KEPERCAYAAN TRADISI NYADRAN PADA MAKAM NYI RORO KEMBANG SORE DI GUNUNG GIRI BOLO DESA BOLOREJO KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG (Tintingan Folklor Setengah Lisan)

  • Erliyana Rishanti Mahasiswa
  • Yohan Susilo UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Abstract

Abstrack
Nyadran tradition on the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore includes activities that are still often carried out by the people of Bolorejo Village, Kauman Subdistrict, Tulungagung Regency. This tradition is carried out on days that are pakem, namely Legi Friday and Pon Friday. Nyadran tradition at the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore was held to express gratitude to Gusti Allah the Almighty and to honor Nyi Roro Kembang Sore as an elder from Tulungagung Regency. The focus of this study discusses how the origin, procedures, ubarampe and meaning in the tradition of nyadran at the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore. This study uses the half-oral folklore theory of James Danandjaja. The research design used is descriptive qualitative research methods, data sources in the research there are primary and secondary also using oral and non-oral data. The results of research on the Nyadran tradition Nyi Roro Kembang Sore Tomb produce meaning related to culture. This study discusses the origin of the tradition of nyadran, derived from Nyi Roro Kembang Sore who is the daughter of the Duchy of Betak. Nyadran tradition procedures on the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore begins from sowing flowers, burning incense, removing personal tools, ujuban. As for the medicine, there are telon pair flowers, frankincense, savory rice, ingkungan, fried chili sauce, noodles, srondeng and personal medicine.

Keywords: Half-Oral Folklore, Tradition Of Nyadran, Belief, Nyi Roro Kembang Sore

Abstrak
Tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore termasuk kegiatan yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Tradisi ini dilakukan pada hari bersifat pakem yaitu Jumat Legi dan Jumat Pon. Tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Gusti Allah Yang Maha Kuasa dan untuk menghormati Nyi Roro Kembang Sore sebagai sesepuh dari Kabupaten Tulungagung. Fokus penelitian ini membahas tentang bagaimana asal usul, tata cara, ubarampe dan makna dalam tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore. Penelitian ini menggunakan teori folklor setengah lisan dari James Danandjaja. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif, sumber data di dalam penelitian ada primer dan sekunder juga menggunakan data lisan dan non lisan. Hasil penelitian tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore menghasilkan makna yang berkaitan dengan kebudayaan. Penelitian ini membahas mengenai asal usul tradisi nyadran, berasal dari Nyi Roro Kembang Sore yang merupakan putri dari Kadipaten Betak. Tata cara tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore diawali dari menabur bunga, membakar kemenyan, mengeluarkan alat pribadi, ujuban. Sedangkan untuk ubarampenya ada bunga telon sepasang, kemenyan, nasi gurih, ingkungan, sambel goreng, mie, srondeng dan ubarampe pribadi.

Kata Kunci: Folklor Setengah Lisan, Tradhisi Nyadran, Kepercayaan, Nyi Roro Kembang Sore

Published
2023-07-16
How to Cite
Rishanti, E., & Susilo, Y. (2023). KEPERCAYAAN TRADISI NYADRAN PADA MAKAM NYI RORO KEMBANG SORE DI GUNUNG GIRI BOLO DESA BOLOREJO KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG (Tintingan Folklor Setengah Lisan). JOB (Jurnal Online Baradha), 19(2), 151-167. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/baradha/article/view/54900
Section
Articles
Abstract Views: 116
PDF Downloads: 68