FORM AND FUNCTION OF THE THAK-THAKAN PROCESSION IN THE CLEANING RITUAL OF BELIKANGET TAMBAKBOYO TUBAN VILLAGE
BENTUK DAN FUNGSI PERTUNJUKAN ARAK-ARAKAN THAK-THAKAN DALAM RITUAL BERSIH DESA BELIKANGET TAMBAKBOYO TUBAN
Kata Kunci:
Keywords: Procession, Thak-thakan, function, and village cleanlinessAbstrak
Kesenian Thak-thakan adalah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Kabupaten Tuban, tepatnya di Kecamatan Tambakboyo, Jawa Timur. Pertunjukan ini menampilkan sosok binatang mitos yang dianggap sebagai simbol perlindungan dari ancaman dan gangguan. Dalam tradisi bersih desa di Desa Belikanget, masyarakat melaksanakan Arak-arakan Thak-thakan yang melibatkan seluruh warga desa untuk mengelilingi desa dan diyakini dapat menangkal bahaya dari segala penjuru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi pertunjukan Arak-arakan Thak-thakan dalam prosesi bersih desa di Desa Belikanget. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta teknik analisis data meliputi reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Validitas data dijamin dengan triangulasi sumber, teknik, dan waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian Thak-thakan merupakan warisan budaya yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Desa Belikanget. Selain berfungsi sebagai sarana ritual untuk menangkal mara bahaya, Arak-arakan Thak-thakan juga berfungsi sebagai hiburan, penguat solidaritas sosial, dan pelestarian budaya. Prosesi ini dilakukan dengan membawa tumpeng berisi hasil bumi sebagai ungkapan rasa syukur. Keberadaan kesenian ini mencerminkan kuatnya nilai-nilai tradisi dan identitas budaya masyarakat Desa Belikanget yang diwariskan turun-temurun. Dengan demikian, kesenian Thak-thakan dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal yang berharga.
Kata kunci : Arak-arakan, Thak-thakan, fungsi, dan bersih desa
Unduhan
Referensi
Dewi, Erin Triana. 2022. “Makna Simbolik Pertunjukan Thak-thakan Di Desa Kluthuk Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban”. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
Indriyanto. 2001. Lengger Banyumasan : Kontinuitas dan Perubahan. Yogyakarta : Lentera Budaya
Kusmayati, Hermien. 2000. Arak-arakan Seni Pertunjukan dalam Upacara Tradisional di Madura. Yogyakarta: Perpustakaan Nasioanal Indonesia.
Lourens, Sister Estevinora. 2020. “Bentuk Pertunjukan, Fungsi Dan Makna Tari Pentoel Tembem Dalam Prosesi Ritual Nyadran Desa Sonoageng Kabupaten Nganjuk”. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. BP Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Mustofa, Naim. 2022. “Inovasi Bentuk Penyajian Tari Barongan Kucingan Blitaran Oleh Dhimaz Anggoro Putro”. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa Menggali Untaian Kearifan Lokal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ridwan, dan Bangsawan Indra. 2021. Konsep Metodologi Penelitian Bagi Pemula. Jambi : Anugerah Pertama Press.
Salim, dan Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media.
Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar metodologi Penelitian. Yogyakarta: literasi media publishing.
Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta,CV.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,CV.
Widjaja, HAW. 2005. Otonomi Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Surati Indrawasih, retnayu prasetyanti sekti

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.

