Pelanggengan Kekuasaan dalam Novel Kubah di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani (Kajian Kekerasan Simbolik Pierre Bourdieu)

  • BRAMANTIKA WAHYU LAKSANA

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan upaya pelanggengan kekuasaan melalui modal, habitus, ranah, kelas, trakjektori dan pelanggengan kekuasaan dengan menggunakan kekerasan simbolik yang terdapat dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan ini menekankan hasil karya yang diciptakan, baik skala angkatan maupun individual memiliki aspek-aspek sosial tertentu yang dapat dibicarakan melalui model-model pemahaman sosial. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani yang diterbitkan oleh penerbit Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata-kata, kelimat-kalimat dan kutipan yang ada di dalam novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka digunakan untuk menemukan segala sumber yang terkait dengan data penelitian. Hasil dalam penelitian ini diperoleh bahwa (1) modal yang terdiri dari tiga bagian, yaitu modal simbolik, modal budaya, dan modal sosial. (2) Kelas yang terdiri atas kelas dominan, kelas menengah dan kelas dominan. (3) Ranah yang terdapat di dalam novel ini dibagi menjadi dua, yaitu ranah ekonomi dan pendidikan. (4)Trajektori yang terdapat di dalam novel ini dibagi menjadi dua, yaitu trajektori Fatikha dan petinggi desa. (5) Beberapa habitus yang ada di dalam novel ini antara lain: (1) Sikap Fatikha yang memandang pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan Ngurawan. (2) Warga Ngurawan yang hanya menganut sistem kekeluargaan tanpa memandang hal lain sebagai pedoman hidupnya, bahkan dengan pendidikan sekalipun. (6) Dari kelima konsep yang dianalisis di dalam penelitian ini akan dikombinasikan dan menghasilkan suatu konsep, yaitu tentang kekerasan simbolik yang akan digunakan untuk melanggengkan kekuasaannya Kekerasan simbolik ini antara lain. (1) Memberikan izin kepada Ngurawan untuk tinggal di tanah yang bukan kepemilikannya. (2) Memberlakukan sistem monopoli penjualan pasir oleh petinggi desa. (3) Menggunakan dalih mengerti keadaan Ngurawan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. (4) Memberikan tanah garapan selama waktu yang ditentukan.

Kata Kunci: kekerasan simbolik, pelanggengan kekuasaan, novel.

Published
2020-05-08
Section
Articles
Abstract Views: 184
PDF Downloads: 391