BENTUK PENYAJIAN SOSOK SARPAKENAKA DALAM KARYA TARI WANODYANING RODRA

Authors

  • MAYA KARTIKA DEWI

Abstract

Pengaruh lingkungan hingga sosialisasi menyebabkan wanita zaman dulu memiliki perbedaaan dengan wanita zaman sekarang yang sangat jelas terlihat terutama dalam hal percintaan. Wanita zaman dulu taat pada aturan adat dan kodratnya sementara wanita sekarang lebih mengutamakan karir, hal inilah yang membuat mereka merasa lebih unggul dari kaum laki-laki sehingga menimbulkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga, bahkan banyak wanita yang cenderung tidak puas dengan satu laki-laki. Karena fenomena tersebut, koreografer menggambarkan wanita zaman dulu sebagai tokoh wayang yaitu Dewi Sinta sedangkan wanita zaman sekarang sebagai Sarpakenaka. Sarpakenaka adalah wanita yang mempunyai dorongan akan kebutuhan seks lebih besar dibanding dengan kebutuhan seks wanita-wanita pada umumnya. Oleh karenanya untuk memenuhi kebutuhan akan seksualitasnya Sarpakenaka mempunyai banyak suami. Koreografer menemukan permasalahan yang menjadi fokus yaitu gambaran sosok Sarpakenaka yang diambil dari cerita tersebut sebagai wujud dari karakter wanita zaman sekarang. Koreografer juga berharap jiwa muda tergugah untuk mempelajari dan mencintai kebudayaan jawa misalnya wayang, karena wayang bukan hanya sebuah tontonan yang dapat menghibur tetapi juga sebuah tuntunan. Dalam karya tari Wanodyaning Rodra ini fokus bentuk yaitu penyajiannya menggunakan panggung procenium dengan mengolah gerak tradisi yang dikembangkan melalui eksplorasi gerak meliuk, bergetar, dan menggeliat dengan garap musik tradisi jawa timuran. Sedangkan variabel isinya adalah sosok Sarpakenaka yang mempunyai sifat buruk, serakah, ingin menang sendiri, mudah jatuh cinta, sensual dan hiperseks kemudian ditafsirkan kembali isian yang terkandung di dalam sifat-sifatnya dan dihubungkan dengan wanita pada umumnya yang mempunyai keinginan dari hati namun tidak semua keinginan dapat tercapai.
Didalam karya ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian satu dimunculkan tokoh dalang untuk memulai pertunjukan, disusul dengan tokoh Sarpakenaka yang mengalami pergolakan batin terhadap apa yang sudah melekat pada dirinya sebagai wanita. Bagian kedua, mengungkapkan sisi kewanitaan Sarpakenaka dengan kelembutan, serta kesensualannya sebagai wanita yang memiliki nafsu birahi tinggi. Bagian ketiga, menggambarkan Sarpakenaka menemukan sebuah harapan yang dia cita-citakan dalam meujudkan tekadnya untuk menuju kesempurnaan. Bagian keempat, mengungkapkan tentang Sarpakenaka yang gagal menggapai cita-citanya, sehingga menimbulkan gejolak yang berpadu.

Kata Kunci : Sarpakenaka, Wanodyaning Rodra, bentuk penyajian

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2018-02-09

How to Cite

KARTIKA DEWI, M. (2018). BENTUK PENYAJIAN SOSOK SARPAKENAKA DALAM KARYA TARI WANODYANING RODRA. Solah, 7(2). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/22848

Issue

Section

Articles
Abstract views: 271 , PDF Downloads: 403