyelesaikan jenjang pendidikan pada tingkatan sekolah menengah atas. 49,71% bekerja sebagai Ibu rumah tangga dengan Rata-rata pendapatan <Rp. 1.000.000 dan pengeluaran >Rp. 400.000. 55,49% berstatus sebagai penerima tunggal dan 76,30% sebagai penerima tetap. Penyaluran dana bantuan program keluarga harapan 58,96% sudah sesuai dengan indeks. Menurut teori sajogyo dalam klasifikasi tingkat kemiskinan masyarakat, bahwasanya hanya 6,94% penerima program keluarga harapan yang terklasifikasi kedalam teori tersebut. Menurut klasifikasi keluarga Sejahtera BKKBN 67,63% penerima program keluarga harapan berada pada tahapan keluarga Sejahtera III atau KS III. 2) Penerima program keluarga harapan sudah terpenuhi hak nya sebesar 98,65%, telah melaksanakan 100% kewajibannya serta terpenuhi kebutuhanya baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan sosial sebesar 96,85%.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Program Keluarga Harapan (PKH), Kemiskinan, Desa Sukodadi</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The Program keluarga harapan (PKH) is one of the government's efforts to alleviate poverty. However, there is a gap marked by the increase in the number of recipients of the Program keluarga harapan by 22.70%. This research aims to 1) examine the characteristics of recipients of the Program keluarga harapan and 2) examine the implementation of the Program keluarga harapan. This research uses quantitative descriptive research methods. The data collection technique used was a questionnaire using a ratio and nominal scale in the first problem formulation, while the second problem formulation used the Guttman scale. The number of respondents in this study was 173 people. Data were processed using descriptive percentage analysis techniques. Based on the research that has been carried out, the results obtained are that 1) the characteristics of the recipients of the Program keluarga harapan are distributed unevenly and are not well targeted. 84.39% are female with an age range of 36-45 years. 42.20% have completed education at senior high school level. 49.71% work as housewives with average income <Rp. 1,000,000 and expenses >Rp. 400,000. 55.49% have status as sole recipients and 76.30% as permanent recipients. The distribution of aid funds for the Program keluarga harapan was 58.96% in line with the index. According to the Sajogyo theory in classifying community poverty levels, only 6.94% of recipients of the Program keluarga harapan are classified into this theory. According to the BKKBN Prosperous Family classification, 67.63% of recipients of the Program keluarga harapan are at the Prosperous Family III or KS III stage. 2) Recipients of the Program keluarga harapan have had their rights fulfilled by 98.65%, have carried out 100% of their obligations and their needs have been met in the fields of health, education and social welfare by 96.85%.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Program keluarga harapan (PKH), Poverty, Sukodadi Village</em></p>Devi FitrianaRinda wati
##submission.copyrightStatement##
2024-07-172024-07-1711ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN RUAS JALAN MANUKAN KULON – BIBIS SURABAYA
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62699
<p>Surabaya salah satu kota besar di Indonesia, mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan. Hal ini berdampak pada sektor transportasi dan industri yang semakin padat. Jumlah kendaraan di kota ini meningkat pesat dari tahun ke tahun, terutama di wilayah Surabaya Barat pada jam-jam sibuk.Penelitian ini fokus pada tingkat kebisingan yang dihasilkan kendaraan bermotor, hubungan antara kemacetan dan kebisingan, serta pemetaan persebaran kebisingan di ruas jalan Manukan Kulon - Bibis Surabaya.</p> <p>Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan fokus pada tiga lokasi strategis yang mencakup kawasan pendidikan, kesehatan, dan komersial. Lokasi penelitian terpusat di sepanjang koridor Jalan Manukan Kulon – Bibis di Surabaya. Untuk mengumpulkan data, digunakan beberapa cara, Survei penghitungan lalu lintas untuk menilai tingkat kemacetan, Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan Sound Level Meter, sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi lalu lintas dan lingkungan di area yang diteliti.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas Jalan Manukan Kulon adalah 2.170 smp/jam, sementara pada hari Senin (hari sibuk) mencapai 6.439 smp/jam. Tingkat kebisingan tertinggi tercatat pada hari Senin (76,23 dB(A)) dan terendah pada hari Sabtu (75,66 dB(A)). Area perdagangan di Jalan Bibis mencatatkan kebisingan tertinggi sebesar 78,79 dB(A) pada hari Senin, sedangkan level terendah terukur di kawasan Rumah Sakit di Jalan Manukan Wetan sebesar 64,29 dB(A) pada hari Sabtu. Ruas jalan ini menjadi penghubung antara Gresik dan Surabaya, dengan banyak kendaraan besar karena dekat dengan area pergudangan Margomulyo dan tol Tandes. Kemacetan yang terjadi menyebabkan polusi suara yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan untuk area pemukiman, perkantoran, sekolah, dan perdagangan,mencapai78,79dB(A).</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Lalu Lintas, Kemacetan, Tingkat Kebisingan</p>Nadiah SalsabilaDr. Muzayanah, S.T., M.T.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-172024-07-1711Faktor-Faktor yang Menentukan Pemilihan Karir sebagai Guru pada Mahasiswa Pendidikan Geografi
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62760
<p>Salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar karena berhadapan langsung dengan peserta didik. Mahasiswa pendidikan geografi setelah lulus akan dihadapkan dengan pilihan karir sebagai guru atau pekerjaan lainnya yang sesuai dengan minat dan keinginannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan pemilihan karir guru pada mahasiswa pendidikan geografi.</p> <p>Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh yakni mahasiswa angkatan 2020 dan <em>Fresh Graduate</em> Prodi S1 Pendidikan Geografi Universitas Negeri Surabaya. Teknik pengumpulan data menggunakan angket berupa <em>Google Form</em>. Teknik analisis data menggunakan persentase serta menggunakan skala likert.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukkan minat terhadap profesi guru tergolong ke dalam kategori sedang dengan persentase 78%. Faktor yang memperoleh hasil persentase terbesar adalah faktor persepsi yakni 28.17% dari mahasiswa aktif dan 29.17% dari <em>Fresh Graduate</em>. Faktor yang memperoleh persentase paling rendah adalah faktor bakat yakni sebesar 8.07% dari mahasiswa dan 8.28% dari <em>Fresh Graduate</em>. Meskipun persepsi atau pandangan terhadap kesejahteraan guru terbilang kurang, akan tetapi faktor persepsi memperoleh persentase terbanyak karena mahasiswa senang dengan profesi guru yang dimana profesi sebagai guru merupakan profesi atau pekerjaan yang mulia.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Pendidikan, Karir, Guru, Mahasiswa</p>Rizka Amelia PutriBambang Sigit Widodo
##submission.copyrightStatement##
2024-07-182024-07-1811Analisis Perilaku Warga Perumahan Terhadap Pengelolaan Bank Sampah Di Perum Argopuro Kelurahan Wates Kota Mojokerto
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62762
<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Salah satu program pengelolaan sampah yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup adalah program bank sampah. Pelaksanaan program bank sampah erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan dan perilaku atau tindakan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku penghuni perumahan dalam mengelola bank sampah di Perum Argopura 2) hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku penghuni perumahan dalam pengelolaan bank sampah di Perum Argopura 3) bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan terhadap perilaku penghuni perumahan dalam mengelola bank sampah di Perum Argopura. </span></span><br><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei analitik dengan pendekatan desain cross-sectional. Lokasi penelitian dilakukan di Perum Argopura Kelurahan Wates Kota Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk berdasarkan Kartu Keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel 71. Analisis data menggunakan uji validitas, reliabilitas dan regresi logistik multinomial. </span></span><br><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Hasil penelitian 1) tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku penghuni perumahan dalam mengelola bank sampah di perumahan umum Argopura 2) terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku penghuni perumahan dalam mengelola bank sampah di perumahan umum Argopura 3) tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan terhadap perilaku penghuni perumahan dalam mengelola bank sampah di perumahan umum Argopura. Karena semakin tinggi tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan seseorang maka memberikan motivasi atau dorongan yang lebih kuat untuk melakukan tindakan yang lebih baik. </span></span><br><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata kunci: pengelolaan sampah, bank sampah, perilaku, pengetahuan, tingkat pendidikan</span></span></p>magali alma ainiDr. Muzayanah S.T., M.T
##submission.copyrightStatement##
2024-07-182024-07-1811PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA PABEAN KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62618
<p>ABSTRAK </p> <p>Kondisi sosial dan ekonomi merujuk pada posisi seseorang atau kelompok pada struktur sosial berdasarkan faktor ekonomi, seperti pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. Dengan tingginya tingkat pendidikan anak di Desa Pabean penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Pabean. Mengetahui kondisi ekonomi orang tua di Desa Pabean dapat diukur dengan beberapa indikator salah satunya adalah penghasilan orang tua. Sesuai dengan data primer peneliti penghasilan sesuai dengan UMK ( Upah Minimum Kabupaten ) Sidoarjo yakni sebesar Rp 4.638.000. Penghasilan tersebut termasuk kedalam kelash menengah.</p> <p>Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif metode survei dengan jumlah populasi sebanyak 4.611 dan 70 sampel penelitian. Pengambilan sampel menggunakan metode pengisian kuesioner atau angket yang sudah melewati uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini juga menggunakan analisis regresi berganda, verifikasi data dengan penggunaan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial orang tua terhadap tingkat pendidikan anak, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Koefisien regresi positif sebesar 0,400 dan nilai t hitung sebesar 4,320 juga menegaskan bahwa hipotesis H0 diterima. 2. Tidak terdapat pengaruh antara kondisi ekonomi orang tua terhadap tingkat pendidikan anak, dengan nilai signifikansi sebesar 0,766, koefisien regresi negatif sebesar 0,038, dan nilai t hitung sebesar -0,298. Signifikansi nilai 0,766 > 0,05 menunjukkan H1 ditolak. Penelitian ini menggaris bawahi peran penting faktor sosial orang tua pada membentuk hasil pendidikan anak.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Kondisi sosial orang tua, Kondisi ekonomi orang tua, Tingkat Pendidikan anak</p> <p>ABSTRACT</p> <p><em>Social and economic conditions refer to the position of a person or group in the social structure based on economic factors, such as income, employment, and education. With the high level of education of children in Pabean Village this research aims to analyze the influence of parents' socio-economic conditions on children's education level in Pabean Village. Knowing the economic condition of parents in Pabean Village can be measured using several indicators, one of which is parents' income. In accordance with the researcher's primary data, the income according to the Sidoarjo UMK (Regency Minimum Wage) is IDR 4,638,000. This income is included in the middle class.</em></p> <p><em>This research applies a quantitative survey method approach with a population of 4,611 and 70 research samples. Sampling uses a questionnaire method that has passed validity and reliability tests. This research also uses multiple regression analysis, data verification using the classic assumption test. </em></p> <p><em>The research results show that, 1. There is a significant influence between parents' social conditions on children's education level, with a significance value of 0.000. The positive regression coefficient of 0.400 and the calculated t value of 4.320 also confirm that the hypothesis H0 is accepted. 2. There is no influence between parents' economic conditions on children's education level, with a significance value of 0.766, a negative regression coefficient of 0.038, and a calculated t value of -0.298. The significance value of 0.766 > 0.05 indicates that H1 is rejected. This research highlights the important role of parental social factors in shaping children's educational outcomes.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Social conditions of parents, economic conditions of parents, level of education of children</em></p>Melati Dian KinasihDr. Rindawati, M.Si
##submission.copyrightStatement##
2024-07-192024-07-1911KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT AKIBAT TAMBANG GALIAN TANAH GOLONGAN C DI DUSUN GROBOGAN DAN KARANGJATI DESA KARANGPAKIS, KECAMATAN KABUH, KABUPATEN JOMBANG
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62461
<p>Pertambangan bahan galian C di wilayah Kabuh khususnya di Dusun Grobogan dan Karangjati Desa Karangpakis dikelola oleh salah satu badan usaha yang bernama CV. Jalak. Adanya industri pertambangan tentunya memiliki dampak bagi masyarakat yang tinggal sekitar area penambangan baik dampak positif maupun dampak negatif. Tujuan penelitian untuk menganalisis 1) dampak penambangan galian C terhadap kondisi ekonomi masyarakat 2) dampak penambangan galian C terhadap kondisi sosial masyarakat</p> <p>Jenis penelitian ini menggunakan survey, dengan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Dusun Grobogan dan Karangjati Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Jumlah populasi sebesar 132 KK masyarakat yang bermukim di Dusun Grobogan dan Karangjati. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, jumlah sampel 100 KK terdiri dari 55 KK dari masyarakat Dusun Grobogan dan 45 KK dari masyarakat Dusun Karangjati. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif persentase.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa. 1) Kondisi ekonomi masyarakat Dusun Grobogan dan Karangjati sebelum dan sesudah adanya tambang galian C dapat dilihat dari pekerjaan yang sebelumnya sebagai petani, buruh, dan pedagang dengan penghasilan secukupnya, serta tarap hidup yang sederhana. Setelah beralih sebagai buruh tambang galian C dan bekerja di CV. Jalak meningkatkan pendapatan serta terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tepenuhinya kebutuhan pendidikan, fasilitas kendaraan, kebutuhan kesehatan serta tempat tinggal yang layak. 2) Kondisi sosial masyarakat Dusun Grobogan dan Karangjati sejak adanya pertambangan muncul konflik sosial karena perbedaan persepsi, konflik lahan karena perbedaan harga sewa, masalah kesehatan akibat debu dari galian, perubahan hari rutinan pengajian, perpindahan status kedudukan karena naik pangkat pada posisi tertinggi di CV Jalak, serta taraf hidup yang berubah sebab adanya persaingan dalam dunia wirausaha</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> kondisi sosial, kondisi ekonomi, galian C,</p>ARGO NUR TOPIKDr. Sri Murtini, M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-192024-07-1911Konservasi dan Pengembangan Ekowisata Alas Karetan di Desa Tempurejo Kecamatan Wates Kediri
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62913
<p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Ekowisata adalah kegiatan wisata alam yang bertanggung jawab, memperhatikan pendidikan, konservasi sumber daya alam, dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal (PERMENDAGRI No 33 Tahun 2009). Ekowisata mengajak masyarakat dan wisatawan untuk menjaga kelestarian alam, melibatkan masyarakat, dan memperhatikan aspek ekonomi (Fandeli, 2002). Salah satu contohnya adalah Wisata Alam Alaska di Desa Tempurejo, Kediri, yang memanfaatkan hutan karet dan sungai alami. Namun, pengembangan wisata alam ALASKA belum mencapai target sebagai ekowisata berkelanjutan karena masih rendahnya upaya konservasi dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya konservasi, pelibatan masyarakat, dan kegiatan ekonomi terkait pengembangan ekowisata Alas Karetan.</p> <p>Penelitian ini dilakukan di objek wisata alam ALASKA di Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, untuk mengetahui prinsip ekowisata pada pengembangan ekowisata Alas Karetan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode survei, melibatkan warga Desa Tempurejo usia produktif, pengelola wisata alam ALASKA dari BUMDES Tempurejo, dan wisatawan. Ukuran sampel ditentukan dengan rumus Slovin pada tingkat kesalahan 10%, menghasilkan 100 sampel dari penduduk, 100 sampel dari wisatawan, dan 20 pengelola wisata.</p> <p>Penelitian menunjukkan bahwa upaya pelestarian lingkungan di ekowisata Alas Karetan berada dalam kategori baik, termasuk pelestarian flora endemik seperti karet bolu, pengurangan sampah plastik, perlindungan habitat monyet, dan perbaikan kerusakan lingkungan. Upaya pelibatan masyarakat dalam pengembangan kawasan ekowisata Alas Karetan juga sering dilakukan, seperti kerja bakti, promosi ekowisata, diskusi penentuan konsep ekowisata, sumbangan ide, dan pembagian tugas dalam pengelolaan ekowisata. Selain itu, kegiatan perekonomian masyarakat sekitar ekowisata Alas Karetan termasuk bekerja sebagai karyawan, produksi oleh-oleh khas, berdagang di kawasan pertokoan, dan menjadi pedagang kaki lima, yang berkontribusi pada perekonomian lokal.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Konservasi, Pelibatan Masyarakat, Kegiatan Perekonomian</p> <p> </p> <p><em>Abstract </em></p> <p><em>Ecotourism is a responsible nature-based tourism activity that emphasizes education, the conservation of natural resources, and the improvement of local community income (PERMENDAGRI No 33 of 2009). Ecotourism encourages both the community and tourists to preserve nature, involves the local community, and considers economic aspects (Fandeli, 2002). One example is Alaska Nature Tourism in Tempurejo Village, Kediri, which utilizes rubber forests and natural rivers. However, the development of Alaska nature tourism has not yet achieved the target of sustainable ecotourism due to low conservation efforts and community participation. This study aims to understand the conservation efforts, community involvement, and economic activities related to the development of Alas Karetan ecotourism.</em></p> <p><em>The research was conducted at the Alaska nature tourism site in Tempurejo Village, Wates District, Kediri Regency, East Java, to understand the principles of ecotourism in the development of Alas Karetan ecotourism. The study uses a descriptive approach with a survey method, involving productive age residents of Tempurejo Village, Alaska nature tourism managers from BUMDES Tempurejo, and tourists. The sample size was determined using the Slovin formula with a 10% error rate, resulting in 100 samples from residents, 100 samples from tourists, and 20 tourism managers.</em></p> <p><em>The research shows that environmental conservation efforts in Alas Karetan ecotourism are in a good category, including the preservation of endemic flora such as bolu rubber, reduction of plastic waste, protection of monkey habitats, and repair of environmental damage. Efforts to involve the community in the development of the Alas Karetan ecotourism area are also frequently made, such as community service activities, ecotourism promotion, discussions on determining the ecotourism concept, contribution of ideas, and task division in ecotourism management. Additionally, the economic activities of the community around Alas Karetan ecotourism include working as employees, producing local souvenirs, trading in shopping areas, and becoming street vendors, which contribute to the local economy.</em></p> <p><strong><em>Keyword</em></strong><em> : Concervations, Community Imvolvement, Economic Activity</em></p>TRESNASIA RAHMALIYAHDrs Agus Sutedjo M.Si
##submission.copyrightStatement##
2024-07-222024-07-2211TINGKAT KERAWANAN BENCANA BANJIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI LAMONG
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62989
<p>Abstrak</p> <p>DAS Kali Lamong merupakan salah satu DAS yang sering mengalami kejadian bencana banjir hampir setiap tahunnya yang merendam beberapa kecamatan di beberapa kabupaten. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar DAS Kali Lamong. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran tingkat kerawanan banjir di DAS Kali Lamong dengan memanfaatkan sistem informasi geografis. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode skoring, pembobotan dan overlay untuk tiap parameter. Untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir di DAS Kali Lamong parameter yang digunakan yakni curah hujan, ketinggian tempat, kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah dan geologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerawanan banjir di DAS Kali Lamong diklasifikasikan menjadi 3 tingkat kerawanan yakni kerawanan banjir tinggi memiliki luas 17.703 Ha atau setara dengan 22,3% dari luas total lokasi penelitian yang paling banyak tersebar di Kabupaten Gresik, Kota Surabaya dan sebagian kecil Kabupaten Mojokerto. Daerah rawan banjir sedang memiliki luas 46.778 Ha atau setara dengan 59,1% dari luas total lokasi penelitian, daerah rawan banjir sedang tersebar di seluruh lokasi penelitian dan paling banyak tersebar di Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik. Sedangkan daerah tidak rawan banjir memiliki luas 14.702 Ha atau setara dengan 18,6% dari luas total lokasi penelitian yang paling banyak tersebar di Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto.</p> <p><strong> </strong><strong>Kata Kunci: </strong>Kerawanan, Banjir, DAS Kali Lamong</p> <p> </p> <p><em>Abstract</em></p> <p><em>The Kali Lamong watershed is one of the watersheds that often experiences flood disasters almost every year which submerge several sub-districts in several districts. This causes obstacles to the social and economic activities of communities around the Kali Lamong watershed. The aim of this research is to determine the distribution of flood vulnerability levels in the Kali Lamong watershed by utilizing a geographic information system. This research uses a quantitative type of research using scoring, weighting and overlay methods for each parameter. To determine the level of flood vulnerability in the Kali Lamong watershed, the parameters used are rainfall, altitude, slope, land use, soil type and geology. The results of the research show that flood vulnerability in the Kali Lamong watershed is classified into 3 levels of vulnerability, namely high flood vulnerability, which has an area of 17,703 hectares or the equivalent of 22,3% of the total area of the research location, which is most widely spread in Gresik Regency, Surabaya City and a small part of Mojokerto Regency. Areas prone to moderate flooding have an area of 46.778 Ha or equivalent to 59.1% of the total area of the research location. Areas prone to moderate flooding are spread throughout the research location and are most widely spread in Lamongan Regency and Gresik Regency. Meanwhile, areas not prone to flooding have an area of 14,702 Ha or the equivalent of 18.6% of the total area of research locations, most of which are spread across Lamongan Regency, Jombang Regency and Mojokerto Keywords: Traffic Volume, Noise, Health Problems.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Keywords : </em></strong><em>Vulnerability, Flood, Kali Lamong Watershed</em></p> <p> </p> <p> </p>Zuhrotul JamilahEko Budiyanto
##submission.copyrightStatement##
2024-07-232024-07-2311PERAN PROMOSI, KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAAN WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI OBJEK WISATA HUTAN PINUS WONOSALAM
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62997
<p>Objek Wisata Hutan Pinus Wonosalam merupakan salah satu wisata yang ada di Wonosalam Kabupaten Jombang. Objek wisata ini menawarkan keindahan hutan pinus yang masih asri dengan beragam fasilitas yang menarik. Namun, objek wisata yang seharusnya ramai pengunjung justru mengalami penurunan jumlah pengunjung sejak pandemi hingga saat ini. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat peran promosi, kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan terhadap objek wisata Hutan Pinus Wonosalam.</p> <p>Jenis penelitian ini yakni penelitian lapangan dengan menggunakan metode kuantitatif yang didukung dengan pendekatan asosiatif. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan regresi lier berganda yang didukung oleh aplikasi SPSS 22.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi memiliki peran positif terhadap keputusan berkunjung di objek wisata Hutan Pinus Wonosalam. Kualitas pelayanan secara parsial berperan positif terhadap keputusan berkunjung di objek wisata Hutan Pinus Wonosalam Kepuasan wisatawan berperan positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung di objek wisata Hutan Pinus Wonosalam. Secara simultan, promosi, kualitas pelayanan, dan kepuasan wisatawan memiliki peran positif terhadap keputusan berkunjung di objek wisata Hutan Pinus Wonosalam.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Objek Wisata Hutan Pinus Wonosalam, Promosi, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Wisatawan, Keputusan Berkunjung</p>Galuh Ayu Retno WulanSri Murtini
##submission.copyrightStatement##
2024-07-232024-07-2311DAMPAK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM POSONG TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA TLAHAB KECAMATAN KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/62988
<p>Abstrak</p> <p>Perkembangan objek wisata Alam Posong yang dibuktikan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak pada kondisi lingkungan, baik kondisi lingkungan fisik maupun lingkungan sosial ekonomi masyarakat Desa Tlahab. Tujuan penelitian ini mengetahui dampak dari adanya pengembangan objek wisata Alam Posong terhadap perubahan lahan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.</p> <p>Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> pada masyarakat Desa Tlahab. Kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data pendapatan kesempatan kerja, jenis usaha, dan bentuk hubungan sosial, observasi untuk mendapatkan data <em>ground check</em> perubahan lahan, dan dokumentasi untuk mendapatkan data kondisi objek wisata, yaitu atraksi dan fasilitas yang tersedia. Teknik analisis data perubahan lahan menggunakan teknik analisis spasial, sedangkan kondisi sosial ekonomi menggunakan skoring dengan skala likert yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan objek wisata Alam Posong berdampak pada perubahan lahan yang ada di sekitarnya. Awalnya lahan pertanian berubah menjadi <em>camping ground</em>, kios, dan toilet. Selain itu, yang sebelumnya lahan perkebunan kopi berubah menjadi lahan parkir dan kios. Disamping itu terdapat lahan permukiman yang berasal dari lahan pertanian dan lahan perkebunan. Dari hasil analisis data menggunakan skoring menunjukkan bahwa pengembangan berdampak positif pada pendapatan utama dan pendapatan sampingan masyarakat sesudah adanya pengembangan. Kesempatan kerja tidak berdampak, baik sebelum dan sesudah pengembangan tidak mengalami perubahan. Jenis usaha berdampak positif karena mengalami peningkatan sesudah pengembangan. Pendidikan non-formal berdampak positif karena mengalami peningkatan sesudah pengembangan. Bentuk hubungan sosial masyarakat tidak berdampak baik sebelum dan sesudah pengembangan tidak mengalami perubahan.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Pengembangan Pariwisata, Perubahan Lahan, Dampak Sosial Ekonomi</p> <p>Abstract</p> <p>The development of Posong Nature Attraction as evidenced by the number of tourists visiting has increased every year. The increase in the number of tourist visits will have an impact on environmental conditions, both physical environmental conditions and the socio-economic environment of the Tlahab Village community. The purpose of this study was to determine the impact of the development of Posong Nature Tourism attraction on land change and socio-economic conditions of the surrounding community.</p> <p>The research method used is descriptive with a quantitative approach. The data collection technique used purposive sampling technique in Tlahab Village community. Questionnaires were conducted to obtain data on employment income, types of businesses, and forms of social relations, observation to obtain ground check data on land changes, and documentation to obtain data on tourist attraction conditions, namely attractions and available facilities. The data analysis technique of land change uses spatial analysis techniques, while socio-economic conditions use scoring with a Likert scale which is then analyzed descriptively.</p> <p>The results show that the development of Posong Nature Tourism attraction has an impact on changes in the surrounding land. Initially, agricultural land turned into camping grounds, kiosks, and toilets. In addition, previously coffee plantation land turned into parking lots and kiosks. In addition, there is residential land that comes from agricultural land and plantation land. From the results of data analysis using scoring, it shows that the development has a positive impact on the main income and side income of the community after the development. Employment opportunities have no impact, both before and after the development has not changed. The type of business has a positive impact because it has increased after the development. Non-formal education has a positive impact as it has increased after the development. Forms of community social relations have no impact, both before and after the development have not changed.</p> <p> </p> <p><strong>Keywords:</strong> Tourism Development, Land Change, Socio-Economic Impact</p>Navira AyunatarisAgus Sutedjo
##submission.copyrightStatement##
2024-07-232024-07-2311KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA BARENG KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63202
<p>Desa Bareng merupakan desa dengan frekuensi bencana tanah longsor yang tinggi di Kabupaten Nganjuk, setiap tahun terjadi satu hingga empat kejadian tanah longsor. Kondisi frekuensi bencana tanah longsor yang tinggi ini mengharuskan seluruh masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan sikap siaga bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapsiagan masyarakat terhadap bencana tanah longsor di Desa Bareng, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk.</p> <p>Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif persentase. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di Desa Bareng yang berusia 18-56 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>simple random sampling</em>. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket/kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik sederhana dengan persentase. Aspek kesiapsiagaan yang dinilai yaitu kesiapsiagaan menurut LIPI-UNESCO/ISDR 2006.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat tergolong tinggi pada aspek pengetahuan sebesar 65,7% dan rencana keadaan darurat bencana sebesar 63,2%, dan tergolong rendah pada aspek kebijakan sebesar 62%, sistem peringatan dini sebesar 61,2%, dan mobilisasi sumber daya sebesar 62,4%. Tingginya aspek pengetahuan dan rencana keadaaan darurat ini menunjukkan bahwa masyrakat sudah memiliki pengetahuan dan motivasi dalam upaya penanggulangan bencana. Namun hasil yang rendah ditunjukkan pada aspek yang berhubungan dengan teknis, seperti pada aspek kebijakan, sistem peringatan dini, dan mobilisasi sumber daya. Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan pada aspek aspek kebijakan, sistem peringatan dini, dan mobilisasi sumber daya kepada mayarakat melalui upaya sosialisasi maupun pelatihan penanggulangan bencana.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Kesiapsiagaan, masyarakat, bencana tanah longsor</p>Windy Rafidah OktavianiDr. Nugroho Hari Purnomo, S.P., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-262024-07-2611KAJIAN PERSEPSI PEMBUDIDAYA BUNGA TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN DESA AGROWISATA DI DESA BANYUURIP, KECAMATAN KEDAMEAN, KABUPATEN GRESIK
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63200
<p>Desa Banyuurip merupakan salah satu desa di Kabupaten Gresik yang dikenal akan aktivitas budidaya tanaman bunganya, sehingga Desa Banyuurip kemudian berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa agrowisata. Namun hingga saat ini, upaya pengembangan desa agrowisata di Desa Banyuurip belum memberikan hasil yang optimal. Dalam upaya pengembangannya, Pemerintah Desa Banyuurip relatif belum memperhatikan aspek sosial kemasyarakatannya, utamanya mengenai persepsi pengembangan desa agrowisata dikalangan pembudidaya bunga di Desa Banyuurip tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis persepsi pembudidaya bunga di Desa Banyuurip terhadap pengembangan desa agrowisata di Desa Banyuurip kedepan. </p> <p>Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berlokasi di Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Populasi penelitian yakni sebanyak 195 orang, dengan 3 informan kunci yang dipilih menggunakan teknik <em>Purposive sampling.</em> Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi non partisipatif, dokumentasi, dan studi pustaka. Kemudian, Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembudidaya bunga di Desa Banyuurip memiliki persepsi yang positif terhadap upaya pengembangan desa agrowisata di Desa Banyuurip kedepan. Baik itu persepsi yang dinilai dari segi potensi desa, keterlibatan pembudidaya bunga, serta dampak ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan yang disebabkan oleh pengembangan desa agrowisata di Desa Banyuurip kedepan.</p> <p><strong><em>Kata Kunci: </em></strong><strong><em>Persepsi, Pengembangan Desa Agrowisata, Pembudidaya Bunga</em></strong><strong><em>.</em></strong></p>Ummi FadilahSri Murtini
##submission.copyrightStatement##
2024-07-262024-07-2611Kajian Partisipasi Perempuan Sebagai Pengupas Rajungan dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63157
<p>Desa Paciran merupakan wilayah pesisir yang terdapat aktivitas perekonomian pemberdayaan perempuan sebagai pengupas rajungan agar mempunyai pendapatan sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarganya. Adapun permasalahannya pendapatan yang ditujukan membantu memenuhi kebutuhan keluarga ini tidak pasti, karena tergantung hasil tangkapan dan kualitas rajungan perolehan nelayan. Hasil survei pendahuluan lima pengupas memperoleh data bahwa empat diantaranya menjadikan pengupas sebagai pekerjaan utama. Rata-rata pendapatan tahunannya Rp15.440.000, dengan pendapatan bulanan terkecil sebesar Rp800.000 sedangkan terbesar Rp1.890.000. Penelitian bertujuan untuk (1) menganalisis partisipasi perempuan sebagai pengupas rajungan, (2) partisipasi perempuan terhadap total pendapatan keluarga, serta (3) kendala yang dihadapi oleh perempuan sebagai pengupas rajungan.</p> <p>Jenis penelitian ini deskripstif kuantitatif dengan penerapan rancangan <em>cross sectional</em>. Populasinya yakni pengupas rajungan Desa Paciran berjumlah 160 orang, terdiri dari pengupas pabrikan dan rumahan. Sampelnya berjumlah 62 responden ditentukan dengan metode Slovin dengan taraf kesalahan 0,1 dan teknik <em>proportional random sampling</em>. Pengumpulan data melalui wawancara terbuka (kuesioner) dan dokumentasi. Teknik analisis datanya yakni analisis deskriptif presentase.</p> <p>Hasil penelitian diperoleh data diantaranya yakni (1) partisipasi perempuan sebagai pengupas rajungan dinilai dari kegiatan produktifnya berada pada kategori tinggi dengan presentase sebesar 81%, yang berarti perempuan dapat berpartisipasi melalui kegiatan produktif (pengupas) dengan produktifitas tinggi di samping mengurus rumah tangga; (2) partisipasi perempuan terhadap total pendapatan keluarga berada pada kategori kecil dengan presentase sebesar 44,9% yang berarti meskipun kecil pendapatan perempuan cukup dapat meningkatkan pendapatan keluarga; serta (3) kendala yang dihadapi pengupas rajungan berada pada kategori mudah dengan presentase sebesar 50%, yang berarti perempuan dalam berkegiatan produktif ini tidak menghadapi kendala sulit yang dapat menghambat kegiatannya.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> partisipasi perempuan, pendapatan, pengupas rajungan.</p>Isni AssaidahDra. Ita Mardiani Zain, M.Kes.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-262024-07-2611Strategi Bertahan Hidup Warga Desa Glagaharum Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Di Tengah Bencana Lumpur Lapindo
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63282
<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Abstrak</span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Dampak bencana lumpur Lapindo masih dirasakan terutama di Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon. Bau belerang yang sangat menyengat, dan mengganggu warga sekitar maupun pengguna jalan yang lewat. Sebagian besar warga desa Glagaharum juga ada yang lebih memilih untuk menetap dan bertahan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi bertahan hidup warga Desa Glagaharum Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo di tengah bencana lumpur Lapindo.</span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini berlokasi di desa Glagaharum dengan jumlah responden sebanyak 10 orang meliputi kepala desa, sekretaris desa, ketua rt dan masyarakat desa Glagaharum. Sampel diambil dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dengan cara wawancara reponden tentang strategi aktif, pasif dan jaringan serta observasi untuk melihat kondisi secara langsung di lapangan. Analisis data menggunakan triangulasi.</span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi bertahan hidup pasif yang telah diterapkan masyarakat desa Glagaharum adalah mengurangi pengeluaran keluarga (sandang, pangan, pendidikan, membiasakan hidup hemat, dan memprioritaskan kebutuhan pangan. Strategi bertahan hidup aktif yang telah diterapkan desa Glagaharum adalah melakukan pekerjaan apapun demi menambah penghasilan dengan cara membuka usaha toko kelontong ataupun warung nasi. Strategi bertahan hidup jaringan masyarakat desa Glagah arum sering meminjam uang pada kerabat dan memanfaatkan program KIS, PKH dan Bansos dari pemerintah.</span></span></p> <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata Kunci:</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> strategi bertahan hidup, lumpur lapindo, bencana</span></span></p> <p> </p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Abstrak</span></span></p> <p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Pada tahun 2023 dampak bencana lumpur Lapindo masih terasa, khususnya di Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon. Bau belerang sangat menyengat dan mengganggu warga sekitar serta pejalan kaki. Sebagian warga Desa Glagaharum juga lebih memilih bertahan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi bertahan hidup warga Desa Glagaharum Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo di tengah bencana lumpur Lapindo.</span></span></em></p> <p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Penelitian ini berlokasi di Desa Glagaharum dengan jumlah responden sebanyak 10 orang meliputi Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua RT dan warga Desa Glagaharum. Pengambilan sampel menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada responden mengenai strategi aktif, pasif dan jaringan serta observasi untuk melihat kondisi secara langsung di lapangan. Analisis data menggunakan triangulasi.</span></span></em></p> <p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi bertahan hidup pasif yang telah dilaksanakan oleh masyarakat Desa Glagaharum adalah mengurangi pengeluaran keluarga (sandang, pangan, pendidikan, membiasakan hidup hemat, dan mengutamakan kebutuhan pangan. Strategi bertahan hidup aktif yang telah dilaksanakan oleh masyarakat Desa Glagaharum adalah melakukan pekerjaan apa saja untuk menambah penghasilan dengan cara membuka toko kelontong atau warung nasi. Strategi bertahan hidup berjejaring masyarakat Desa Glagaharum adalah sering meminjam uang kepada saudara dan memanfaatkan program KIS, PKH, dan Bansos dari pemerintah.</span></span></em></p> <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata Kunci: </span></span></strong><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">partisipasi politik, pemilihan walikota Surabaya, Kecamatan Genteng.</span></span></em></p>habibati firdausyDrs. Bambang Hariyanto M.Pd.
##submission.copyrightStatement##
2024-07-292024-07-2911KAJIAN POTENSI OBYEK WISATA GOA MARGO TRESNO DI KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK MENJADI DESTINASI PARIWISATA UNGGULAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63456
<p>Data jumlah kunjungan wisatawan dari Dinas Pariwisata mengalami fluktuasi dari tahun 2015 hingga 2020. Jumlah wisatawan pada tahun 2020 mencapai 10,666 pengunjung. Disamping jumlah wisatawan yang berkunjung tidak stabil dan juga wisatawan tidak begitu banyak, sehingga diperlukan pengembangan lebih lanjut agar supaya menarik minat pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi di obyek wisata Goa Margo Tresno (GMT) untuk menjadi destinasi pariwisata unggulan di Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk.</p> <p>Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Ngluyu dengan Wisatawan, masyarakat lokal dan pengelola sebagai populasi penelitian. Sampel wisatawan sebanyak 100 diambil secara aksidental, sedangkan masyarakal lokal sebanyak 338 diambil secara acak, dan pengelola sebanyak 7 diambil secara purposive. Kuesioner dibagikan kepada responden digunakan untuk mengambil data berupa karakteristik dan potensi objek wisata meliputi sumberdaya manusia pengelola, pasar dari wisatawan, aksesibilitas wisatawan, amenitas, atraksi, posisi GMT dalam pembangunan daerah dan keterlibatan masyarakat lokal. Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi di lapangan. Analisis data menggunakan skala likert.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa Potensi objek wisata Goa Margo Tresno memiliki kategori sedang. Apabila dilihat dari aspek sumber daya manusia memiliki kategori bagus karena pengelola sudah terlatih dan kerap mengikuti pelatihan. Ditinjau dari aspek potensi pasar wisatawan masih berkategori sedang karena masih membutuhkan pengembangan pada bagian pusat oleh-oleh. Ditinjau dari aksesibiltas sulit karena kendaraan yang menjangkau hanya kendaraan pribadi saja. Ditinjau dari amenitas wisata termasuk dalam kategori agak nyaman karena masih dibutuhkan fasilitas penunjang wisatawan seperti alat sholat. Ditinjau dari atraksi yang disediakan berkategori sedang perlu ditambahkan atraksi yang menunjang keviralan di media sosial. Keterlibatan masyarakat lokal sudah baik dan siap membantu dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar Goa Margo Tresno</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>potensi wisata, aksesibilitas, amenitas, pariwisata unggulan</p>Wildan Nur BastianAgus SutedjoAgus Sutedjo
##submission.copyrightStatement##
2024-07-302024-07-3011ANALISIS DAMPAK PEMINDAHAN RSUD Dr. HARJONO TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELURAHAN PAKUNDEN, KECAMATAN PONOROGO, KABUPATEN PONOROGO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63556
<p>Abstraks</p> <p>RSUD Dr. Harjono merupakan Rumah Sakit yang didirikan oleh pemerintah Kabupaten Ponorogo sebagai penyaluran pelayanan dalam bidang kesehatan. Adanya Rumah Sakit ini semula berada di Kelurahan Keniten Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo. Namun sekarang RSUD Dr. Harjono berada di Kelurahan Pakunden Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo. Rumah Sakit ini berpindah bukan tanpa alasan, tetapi karena ditempat sebelumnya mengalami kebakaran dan dari segi bangunannya juga dirasa sudah tidak layak huni. Maka dari itu Rumah Sakit ini dipindah ketempat yang lebih strategis sehingga lebih mudah dijangkau oleh masyarakat Kabupaten Ponorogo dari segala sisi. Dengan pertimbangan berikut maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak perpindahan RSUD Dr. Harjono terhadap kesejahteraan masyarakat Kelurahan Pakunden, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.</p> <p>Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dimulai dengan pertanyaan atau wawancara, pengumpulan angket, survei lokasi, dan menganalisa faktor sebab dan akibat. Berdasarkan obeservasi dan wawancara terhadap beberapa orang didapatkan bahwa narasumber memenuhi empat aspek Kolle dalam Bintarto (1989) tentang mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu pertama aspek hidup dari segi fisik, aspek hidup dari segi mental, aspek hidup dari segi materi dan aspek hidup dari segi spiritual. Maka diperoleh kesimpulan adalah Tingkat kesejahteraan masyarakat Kelurahan Pakunden di pengaruhi oleh empat aspek kualitas hidup. Maka dapat disimpulkan dengan adanya RSUD Dr. Harjono di Kelurahan Pakunden ini menjadikan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat.</p> <p>Kata Kunci : RSUD Dr. Harjono, Kesejahteraan Masyarakat, Kelurahan Pakunden</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p> <em>RSUD Dr. Harjono is a hospital founded by the Ponorogo Regency government to provide services in the health sector. This hospital was originally located in Keniten Village, Ponorogo District, Ponorogo Regency. But now Dr. Harjono is in Pakunden Village, Ponorogo District, Ponorogo Regency. This hospital was not moved without reason, but because the previous location experienced a fire and the building was deemed unfit for habitation. Therefore, this hospital was moved to a more strategic location so that it is easier to reach by the people of Ponorogo Regency from all sides. With the following considerations, this research was conducted to analyze the impact of the transfer of RSUD Dr. Harjono towards the welfare of the people of Pakunden Village, Ponorogo District, Ponorogo Regency. </em></p> <p><em> This research method is a qualitative method starting with questions or interviews, collecting questionnaires, location surveys, and analyzing cause and effect factors. Based on observations and interviews with several people, it was found that the interviewees fulfilled Kolle's four aspects in Bintarto (1989) regarding measuring the level of community welfare, namely first, the physical aspect of life, the mental aspect of life, the material aspect of life and the spiritual aspect of life. So the conclusion obtained is that the level of welfare of the Pakunden Village community is influenced by four aspects of quality of life. So it can be concluded that the existence of RSUD Dr. Harjono in Pakunden Village has increased the level of community welfare.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords: RSUD Dr. Harjono, Community Welfare, Pakunden Village</em></p>Tiurma Sri HestikaDrs. Bambang Haryanto M.P.d
##submission.copyrightStatement##
2024-07-312024-07-3111Kajian Kenyamanan Tinggal Di Pemukiman Padat Penduduk Kelurahan Simokerto Kecamatan Simokerto Kota Surabaya
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63568
<p>The densely populated settlement in Simokerto Village, Simokerto District, Surabaya City is a settlement located on the side of the main road about 3 km from the government center of Surabaya City with a population of approximately 21,000 people. The increasing population and accompanied by the development of facilities, facilities and infrastructure will tend to result in settlements becoming congested. A densely populated residential environment with all its problems, both directly and indirectly, will affect the comfort of living for the people living in it. This research aims to 1) analyze the physical and environmental conditions of the community 2) analyze the community's perception of the comfort of living.</p> <p>This research is a type of survey research with a quantitative descriptive approach. The population used is all heads of families who live in Simokerto Village, namely 180 families. The sampling technique used purposive sampling of 64 families. Data collection techniques include questionnaire observation and documentation. The data analysis technique uses quantitative descriptive with percentages.</p> <p>The results of the research show that 1) the physical and environmental conditions of the settlements in Simokerto Village are that the distance between buildings is mostly < 1.5 meters, the condition of the buildings is permanent, there is ventilation that functions well, the condition of the roads is paved using paving, all fecal drainage channels use septic tanks, residential conditions do not have green open spaces, electricity lines mostly use 900 watt voltage, clean water distribution uses PDAM and waste management systems are transported by officers to disposal sites. 2) Through 17 comfort indicators, it can be seen that as many as 35 research respondents or the equivalent of 55% are of the opinion that they agree or are somewhat comfortable living in densely populated settlements, Simokerto Village, Simokerto District, Surabaya City, while the other 45% are of the opinion that they disagree or are less comfortable living in densely populated settlements. Simokerto Village, Simokerto District, Surabaya City.</p> <p><strong>Keywords:</strong> dense settlement, physical and environmental conditions, comfort of living.</p> <p> </p>henuk dwi fiana
##submission.copyrightStatement##
2024-07-312024-07-3111INTEGRASI DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK ESTIMASI EROSI LAHAN DENGAN MODEL E30 DI KECAMATAN NGEBEL KABUPATEN PONOROGO
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63671
<p>Topografi Kecamatan Ngebel menurut Muntikawati (2021) berada pada ketinggian 375 – 800 meter di dominasi oleh lereng perbukitan dengen kemiringan lereng 8 – 40 % menyebabkan rawan terhadap potensi erosi. Kondisi tersebut di perparah ketika jumlah penduduk meningkat maka pertumbuhan ekonomi dan pembangunan juga meningkat sehingga dari aktivitas tersebut menyebabkan perubahan alih fungsi lahan serta memicu kerusakan lahan dan juga erosi tanah (Rumbiak dkk., 2023).Hazarika & honda mengembangkan model E30 dalam kajian pendugaan laju erosi. Model estimasi erosi E30 hanya memerlukan tiga parameter yaitu kelerengan, NDVI dan data sampel laju erosi minimum dan maksimum. Tujuan penelitian ini 1) Menghitung estimasi erosi tanah pada lahan di Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo dengan model erosi E30</p> <p>Metode penelitian ini, secara kualitatif dengan pendekatan spasial.Lokasi penelitian berada di Kecamatan Ngebel. Populasi menggunakan keseluruhan unit tutupan lahan yang terdapat di Kecamatan Ngebel. Sampel erosi diambil sebanyak 2 titik sampel pada tutupan lahan di lokasi penelitian dengan teknik purposive sampling. GPS digunakan sebagai alat untuk menentukan koordinat dan aplikasi QGIS digunakan untuk mengolah data spasial. Data primer berasal dari citra Sentinel - 2A, DEM NAS,Bulk Density dan SHP administrasi Ngebel. Observasi dilakukan untuk mengambil sampel laju erosi aktual. Dokumentasi dilakukan melalui foto.Analisis data diolah dengan menggunakan SIG</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Sebaran tingkat estimasi erosi model E30 di Kecamatan Ngebel menghasilkan 4 kelas estimasi erosi dengan luas erosi sangat ringan (0-15 ton/ha/thn) 128 ha,ringan (15 - 60 ton/ha/thn) 1,099 ha,sedang (60 -180 ton/ha/thn) 2,856 ha dan berat (180 – 480 ton/ha/thn) 1,867 ha 2<strong>)</strong> Desa Gondowido dominan erosi berat dengan luas 451 ,08 ha (51,1%), Desa Ngebel di dominasi tingkat laju estimasi erosi sedang seluas 527,5 ha (60,8%), Desa Ngrogung di dominasi oleh tingkat estimasi erosi sedang dengan luas 331,86 ha (66,0%), Desa Pupus mayoritas mengalami estimasi erosi ringan dengan luas 487,64 ha (50,8%), Desa Sahang mayoritas mengalami estimasi erosi sedang dengan luas 173,86 ha (68,7%), Desa Sempu dominan mengalami estimasi erosi sedang dengan luas 232,11 ha (71,2%), Desa talun di dominasi oleh tingkat estimasi erosi berat dengan luas 946,72 ha (58,0%) dan Desa Wagir Lor dominan mengalami estimasi erosi sedang dengan luas 397,03 ha (74,9%)</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Erosi ,Penginderaan Jauh,SIG</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>Topography of Ngebel Sub-district according to Muntikawati (2021) is at an elevation of 375 – 800 meters, dominated by hillside slopes with a gradient of 8 – 40%, making it susceptible to erosion. This condition is exacerbated when the population increases, leading to economic growth and development which in turn causes land-use changes and triggers land degradation and soil erosion (Rumbiak et al., 2023). Hazarika & Honda developed the E30 model in their study of erosion rate estimation. The E30 erosion estimation model requires only three parameters: slope, NDVI, and sample data of minimum and maximum erosion rates. The objectives of this study are: 1) To estimate soil erosion in Ngebel Sub-district, Ponorogo Regency using the E30 erosion model.</em></p> <p><em>The research method is qualitative with a spatial approach. The study location is in Ngebel Sub-district. The population includes all land cover units in Ngebel Sub-district. Erosion samples were taken from 2 sample points on land cover in the study location using purposive sampling technique. GPS was used as a tool to determine coordinates and QGIS application was used to process spatial data. Primary data comes from Sentinel-2A imagery, DEM NAS, Bulk Density, and Ngebel administrative SHP. Observations were made to collect actual erosion rate samples. Documentation was done through photographs. Data analysis was processed using GIS.</em></p> <p><em>The research results show that: 1) The distribution of erosion estimation levels using the E30 model in Ngebel Sub-district resulted in 4 erosion estimation classes with very light erosion (0-15 tons/ha/year) covering 128 ha, light (15-60 tons/ha/year) covering 1,099 ha, moderate (60-180 tons/ha/year) covering 2,856 ha, and severe (180-480 tons/ha/year) covering 1,867 ha. 2) Gondowido Village is dominated by severe erosion with an area of 451.08 ha (51.1%), Ngebel Village is dominated by moderate erosion with an area of 527.5 ha (60.8%), Ngrogung Village is dominated by moderate erosion with an area of 331.86 ha (66.0%), Pupus Village mainly experiences light erosion with an area of 487.64 ha (50.8%), Sahang Village mainly experiences moderate erosion with an area of 173.86 ha (68.7%), Sempu Village is dominated by moderate erosion with an area of 232.11 ha (71.2%), Talun Village is dominated by severe erosion with an area of 946.72 ha (58.0%), and Wagir Lor Village is dominated by moderate erosion with an area of 397.03 ha (74.9%).</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Erosion, Remote Sensing, GIS</em></p> <p> </p>Danang Danang SaputroEko Budiyanto
##submission.copyrightStatement##
2024-08-092024-08-0911PENGARUH REVITALISASI OBJEK WISATA PANTAI KENJERAN LAMA TERHADAP JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/63941
<p>Pantai Kenjeran Lama, salah satu objek wisata unggulan di Surabaya, mengalami revitalisasi besar-besaran dengan tujuan untuk meningkatkan daya tarik dan fasilitas yang ada. Revitalisasi ini dilakukan untuk mengatasi masalah penurunan jumlah kunjungan dan untuk meremajakan infrastruktur yang sudah usang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak revitalisasi tersebut terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif, dengan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada seratus wisatawan sebelum dan setelah renovasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi Pantai Kenjeran Lama berdampak positif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Peningkatan fasilitas, keamanan, dan pelayanan merupakan faktor utama yang meningkatkan daya tarik objek wisata ini. Analisis regresi linier mengungkapkan adanya hubungan yang kuat antara revitalisasi dan peningkatan kunjungan wisatawan. Temuan ini memberikan implikasi positif bagi pengelola destinasi wisata dan pemerintah setempat dalam merencanakan dan melaksanakan strategi revitalisasi untuk menarik lebih banyak wisatawan. Selain itu, hasil penelitian ini juga menawarkan wawasan berharga bagi pelaku industri pariwisata dan peneliti lain yang tertarik mengeksplorasi dampak revitalisasi terhadap destinasi wisata.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Revitalisasi, Objek Wisata, Wisatawan</p>Septian Deni MaulanaDr. Eko Budiyanto, S.Pd., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2024-09-042024-09-0411