CERITA REYOG PONOROGO VERSI BANTARANGIN SEBAGAI IDE BERKARYA SENI LUKIS

  • INTAN MUSTIKA WENNI
  • IMAM ZAINI

Abstract

Penciptaan ini dilatarbelakangi oleh kecintaan terhadap kesenian daerah kelahiran pencipta, yakni kesenian Reyog Ponorogo. Kesenian Reyog Ponorogo berasal dari kabupaten Ponorogo yang biasanya kental dengan kisah mistik di dalamnya. Kesenian Reyog Ponorogo memiliki tiga versi cerita yang berbeda, yaitu Reyog Ponorogo versi Bantarangin, Batara Katong dan Ki Ageng Kutu. Fokus penciptaan karya ini adalah memunculkan cerita asal usul Reyog Ponorogo khusus versi Bantarangin yang memiliki nilai romantis, moral, dan religi dan edukasi menjadi karya lukis. Sedangkan tujuan dari penciptaan ini adalah menyampaikan pesan dari cerita Reyog Ponorogo melalui karya seni lukis dengan memvisualisasikan kisah romantis yang menceritakan perjuangan seorang raja untuk mempersunting permaisuri yang didambakannya dengan tetap menggunakan beberapa hiasan asli yang ada pada kostum pemain kesenian Reyog Ponorogo. Karya skripsi seni lukis ini menggunakan metode penciptaan dengan tahapan antara lain, ide, konsep, persiapan proses penciptaan, proses penciptaan, dan penyajian karya. Dalam proses penciptaan karya yang berjudul cerita Reyog Ponorogo versi Bantarangin sebagai ide berkarya Seni, tahapan yang dilakukan yaitu pengumpulan data mengenai Reyog Ponorogo, kemudian menyiapkan alat dan bahan dalam membuat karya. Kemudian pembuatan desain karya pada kertas, pemindahan desain yang telah disetujui pada kanvas, setelah itu tahap pewarnaan dan pendetailan yang diakhiri dengan finishing karya. Hasil penciptaan karya seni lukis dengan cerita Reyog Ponorogo versi Bantarangin ini menghasilkan 5 karya seni lukis, karya yang pertama berjudul “Sendhika Dhawuh Dewi Sangga Langit”, dengan media kanvas ukuran karya 100 x 120 cm. Karya kedua berjudul “Perang Klana Sewandhana Klawan Singo”, dengan media kanvas ukuran karya 100 x 120 cm. Karya ketiga berjudul “Tundhuke Singo Lodra”, dengan media kanvas ukuran karya 100 x 120 cm. Karya keempat berjudul “Reyog Bantarangin”, dengan media kanvas ukuran karya 100 x 120 cm. Karya kelima berjudul “Kelono Sewandhana Cidra”, dengan media kanvas ukuran karya ini 100 x 120 cm.

Kata Kunci: Reyog, versi Bantarangin, Penciptaan, Seni Lukis

Published
2019-07-18
Section
Articles
Abstract Views: 49
PDF Downloads: 48