PEMETAAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMI PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI DESA BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Abstract

Desa Besole menjadi salah satu  dari 9 Desa di Kabupaten Tulungagung yang berpotensi terjadi bencana tsunami (BMKG, 2019). Adanya potensi bencana tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu memerlukan adanya suatu bentuk mitigasi. Pemetaan risiko bencana dapat menjadi salah satu upaya mitigasi non fisik (Prasetyo, 2019). Tujuan penelitian adalah untuk memetakan kawasan berisiko tsunami, yang mana dari hasil pemetaan tersebut akan diidentifikasi karakteristik fisik serta pola permukiman yang ada di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan analisis spasial berbasi GIS berupa overlay berbasis pembobotan dan skoring (weighted overlay). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (hasil survei penggunaan lahan) dan data sekunder (Citra SENTINEL-2B, DEMNAS, dan RBI). Permodelan yang digunakan untuk memetakan tingkat risiko bencana tsunami adalah model crunch yang mana hanya mempertimbangkan parameter fisik atau lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan Desa Besole terbagi dalam tiga kelas tingkat risiko, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. wilayah berisiko tinggi cenderung berbatasan langsung dengan garis pantai dengan muara di sekitarnya serta memiliki relief datar. Wilayah berisiko sedang memiliki karakteristik fisik yang cukup beragam, tetapi untuk karakter penggunaan lahan didominasi oleh perkebunan. Wilayah berisiko rendah memiliki jarak yang agak jauh dari garis pantai, memiliki relief curam, serta penggunaan lahan berupa perkebunan, semak, dan hutan. Terdapat dua kelompok permukiman yang termasuk dalam kategori berisiko tsunami, yaitu di area Sidem dan Popoh. Kedua area permukiman tersebut sama-sama memiliki pola mengelompok, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda.

Kata Kunci: Bencana Tsunami, Risiko, Permukiman.