Makna Simbolis Tari Luyung Karya Tejo Sulistyo Sebagai Pembentukan Identitas Budaya Kabupaten Klaten

  • Forenita Imanuel Dika Cristy Universitas Negeri Surabaya
  • Eko Wahyuni Rahayu

Abstract

Abstrak

 

Tari Luyung diciptakan Tejo Sulistyo asal Kabupaten Klaten, yang menggambarkan remaja putri sedang berlatih menenun dan memainkan payung hias. Bentuk dan gaya Tari Luyung menunjukkan etnisitas Klaten berupa nilai-nilai budaya yaitu sopan santun, beretika, kalem, tetapi pekerja keras akibat letak wilayah, kekayaan alam, serta potensi pariwisata dan industri yang melimpah khususnya lurik pedan dan payung juwiring. Tari Luyung disusun oleh elemen pendukung gerak, musik tari, tata rias, tata busana, dan properti, yang mengandung symbol dan dapat dimaknai artinya, serta syarat akan pembentukan identitas budaya. Fenomena Tari Luyung yang populer dan banyak ditarikan pada berbagai acara, mendasari penelitian ini yang bertujuan untuk : 1) mengetahui makna simbolis dari Tari Luyung karya Tejo Sulistyo di Kabupaten Klaten, 2) mendeskripsikan keterkaitan antara makna simbolis pada Tari Luyung dengan pembentukan identitas budaya di Kabupaten Klaten. Penelitian menggunakan pendekatan teori koreografi, simbol, dan identitas dengan metode penelitian kualitatif. Objek yang dipilih berupa makna simbolis dan pembentukan identitas menggunakan teknik pengumpulan data observasi langsung yang berlokasi di Kabupaten Klaten, observasi video, wawancara dengan narasumber, studi dokumentasi, serta studi pustaka dari artikel, jurnal dan penelitian terdahulu. Teknik analisis data: reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan, makna simbolis pada Tari Luyung berupa petuah, ajakan bekerja keras, mampu membedakan baik dan buruk, dan harapan kepada pemerintah Klaten. Makna tersebut merupakan cerminan nilai-nilai budaya yang mengangkat lurik pedan dan payung juwiring sebagai produk unggulan daerah. Tari Luyung mampu diterima sebagai identitas budaya  dan mempertegas keberadaannya sebagai produk tari unggulan Klaten. Kesimpulannya adalah makna simbolis yang ada dalam Tari Luyung erat hubungannya dengan pembentukan identitas budaya dari Kabupaten Klaten yang wajib dilestarikan.

 

Kata kunci : makna simbolis, Tari Luyung, pembentukan identitas budaya, Kabupaten Klaten

 

Abstract

 

Luyung dance was created by Tejo Sulistyo from Klaten Regency, which depicts young women practicing weaving and playing decorative umbrellas. The form and style of The Luyung Dance shows Klaten’s ethnicity in form of cultural values, namely politeness, ethics, calm, but hardworking due to the location of region, natural wealth, and abundant tourism and industrial potential, especially Lurik Pedan and Payung Juwiring. Luyung Dance is composed of supporting elements of motion, dance music, make-up, fashion, and properties that contain symbol and can be interpreted, as well as requirements for the formation of cultural identity. The phenomenon of Luyung Dance which is popular and widely danced in various events underlies this research which aim to: 1) find out the symbolic meaning of Tejo Sulistyo’s Luyung Dance in Klaten Regency, 2) describe the relationship between the symbolic meaning of Luyung Dance and the formation of cultural identity in Klaten Regency. The research uses a theoretical approach to choreography, symbols, and identity with qualitative research methods. The chosen objek is in the form of symbolic meaning and identity formation using direct observation data collection techniques located in Klaten Regency, video observation, interviews with resource persons, documentation studies, andd literature studies from articles, journals, and previous research. Data analysis techniques: data reduction, data presentation, data verification, and drawing conclusions. Testing the validity of the data using triangulation of sources, techniques, and time. The results of the study show that the symbolic meaning of the Luyung  Dance is the form of advice, an invitation to work hard, being able to distinguish good and bad, and hope for the Klaten goverment. This meaning is a reflection of cultural values that elevate Lurik Pedan dan Juwiring Umbrellas as regional superior products. Luyung Dance is able to be accepted as a cultural identity and emphasizes its existence as a superior dance product of Klaten. the conclusion is that the symbolic meaning in the Luyung Dance is closely related to the formation of cultural identity of the Klaten Regency which must be preserved.

 

Keywords: Symbolic Meaning, Luyung Dance, Identity Formation, Klaten Regency

 

Published
2021-07-30
Abstract Views: 762
PDF Downloads: 792