IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN PERMAKANAN BAGI LANJUT USIA SANGAT MISKIN DAN LANJUT USIA TERLANTAR DI KELURAHAN AIRLANGGA KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA

  • RENI SEPTIANA

Abstract

Program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar adalah salah satu kebijakan publik yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan lanjut usia. Implementasi program ini adalah di tingkat kelurahan tidak terkecuali Kelurahan Airlangga.Penelitian ini akan dianalisis dengan model implementasi dari Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn yang terdiri dari enam variabel, yaitu standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antarorganisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana, disposisi implementor, serta kondisi sosial, ekonomi, dan politik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar di Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Kota Surabaya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Seksi Bina Swadaya Sosial Dinas Sosial Kota Surabaya beserta staf, Ketua Karang Werda Airlangga, lanjut usia penerima manfaat program, serta pihak penyedian dan pendistribusi makanan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi data.Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1).variabel standar telah memenuhi standar yang ditetapkan namun terdapat ketidaktepatan sasaran penerima manfaat, 2). pelaksana program di tingkat kelurahan dapat dikatakan cukup, tidak pernah terjadi keterlambatan dalam pencairan dana dan program ini dilaksanakan setiap hari namun ada jedah waktu (libur) ketika penyusunan anggaran baru, 3). Karang werda kurang dalam menjalin komunikasi dengan lanjut usia penerima manfaat program dan partisipasi lanjut usia untuk melaporkan permasalahan dalam pelaksanaan program sangat kurang sehingga timbul beberapa masalah, 4). Karakteristik agen pelaksanan terlihat tidak ada struktur pelaksana khusus dan adanya kelonggaran dari karang werda serta pola hubungan yang terjadi sudah jelas karena memiliki alur dan kejelasan pihak yang terlibat 5).kondisi sosial, ekonomi, dan politik juga mendukung implementasi program ini, 6). Implementor memiliki disposisi yang tinggi baik dari segi respon, dukungan, maupun keinginan untuk tetap melaksanakan program sesuai aturan.

Saran:1). Pihak karang werda harus meningkatkan komunikasi dengan pihak penyedia makanan, lanjut usia penerima manfaat program serta karang werda RW yang dapat dilakukan melalui pertemuan rutin,2).harus ada kepatuhan terhadap aturan yang ada terkait dengan usia minimal lanjut usia, 3). Implementor harus lebih selektif dalam menentukan lanjut usia yang pantas menerima manfaat program.

Kata kunci :Implementasi kebijakan, program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar.

Abstract

Program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar is one of the public policy is made by Surabaya’s government to increase elderly’s welfare standard.The implementation this program is at the village government no exception Airlangga village government. This research will be analysed by implementation model from Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn which consisting of six variables such as standard and policy targets, resources, communication and strengthening activities, characteristics of implementor agent, social condition, politics, and economic, implementor dispotition.The purpose of this research is to describe the implementation of program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar in Airlangga village government Gubeng district Surabaya City.

                  This research use the describtive qualitative approach. The subject in this research are section head building social self of Surabaya city social department and staff, the Airlangga nursing chairman, elderly who get the benefit of program and provider and distributor of food. Data collection technique used are interview, observation, documentation and data triangulation. Data analysis use the technique of interactive analysis model.

                  The research result show that 1). the standard variable have full the standard which have set but there is the unright the target, 2).the implementors at village government level can be quite, ther is never a delay in disbursement of funds, this program carried out every day but there is the pause time (off) when the new budgeting.3) the nursing coral chairman lacking in communication with elderly who get the benefit of the program and elderly’s participation to report the problemsin program implementation is very less which the consequently rising a problem,4).the characteristics of the implementing agency showing that nothing special implementor structure and there are looseness from nursing coral chairman and the pattern of relationship that occurs is unclear because it has a groove and clarity of the parties involved, 5).social condition, economi, and politic support this program implementation too, 6). theimplementor have high dispotiton both in term of response, supporting, and good will to implement the program according the rules.

                  The advice : the nursing coral chairman must increase the communication with the catering, the elderly who get the benefit of the program and pillars of nursing coral cadre reef residents which can be done through regular meetings, 2).there must be compliance with the rule relating about the minimum age of elderly, 3). The implementor must be more selective in determines the elderly who get the benefit of program.

Keyword : policy implementation, program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar.

Published
2014-05-12
Section
Articles
Abstract Views: 123
PDF Downloads: 258