PERAN KENTHONGAN SEBAGAI PENANDA PEMENTASAN KETHOPRAK SISWO BUDOYO DI KABUPATEN TULUNGAGUNG (KAJIAN SEMIOTIKA)

  • RENO ARISTIA PUTRA
  • AUTAR ABDILLAH

Abstract

Abstrak

Penulisan ini mengangkat sebuah tanda dalam Kenthongan. Kenthongan yang dimaksud bukan Kenthongan pada umumnya, melainkan Kenthongan yang digunakan sebagai tanda dalam sebuah pementasan Kethoprak. Kethoprak yang terkenal dalam lingkup Jawa, paling sukses dan bisa dianggap profesional di segala bidang adalah kelompok Kethoprak Siswo Budoyo dari Tulungagung pimpinan almarhum Ki Siswondo HS. Ciri khas Kethoprak ada pada Kenthongan, karena disetiap pementasan kethoprak terdapat bunyi Kenthongan, Kenthongan disini digunakan sebagai penanda adegan, namun dalam pementasan Kethoprak ada beberapa yang tidak menggunakan Kenthongan sehingga fungsi Kenthongan saat ini sudah mulai berkurang, peran Kenthongan dalam pementasan Kethoprak sudah jarang terlihat, makna tanda dalam Kenthongan juga jarang dipahami. Rumusan masalah adalah bagaimana peran Kenthongan dalam pementasan ketoprak dan bagaimana makna tanda Kenthongan dalam pementasan kethoprak Siswo Budoyo Kabupaten Tulungagung (Kajian Semiotika)?.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, menggunakan metode pengembangan penelitian “Moleong” untuk melaporkan kejadian yang ada dilapangan atau mendeskripsikan kejadian sebenarnya sesuai dengan fakta dilapangan dengan menyesuaikan tahapan yang di laksanakan. Sumber data diperoleh dari validasi ahli dan observasi (pengamatan), wawancara, atau penelaah dokumentasi.

Hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Sejak lahirnya Siswo Budoyo pada tahun 1958 sudah menggunakan Kenthongan, adanya Kenthongan di Siswo Budoyo Karena zaman dulu tidak ada alat komunikasi lain, komunikasi atas dan bawah artinya panggung dengan pengerawit. (2) Peran Kenthongan dalam pementasan Kethoprak Siswo Budoyo sebagai ciri khas dalam pementasan kethoprak, mengawali dan mengakhiri pementasan, tanda dalam adegan, mengemudi irama gamelan, dan Orang yang memainkan kentongan disebut dengan Pamurbo (Penguasa). (3) Dalam setiap ketukan kenthongan mempunyai makna tanda yang berkaitan dengan pementasan kethoprak diantaranya Meminta Perhatian, digunakan pada saat meminta perhatian kepada seluruh komponen pementasan kethoprak untuk bersiap-siap. Kentong satu digunakan pada saat awal adegan digunakan untuk menguatkan suasana adegan, Kentong dua digunakan di tengah-tengah adegan untuk keluarnya dan masuknya pemain, Kentong 3 digunakan untuk memberhentikan gamelan, dan ada ketukan untuk adegan lawakan. Simpulan dari hasil penelitian bahwa Kenthongan adalah tanda yang dibangun dalam pementasan kethoprak, sebagai alat komunikasi atas bawah artinya panggung dengan pengrawit, secara efektif dan effisien.

Kata Kunci: Kenthongan, Kethoprak Siswo Budoyo, Semiotika

Published
2020-01-22
Section
Articles
Abstract Views: 70
PDF Downloads: 557