DONGENG ANAK DALAM LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) RRI SURABAYA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

  • AYUNINGTYAS WAHYU WIDIYANTI

Abstract

Abstrak
Penelitian ini berjudul “doneng anak dalam Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Surabaya: kajian Sosiologi  
Sastra. Penelitioan ini dilatarbelakangi oleh keinginan peneliti untuk meneruskan penelitian sebelumnya dengan
mengangkat  pokok permasalahan:  1)  bagaimana  struktur  dongeng anak yang ada di  LPP RRI  Surabaya,  2)
bagaimana fungsi doneng anak yang anak yang ada di LPP RRI Surabaya, 3) bagaimana Nilai Budaya dongeng
anak yang ada di LPP RRI Surabaya,  4) bagaimana Pengaruh dongeng anak yang ada di LPP RRI Surabaya
terhadap anak usia dini,  dan   5)  bagaimana minan anak usia dini   terhadap dongeng anak yang ada di  LPP
RRISurabaya.  Bedasarkan poko permasalahan  tersebut  penelitian ini bertujuan untuk 1) memaparkan struktur  
dongeng anak yang ada di LPP RRI Surabaya, 2) memaparkan fungsi doneng anak yang anak yang ada di LPP
RRI Surabaya,  3) memaparkan Nilai  Budaya dongeng anak yang ada di  LPP RRI Surabaya,  4) memaparkan
Pengaruh dongeng anak yang ada di LPP RRI Surabaya terhadap anak usia dini, dan   5) memaparkan minan
anak   usia   dini   terhadap   dongeng   anak   yang   ada   di  LPP RRISurabaya.  Penelitian   ini  menerapkan  metode
kualitatif.  Hasil  penelitian  ini  menunjukkan bahwa dongeng anak yang ada di  LPP RRI Surabaya Penelitian
menemukan bahwa dongeng anak yang ada di  PRO 4 LPP RRI surabaya  tersebut  berisi   tentang cerita-cerita
nusantara yang perlu dilestarikan. Dengan adanya siaran dongeng anak yang disiarkan PRO 4 LPP RRI Surabaya
ini  diharapkan.  Anak-anak penerus bisa melestarikan cerita-cerita rakyat  yang ada dinusantara,  karena dalam
cerita-cerita rakyatlah memiliki nilai-nilai  luhur yang sangat  baik,  dan diharpan agar budaya mendongeng  itu
semakin dilestarikan   dan diceritakan kepada anak didik. Kemudian dapat menyerap pesan-pesan yang ada di  
dalam  cerita   tersebut.   Selanjutnya  merefleksikannya   dalam  kehidupan   sehari-hari.  Tidak   dapat   dipungkiri
bahwasannya cerita-cerita rakyat  umumnya bersifat   tradisional  dan sarat  akan petua-petua yang mengandung
nilai luhur yang kekal.
Kata Kunci : Dongeng, Penyiaran, Sosiologi Sastra.

Abstract
The study is titled "doneng children in the Public Service Broadcasters (LPP) RRI Surabaya: Literature review of
Sociology. Penelitioan is motivated by the desire of researchers to continue the previous research by lifting the
main issues: 1) how the structure of the fairy child in LPP RRI Surabaya, 2) how the child functions doneng  
children in LPP RRI Surabaya, 3) how the child's fairy tale Cultural Values in LPP RRI Surabaya, 4) how the
influence of fairy child in LPP RRI Surabaya on early childhood, and 5) how dominant early childhood to tales
of children who are RRISurabaya LPP. Based on these problems poko this study aims to 1) describe the structure  
of an existing child in the fairy tale LPP RRI Surabaya, 2) describe the function of the child doneng children in  
LPP RRI Surabaya, 3) Culture tales describe a child who is in LPP RRI Surabaya, 4) Effect of stories exposing  
the child is in LPP RRI Surabaya on early childhood, and 5) presented to the dominant early childhood fairy
child in LPP RRISurabaya.This study applied a qualitative method.These results indicate that the fairy child in
LPP RRI Surabaya. Form of a fairy tale story form and meaning are made to the folklore in the District Labang,  
Bangkalan to show and know the stories, the narrative structure and symbolic meaning. The study found that the
tales of children who are 4 LPP RRI Surabaya PRO contains stories about the country that need to be preserved.  
With the tales of children who live broadcast LPP RRI Surabaya PRO 4 is expected. Children successor could
preserve  the stories of  the people who have dinusantara,  because  it   is  the people  in  these stories have noble
values  is very good,  and diharpan for storytelling culture  is  increasingly preserved and shared with students.  
Then   be   able   to   absorb   the  messages   in   the   story.   Further   reflect   on   the   everyday   life.   It   is   inevitable  
bahwasannya folktales are generally traditional and full of petua-containing petua sublime eternal value.
Keywords : Fairy tales. Broadcasting, Sociology of Literature

Published
2013-02-06
Section
Articles
Abstract Views: 30
PDF Downloads: 102