EKSPLORASI MOTIF BATIK UDANG DAN BANDENG SIDOARJO SEBAGAI IDE PENCIPTAAN BATIK LUKIS POINTILIS

Abstract

Sidoarjo terkenal dengan sebutan kota udang dan bandeng serta produk batiknya. Perkembangan batik ditentukan oleh proses kreatifitas pembatiknya. Agar motif batik Sidoarjo tidak punah, perupa berupaya menciptakan eksplorasi pengembangan motif udang dan bandeng Sidoarjo ditambah motif lain seperti motif beras utah, kembang bayem, wit tebu, Sekardangan, kipas, sekar jagad, burung merak, dan teratai. Penciptaan karya ini bertujuan untuk mengkolaborasikan antara teknik canting tulis batik dengan teknik lukis pointilis sebagai media perkenalan untuk generasi muda tanpa menghilangkan ciri khas, dapat melatih ketelitian serta keterampilan. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan dengan tahapan persiapan, mengimajinasi, sketsa alternatif, dan eksekusi karya. Tahapan persiapan berisi kualifikasi alat dan bahan. Tahapan mengimajinasi berisi persiapan motif, eksplorasi motif. Tahapan sketsa alternatif berisi rancangan sketsa yang akan dipilih. Tahapan eksekusi karya berisi perwujudan karya yang terpilih. Sumber data menggunakan teknik pengembangan ide, dokumentasi, serta data yang valid dari internet. Penciptaan karya batik lukis ini menghasilkan 5 lembar karya, berukuran 100cmx100cm, menggunakan kain mori primissima, pewarna sintetis remasol dengan teknik colet dan gradasi. Proses pembuatan batik dilakukan di ruang tekstil gedung T3 FBS Unesa dan di rumah pencipta dengan kurun waktu 45 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat batik ditentukan dari kesulitan motif, teknik, dan luas bidang kain. Kata Kunci: Eksplorasi, Motif Batik Sidoarjo, Pointilis. Sidoarjo is famous as the city of shrimp and milkfish and its batik products. The development of batik is determined by the creative process of the batik maker. So that Sidoarjo batik motifs do not become extinct, artists are trying to create an exploration of the development of Sidoarjo shrimp and milkfish motifs plus other motifs such as motifs of Utah rice, spinach flowers, cane wit, Sekardangan, fan, sekar universe, peacock and lotus. The creation of this work aims to collaborate the batik canting technique with the pointillist painting technique as an introductory medium for the younger generation without losing its characteristics, and can train precision and skills.. This research uses a creation method with stages of preparation, imagining, alternative sketches, and work execution. The preparation stage contains qualifications of tools and materials. The imagining stage contains motif preparation, motif exploration. The alternative sketch stage contains the sketch design that will be selected. The work execution stage contains the embodiment of the selected work. Data sources use idea development techniques, documentation, and valid data from the internet. The creation of this painted batik work resulted in 5 pieces of work, measuring 100cmx100cm, using Primissima mori cloth, remasol synthetic dye using dabbing and gradation techniques. The batik making process is carried out in the textile room of the T3 FBS Unesa building and at the creator's house over a period of 45 days. The time needed to make batik is determined by the difficulty of the motif, technique and area of the cloth. Keywords: Eksploration, Sidoarjo Batik Motifs, Pointilis.