PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA SALAK DESA TANJUNGHARJO KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO

  • SHOFI NINDYA KISWANTI
  • MUHAMMAD FARID MARUF

Abstract

Abstrak

Agrowisata merupakan konsep wisata dengan keindahan alam yang memanfaatkan lahan pertanian maupun lahan perkebunan menjadi objek wisata yang memiliki daya tarik tersendiri. Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang mengembangkan agrowisata menjadi salah satu sektor wisata andalan yaitu dengan mengembangkan kawasan agrowisata salak pada tahun 2015. Dalam pengembangan kawasan agrowisata salak Desa Tanjungharjo, masih ditemui beberapa hambatan. Sehingga diperlukan upaya-upaya pengembangan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan Pengembangan Kawasan Agrowisata Salak di Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro dan apa saja Hambatan-hambatan Dalam Pengembangannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan fokus penelitian ini menggunakan teori Suwantoro (2004) yang meliputi 5 unsur, yaitu : objek dan daya tarik, prasarana wisata, sarana wisata, tatalaksana/infrastruktur, masyarakat/lingkungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data dari penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yaitu tahap pengumpulan data,reduksi data, display data atau sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam peengembangan kawasan agrowisata salak Desa tanjungharjo dalam sudah cukup baik. Hal ini ditandai dari adanya kerjasama yang baik antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Pemerintah Desa Tanjungharjo dan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) “Salak Manis” dan terdapat keterlibatan masyarakat dalam setiap pengembangan kawasan agrowisata salak Desa Tanjungharjo. Selain itu, prasarana dan sarana wisata yang dimiliki kawasan agrowisata salak sudah cukup terpenuhi, namun dalam penyediaan prasarana wisata masih terdapat kendala yakni belum tersedianya kamar mandi yang merupakan salah satu prasarana inti. Ketersediaan prasarana dan sarana wisata didukung dengan adanya infrastruktur dan tatalaksana yang sudah terpenuhi yaitu melalui pembentukan POKDARWIS, adanya pelatihan-pelatihan kepada anggota POKDARWIS maupun kepada masyarakat dan adanya pengembangan infrastruktur pendukung. Namun dalam pegembangan agrowisata salak Desa Tanjungharjo masih ditemui beberapa hambatan yaitu, keterbatasan jumlah anggaran, kuantitas sumber daya manusia, belum maksimalnya jalinan kemitraan.

Kata Kunci : Pengembangan, Kawasan, Agrowisata

Abstract

Agrotourism is a concept with a natural beauty that makes use of farmland as well as plantation into a tourist attraction which has attraction. Bojonegoro regency is one of regencies who develop agro-tourism becomes one of the mainstay tourism sector by developing salak agro tourism region in the year 2015. In the development of agro tourism area of ​​Tanjungharjo Village, there are still some obstacles. Therefore, further development efforts are needed. This study aims to describe the development of agro-tourism area of ​​Salak in the village of Tanjungharjo, Kapas sub-district, Bojonegoro regency and any obstacles in its development. This research uses descriptive research method with qualitative approach. While the focus of this study using the theory Suwantoro (2004) which includes 5 elements, namely: objects and attractions, tourism infrastructure, tourism facilities, management / infrastructure, community / environment. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The data analysis of this study using Miles and Huberman model is the stage of data collection, data reduction, data display or data presentation and drawing conclusions. The results of this study show that in the village of salak agro tourism area peengembangan tanjungharjo in already good enough. It is characterized from the presence of good cooperation between the Department of culture and tourism as well as the Government of the village of Tanjungharjo and the Group aware of tours (POKDARWIS) "Sweet Salak" and there is community involvement in the development of each area of the orchard, the village of Salak Tanjungharjo. In addition, the infrastructure and means owned agrowisata, salak is enough but in the provision of tourist infrastructure, there is still a constraint i.e. hasnt been the availability of a bathroom which is one of the core infrastructure. The availability of infrastructures and means of tourism supported by the existing infrastructure and the tatalaksana who have been fulfilled through the establishment of POKDARWIS, the existence of training-training to members of the POKDARWIS as well as to the community and the development of supporting infrastructure. But in the village of salak agro tourism pegembangan Tanjungharjo still encountered several obstacles, namely, limitation of the number of budget, lack of engagement POKDARWIS, inadequate patchwork of partnerships.Keyword : Development, Agrotourism, Agrotourism region






Published
2018-06-05
Section
Articles
Abstract Views: 120
PDF Downloads: 144