Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan di Dusun Wotgalih Desa Dawarblandong Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto: Tintingan Folklor

  • Zuhro Lathifaturrohmah 085739286331
  • Yohan Susilo UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Abstract

ABSTRACT

The Nyadran Sumur Kulon tradition in the wedding ceremony is a tradition that developed in Wotgalih Hamlet, Dawarblandong Village, Dawarblandong District, Mojokerto Regency. Punden Sumur Kulon is a place that has been sacred by the people of Wotgalih Hamlet and is used as the main point for the implementation of various traditions that are still developing, especially the Nyadran Sumur Kulon Tradition in Wedding Ceremonies. The Sumur Kulon Nyadran tradition is carried out on Legi Friday which has been sacred and is considered a good day by its residents. This research examines how the tradition began, how the tradition was carried out, what uborampe and the meanings contained in it, and how the tradition functions. The purpose of this study is to examine how this tradition is formed by using folklore studies. The method used in this research is descriptive qualitative method. Sources of research data used are primary data and secondary data. Data collection techniques are by means of interviews, observations, and documentation. From the implementation of the Sumur Kulon Nyadran Tradition, it is divided into three stages, namely the pre-implementation stage, the implementation stage, and the post-implementation stage. The functions of this tradition are (1) as a projection system, (2) as a means of validating cultural institutions and institutions, (3) as an educational tool, and (4) as a tool for satire.

Keyword: Traditions, Folklore Studies, Nyadran Sumur Kulon Traditions in Wedding Ceremonies

ABSTRAK

Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Wotgalih, Desa Dawarblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Punden Sumur Kulon adalah tempat yang sudah dikeramatkan oleh warga masyarakat Dusun Wotgalih dan dijadikan sebagai titik utama untuk pelaksanaan berbagai tradisi yang masih berkembang khususnya Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan. Tradisi Nyadran Sumur Kulon dilakukan dihari Jumat Legi yang telah dikeramtakan dan dianggap sebagai hari baik oleh warganya. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana awal mula adanya tradisi, bagaimana pelaksanaan tradisi, apa saja uborampe dan makna yang terkandung di dalamnya, dan baiamana fungsi tradisinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji bagaimana wujud dari tradisi tersebut dengan menggunakan kajian folklor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara wawancara, observas, dan dokumentasi. Dari pelaksanaan Tradisi Nyadran Sumur Kulon terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pra pelaksanaan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan pasca pelaksanaan. Fungsi dari tradisi tersebut yaitu (1) Sebagai sistem proyeksi, (2) Sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan, (3) Sebagai Alat Pendidikan, dan (4) Sebagai alat untuk sindiran. 

Kata Kunci: Tradisi, Kajian Folklor, Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan

Published
2023-07-16
How to Cite
Lathifaturrohmah, Z., & Susilo, Y. (2023). Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan di Dusun Wotgalih Desa Dawarblandong Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto: Tintingan Folklor. JOB (Jurnal Online Baradha), 19(2), 95-113. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/baradha/article/view/54870
Section
Articles
Abstract Views: 62
PDF Downloads: 45