Ketidaklangsungan Ekspresi pada Gurindam Dua Belas: Kajian Semiotika Riffaterre
Abstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ketidaklangsungan ekspresi pada Gurindam
Dua Belas karya Raja Ali Haji menggunakan kajian semiotika Michel Riffaterre.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan objektif. Sumber data
penelitian ini adalah buku Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji cetakan kedua
tahun 2012 dan data penelitian yang diambil berupa kata dan kalimat pada larik serta
bait gurindam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik catat dan
pustaka. Hasil penelitian ini yaitu (1) Struktur Gurindam Dua Belas oleh Raja Ali
Haji. Pertama, lapis bunyi didominasi oleh bunyi berat (a) yang memberikan efek
suasana tidak menyenangkan. Kedua, Lapis arti pada Gurindam Dua Belas berupa
pemaknaan secara menyeluruh sehingga gurindam dapat dimaknai. Ketiga, Lapis
objek pada Gurindam Dua Belas secara keseluruhan adalah Tuhan dan manusia.
Keempat, Lapis dunia pada Gurindam Dua Belas berisi tentang petuah ajaran agama
Islam. Kelima, Lapis metafisis pada Gurindam Dua Belas berupa ajakan untuk
berkontemplasi tentang perbuatan yang telah dilakukan. (2) Pembacaan heuristik dan
hermeneutik tentang ajaran agama Islam. (3) Matriks, model, dan varian Gurindam
Dua Belas merupakan ide pokok keseluruhan pasal gurindam. (4) Hipogram
Gurindam didasari oleh keadaan sosial masyarakat. (5) Ketidaklangsungan ekspresi
berupa majas, rima, dan tipografi.
Kata Kunci: Gurindam Dua Belas, strukturalisme Roman Ingarden,
Ketidaklangsungan ekspresi, semiotika Riffaterre
Downloads

