Tradisi Kirab Tirta Amerta Sari di Candi Sumberawan, Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang (Tintingan Folklor)

  • Riantina Puspitasari
  • Octo Dendy Andriyanto

Abstract

Abstract

The tradition of Kirab Tirta Amerta Sari (TKTAS) tradition is one of the cultural activities carried out to preserve water sources as a form of gratitude for the gift of God Almighty. Over time, the carnival has become a cultural icon in Sumberawan Hamlet because this tradition is carried out in the courtyard of Sumberawan Temple, Sumberawan Hamlet, Toyomarto Village, Singosari District, Malang Regency. The interesting thing to study in the carnival is that it contains various cultural values ​​and traditional values ​​that reflect the personality of the Javanese people around Sumberawan Hamlet. To analyze this tradition using folklore tinting and qualitative descriptive research methods. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and documentation. From this research, an extraordinary thing was found, namely the shape of the temple, which is actually the only stupa in East Java, contains amerta water, similar to Rompitaan or holy baths located in Kadewaguruan or Mandhalagiri. The amerta water is the basis for the implementation of this tradition. The developments and changes in this tradition are from the implementation procedures and ubarampe. The procedure for implementing it is different from in the past, at first it was only a water source salvation which was carried out by several people bringing ubarampe core cok akan, flower setaman, and rice ambeng. Currently, the water source salvation is carried out in a procession style, so it is called the Kirab Tirta Amerta Sari. The ubarampe used today is added with a pretala jug, some ancak, and plantains surrounded by betel leaves.

Keywords:Sumberawan Temple, Salvation Water Source, Kirab Tirta Amerta Sari

Abstrak

Tradisi Kirab Tirta Amerta Sari (TKTAS) merupakan salah satu kegiatan budaya yang dilaksanakan untuk melestarikan sumber air sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Seiring berjalannya waktu, kirab tersebut menjadi ikon budaya di Dusun Sumberawan karena tradisi ini dilakukan di pelataran Candi Sumberawan, Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Hal menarik untuk dikaji dalam kirab tersebut yaitu mengandung berbagai nilai budaya dan nilai tradisi yang mencerminkan kepribadian masyarakat Jawa di sekitar Dusun Sumberawan. Untuk menganalisis tradhisi tersebut menggunakan tintingan folklor dan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari penelitian tersebut ditemukan hal yang luar biasa yaitu bentuk candi yang sebenarnya berupa stupa satu-satunya di Jawa Timur ini terdapat air amerta mirip dengan petirtaan atau pemandian suci yang terletak di Kadewaguruan atau Mandhalagiri. Air amerta tersebut yang mendasari pelaksanaan tradisi ini. Adapun perkembangan dan perubahan dalam tradhisi ini yaitu dari tata pelaksanaan dan ubarampe. Tata pelaksanaan berbeda dengan jaman dahulu, awalnya hanya selamatan sumber air yang dilaksanakan oleh beberapa orang dengan membawa ubarampe inti cok bakal, bunga setaman, dan nasi ambeng. Saat ini, selamatan sumber air dilaksanakan dengan model arak-arakan maka dari itu dinakaman Kirab Tirta Amerta Sari. Ubarampe yang digunakan saat ini ditambah dengan kendi pretala, beberapa ancak, dan pisang raja dikelilingi daun sirih. Perkembangan dan perubahan ini untuk menjaga eksistensi dan kelestarian TKTAS di Dusun Sumberawan.

Kata Kunci: Candi Sumberawan, selamatan sumber air, Kirab Tirta Amerta Sari

Published
2023-07-17
How to Cite
Puspitasari, R., & Andriyanto, O. (2023). Tradisi Kirab Tirta Amerta Sari di Candi Sumberawan, Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang (Tintingan Folklor). JOB (Jurnal Online Baradha), 19(2), 373-392. https://doi.org/10.26740/job.v19n2.p373-392
Section
Articles
Abstract Views: 87
PDF Downloads: 143