EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH BAHASA DI KOMPLEKS BALAI PEMUDA KOTA SURABAYA

  • AIMATUSH SHOLIHAH
  • INDAH PRABAWATI

Abstract

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH BAHASA DI KOMPLEKS BALAI PEMUDA KOTA SURABAYA

Aimatush Sholihah

S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Universitas Negeri Surabaya

aimat9rachmad@gmail.com

Indah Prabawati, S.Sos,, M.Si.

S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Universitas Negeri Surabaya

prabawatiindah@yahoo.co.id

Abstrak

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community berlaku sejak awal tahun 2015 diseluruh wilayah Asia Tenggara. Pemerintah Kota Surabaya dalam mempersiapkan warganya dalam menghadapi persaingan pasar bebas dan tenaga kerja membentuk program Rumah Bahasa sebagai lembaga pelayanan publik untuk meningkatkan dan menunjang kualitas sumber daya manusia dalam berbahasa asing. Program Rumah Bahasa adalah program pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan bahasa asing yang dilaksanakan secara gratis dengan sistem tenaga pengajar secara sukarelawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan evaluasi pelaksanaan Program Rumah Bahasa di Kompleks Balai Pemuda Kota Surabaya.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini terdiri dari Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri Kota Surabaya, Kepala Sub Bagian Pelaporan dan Evaluasi Kerjasama, Ketua Koordinator Pelaksana Rumah Bahasa, tenaga pengajar bahasa asing di Rumah Bahasa, dan peserta Program Rumah Bahasa. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan berupa pengumpulan data, reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Bahasa di Kompleks Balai Pemuda Kota Surabaya dengan menggunakan metode CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam (1971) yaitu, 1) konteks (context), tujuan program Rumah Bahasa menurut SOP Rumah Bahasa, Rumah Bahasa adalah program pemberdayaan masyarakat yang berupa pelatihan bahasa asing secara gratis untuk meningkatkan kompetensi masyarakat Kota Surabaya. 2) Masukan (input), pelaksanaan program Rumah Bahasa di Kompleks Balai Pemuda Kota Surabaya didanai oleh dana APBD Kota Surabaya. Implementor memiliki strategi untuk mendorong keberhasilan program dalam menarik perhatian sukarelawan dan peserta pelatihan dilakukan sosialisasi dan promosi secara online maupun offline. 3) Proses (procces), pelaksanaan program Rumah Bahasa di Kompleks Balai Pemuda Kota Surabaya berjalan lancar, dibuktikan dengan tingkat kepuasan dan naiknya tingkat penguasaan bahasa asing peserta pelatihan, namun dari sudut pandang sasaran program pelaksanaan program Rumah Bahasa di Kompleks Balai Pemuda bisa dikatakan belum berhasil karena adanya dominasi pelajar dan mahasiswa yang mengikuti program. 4) Produk (product), produk dari pelaksanaan Program Rumah Bahasa di Kompleks Balai Pemuda Kota Surabaya adalah terciptanya komunitas bahasa asing yang terlahir dari pelatihan pembelajaran di Rumah Bahasa, sedangkan peningkatan kemampuan bahasa asing sendiri sudah tercapai karena peserta fokus dalam practical learning dan praktik secara langsung dengan native speaker yang menjadi tenaga pengajar. Hasil kesimpulan dari penelitian yang ditemukan bahwa Rumah Bahasa menarik perhatian banyak peserta tetapi tidak diimbangi dengan jumlah ruang kelas sehingga menyebabkan tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan.

Kata Kunci: Pelayanan Publik, Pelatihan Bahasa Asing, Rumah Bahasa.

Abstract

Quoted from asean.org, the ASEAN Economic Community or AEC is the realization of the region’s end goal of economic integration. It envisions ASEAN as a single market and production base, a highly competitive region, with equitable economic development, and fully integrated into the global economy. ASEAN Economic Community was officially launched in the late 2015 along South East Asian countries. Due to this agreement Surabaya City Government created a public service named Rumah Bahasa, a community empowerment program to provide the citizen’s skill on speaking foreign language. Rumah Bahasa (House of Language) is a program that lets any Surabaya citizens to learn foreign languages for free. The volunteer teaching program is run in Rumah Bahasa. The purpose of this research is to analyze the program evaluation on Rumah Bahasa in Kompleks Balai Pemuda Kota Surabaya. The type of the research is descriptive methodology in qualitative approach. The subjects of the research consists of Head of Foreign Cooperation Sub-division, Head of Sub-division of Reporting and Cooperation’s Evaluation, Executive Coordinator of Rumah Bahasa, foreign language teaching staffs, and program participants. The theory used to analyze this research is CIPP (Context, Input, Process, and Product) by Stufflebeam. Data collection techniques were conducted through observation, interview, and documentation. Data analysis is done by data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The result from this study shows that Rumah Bahasa runs well. 1) Context, the purpose of Rumah Bahasa according to Rumah Bahasa’s standard operating procedure is to provide Surabaya citizens in learning and speaking foreign languages for free. 2) Input, Rumah Bahasa program is funded by Surabaya City’s Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah or APBD (Annual Local Government Finance Settlement). Program implementer strategically attracts volunteers and participants by promoting Rumah Bahasa through online and offline socializations. 3) Process, Rumah Bahasa runs well in the process proven by the level of participant’s satisfaction and foreign language skill but, based on target groups point of view it has not achieved its goal since the high school and university students been dominating the program. 4) Product, Rumah Bahasa creates foreign language communities. Teaching methods that’s been focused on is practical learning with the native speakers and it helps participants practice their language skill efficiently. It can be concluded that Rumah Bahasa attracts many participants but its lack of facility, specifically class room, and it affects the service given by the implementer.

Keywords: Public Service, Foreign Language Skill Training Program, Rumah Bahasa.


Published
2018-10-22
Section
Articles
Abstract Views: 47
PDF Downloads: 73