MODEL KEHUMASAN DUA ARAH UNTUK MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK (STUDI KASUS PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK)

  • Herlina Novi Bimantara S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Salah satu masalah yang dihadapi oleh humas Pemerintah Kabupaten Nganjuk pasca korupsi yang melibatkan Bupati Nganjuk periode 2014-2017, Taufiqurrahman, adalah menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan model kehumasan dua arah untuk membangun kepercayaan publik pada Pemerintah Kabupaten Nganjuk ditinjau dari program, aktivitas, dan dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan wawancara serta dokumentasi untuk memperoleh data penelitian. Hasil menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Nganjuk sedang mengembangkan kehumasan “pro-rakyat” agar kepercayaan publik dapat dibangun kembali. Strategi kehumasan dijalankan melalui dialog tatap muka pada program Tilik Desa dan Jumat Berkah, didukung dengan kehumasan digital yakni LAPOR!. Model kehumasan Grunig dan Hunt yang terjadi merupakan model two way asymmetrical dilihat dari kenyataan bahwa meskipun interaktivitas mulai dibangun, masih banyak kecondongan yang mengarah pada kepentingan pemerintah saja. Komunikasi kehumasan digital juga kurang diminati oleh masyarakat Nganjuk karena belum bisa dijalankan secara efektif. Kata kunci: Kehumasan pemerintahan, model kehumasan Grunig dan Hunt, two-way asymmetrical
Published
2021-06-21
How to Cite
Bimantara, H. (2021). MODEL KEHUMASAN DUA ARAH UNTUK MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK (STUDI KASUS PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK). The Commercium, 4(01), 132-142. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/Commercium/article/view/40350
Section
Artikel Ilmiah IKOM
Abstract Views: 168
PDF Downloads: 182