IDEOLOGI BINGKAI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM, PIKIRAN-RAKYAT.COM DAN DETIK.COM TERHADAP PEMBERITAAN KASUS KORUPSI E-KTP SETYA NOVANTO (ANALISIS FRAMING GAMSON)
DOI:
https://doi.org/10.26740/tc.v1i2.26384Abstrak
Tingginya jumlah kasus korupsi yang terjadi di Indonesia menempatkan Indonesia di posisi ke 96 dari 103 negara di dunia dalam indeks persepsi korupsi. Berdasarkan data dari ICW (Indonesia Corruption Watch) hingga tahun 2017 tercatat 226 kasus korupsi mulai dari tingkat Kabupaten/Kota hingga Provinsi dalam periode 6 bulan. Kasus korupsi e-KTP dengan dugaan Setya Novanto sebagai tersangka pada tahun 2017 menjadi trending topic di salah satu media sosial. Setnov memegang jabatan sebagai Ketua DPR RI dan Ketua Umum Partai Golkar yang menjadi sorotan media massa dalam menyajikan pemberitaanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana idelogi media online Kompas.com, Detik.com dan Pikiran-rakyat.com dalam membingkai pemberitaan kasus korupsi e-KTP Setnov. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis framing Gamson & Modigliani berupa dekskriptif kualitatif. Data dikumpulkan secara dokumentasi yaitu telaah dokumen dari masing-masing media online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Detik dan Pikiran-rakyat mengarahkan pembaca untuk menghakimi Setnov bersalah bahkan sebelum diadili. Sedangkan Kompas mengarahkan pembaca untuk mendalami pelaku selain Setnov. Maka dapat disimpulkan ketiga media ini mempunyai masing-masing cara untuk mengarahkan pembaca dari penyajian bingkai berita yang ditampilkan.
Kata kunci: Bingkai media, Kasus Korupsi e-KTP, Setya Novanto.Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Abstract views: 233
,
PDF Downloads: 507