Simbolisme Warna Darah pada Peperangan Subali Melawan Maesasura dalam Serat Lokapala sebagai Acuan Pewarnaan Wayang Kulit
DOI:
https://doi.org/10.26740/job.v21n4.p78-85Abstract
Serat Lokapala merupakan naskah Jawa kuno yang digubah oleh Raden Ngabehi Sindusastra yang di dalamnya mengisahkan mengenai sejarah para raja di pulau Jawa. Selain itu juga diceritakan kisah Subali dan Sugriwa yang berperang melawan raja Kiskendha, yakni Maesasura yang pada akhirnya timbul kesalahpahaman antara keduanya atas kesepakatan simbol warna darah sebagai pertanda hasil peperangan. Selain itu, simbol warna tersebut juga dapat menjadi acuan pewarnaan pada wayang kulit sesuai dengan karakter masing-masing tokohnya. Penelitian ini akan membahas mengenai 1) Bagaimana makna simbolisme warna darah terhadap tanda bukti menang kalahnya peperangan antara Subali melawan Maesasura dalam Serat Lokapala, dan 2) Bagaimana korelasi simbolisme warna darah sebagai acuan pewarnaan wayang kulit. Tujuan penelitian ini yakni menguraikan pemahaman makna serta korelasi simbolisme warna darah terhadap tanda bukti menang kalahnya peperangan antara Subali melawan Maesasura dalam Serat Lokapala sebagai acuan pewarnaan wayang kulit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori Filologi dan Semiotika oleh Ferdinand de Saussure. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran terkait makna dan korelasi simbolisme warna darah terhadap tanda bukti menang kalahnya peperangan antara Subali melawan Maesasura dalam Serat Lokapala sebagai acuan pewarnaan wayang kulit.
Kata Kunci: Serat Lokapala, Simbolisme Warna, Semiotika
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Abstract views: 0
,
PDF Downloads: 0











