Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap Hasil Jadi Tie Dye Pada Kain Katun

  • Rulia Eka Pratiwi

Abstract

 

Abstrak

 

       Tie dye adalah jumputan, sedangkan dalam bahasa Afrika disebut adire, dalam bahasa India bandhana, dan dalam bahasa Jepang shibori. Menurut Karmila (2010; 9) tie dye adalah kain jumputan pada beberapa bagian tertentu, kemudian diikat dengan tali lalu dicelup. Kain akan menyerap warna kecuali pada bagian-bagian yang diikat. Dengan demikian terbentuklah pola-pola pada kain. Pada penelitian ini tie dye diterapkan pada kain katun. Tujuan penelitian ini adalah a). Untuk mengetahui pengaruh lama pemeraman terhadap hasil jadi tie dye pada kain katun. b). Untuk mengetahui hasil jadi terbaik  pengaruh lama pemeraman pada hasil tie dye pada kain katun. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, dengan variabel bebas yakni perbedaan lama pemeraman yaitu 18 jam, 24 jam dan 30 jam. Variabel terikat yaitu hasil jadi tie dye. Meliputi ketajaman warna tie dye, daya serap kain katun, dan hasil jadi motif tie dye. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan lembar  observasi (checklist) kepada 30 orang observer, yang terdiri dari 4 orang dosen Tata Busana Jurusan PKK Fakultas Teknik dan 26 orang semi terlatih yaitu mahasiswa prodi Tata Busana yang telah menempuh mata kuliah Desain Tekstil. Analisis data menggunakan anava tunggal, dengan uji lanjut Duncan. Terdapat pengaruh yang signifikan pada aspek ketajaman warna dan daya serap warna (p<0,05). Hal ini didukung dengan uji Duncan bahwa lama pemeraman 30 jam menghasilkan ketajaman warna yang lebih baik dibanding lama pemeraman 18 jam dan 24 jam. Sedangkan pada aspek daya serap pada uji Duncan menyatakan  bahwa lama pemeraman 24 jam dan 30 jam menghasilkan daya serap yang lebih baik dibandingkan lama pemeraman 18 jam. Pada aspek hasil jadi motif menunjukkan lama waktu pemeraman tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada aspek hasil jadi motif.

 

Kata kunci: Tie dye, lama pemeraman, hasil lama pemeraman.

 

Abstract

 

Tie dye is pinches, while in African language called adire, in India bandhana, and in Japan Shibori. According to Karmila (2010: 9) tie dye is pinches fabric on some certain area, then tied and dyed. The fabric will absorb the color except at tied areas. By this the patterns will be formed on fabric. In this research, tie dye applied on cotton fabric. The aim of this research were a) to know the aging time toward the outcome of tie dye on cotton fabric, b) to know the best outcome of aging time toward tie dye on cotton fabric. This research included in experimental research, with independent variable are aging time, they are 18 hours, 24 hours, and 30 hours. The dependent variable is the outcome of tie dye, including color sharpness, the absorption of cotton fabric, and the outcome motif of tie dye. Data collecting method was observation with check list for 30 observer, they are 4 trained observers, lecturer of Fashion Design Department and 26 semi-trained observers, student of Fashion Design Department who had passed lesson of Textile Design. Data analysis was using one way anava with Duncan post hoc test. There are significant effect on aspects of color and color absorbtion (p<0.05). This is supported by Duncan test that aging time 30 hours produced better color sharpness than aging time 18 hours and 24 hours. While at color absorbtion Duncan test stated that aging time 24 hours and 30 hours produce better absorbtion than aging time 18 hours. At aspect of motif outcome aging time has no significant effect the outcome of motif.

 

Keywords: tie dye, aging time, result of aging time.

 

Published
2016-07-27
How to Cite
Eka Pratiwi, R. (2016). Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap Hasil Jadi Tie Dye Pada Kain Katun. Jurnal Online Tata Busana, 5(3). https://doi.org/10.26740/jotb.v5n3.p%p
Abstract Views: 42
PDF Downloads: 155