NILAI FILOSOFIS PADA PENAMAAN MOTIF BATIK SURABAYA DALAM KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI

  • DEVI NUR FARIDA

Abstract

Abstrak

Batik Surabaya merupakan kebudayaan yang belum dikenal oleh kebanyakan orang. Kebudayaan merupakan bagian dari bahasa yang dalam ini berwujud penamaan sebagai pembeda batik yang satu dengan lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk lingual, makna referensial, dan nilai filosofis pada penamaan motif batik Surabaya dalam kajian Linguistik Antropologi. Bentuk lingual yang digunakan berupa afiksasi, reduplikasi, dan akronimisasi. Bentuk berdasarkan asal-usulnya berupa nama tempat, tokoh, anggota tubuh, aktivitas, tumbuhan, dan hewan. Makna referensial yang digunakan yaitu berdasarkan segitiga makna Ogden dan Richards yang memiliki kategori budaya, sosial, sejarah, alam, religi, dan ekonomi. Nilai filosofis yang digunakan yaitu nilai filosofis moral, adat/tradisi, pendidikan sejarah, dan kerohanian. Sumber data penelitian ini yaitu primer dan sekunder. Data penelitian yang digunakan yaitu daftar nama motif batik Surabaya yang diperoleh dari rumah batik Te`ye`ng (Benowo), rumah batik Bayu Sumilir (Ketintang Madya III), dan rumah batik Seru Mangrove (Sidoarjo). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu simak dan cakap dengan teknik catat, rekam, dan dokumentasi.

Teknik analisis data menggunakan metode padan intralingual dan ekstralingual. Dalam penelitian ini ditemukan bentuk lingual berupa afiksasi, reduplikasi, frasa preposisi, klausa, dan akronimisasi. Makna referensial yang diperoleh yaitu makna referensial budaya, sosial, sejarah, ekonomi, religi, dan alam. Nilai filosofis yang diperoleh yaitu nilai filosofis moral, adat/tradisi, pendidikan sejarah, dan kerohanian. Dalam penelitian ini, frasa preposisi, klausa, dan akronimisasi menjadi bentuk baru dalam dunia penamaan perbatikan. Makna referensial yang mendominasi batik Surabaya adalah makna referensial alam, dan di dalamnya terkandung nilai filosofis moral.

Kata Kunci: penamaan, motif batik, linguistik antropologi

Abstract

Batik Surabaya is a culture that is not yet known by most people. Culture is part of the language which is in the form of naming as a differentiator of batik from one another. Therefore, this study aims to explain the lingual form, referential meaning, and philosophical value in naming Surabaya batik motifs in Anthropology Linguistic studies. The lingual form used is affixation, reduplication, and accronization. Form based on its origin in the form of place names, figures, limbs, activities, plants, and animals. The data sources of this research are primary and secondary. The research data used were a list of Surabaya batik motifs obtained from the Teye`ng (Benowo) batik house, the Bayu Sumilir (Ketintang Madya III) batik house, and the Seru Mangrove batik house (Sidoarjo). Data collection methods used are listening and competent with note taking, recording, and documentation techniques.

Data analysis techniques using intralingual and extralingual equivalent methods. In this study lingual forms were found in the form of affixation, reduplication, prepositional phrases, clauses, and accronization. The referential meaning that is obtained is the referential meaning of culture, social, history, economy, religion, and nature. Philosophical values ​​obtained are moral philosophical values, customs / traditions, historical education, and spirituality. The phrase preposition, clause, and acronymization become a new form in the world of batik naming.
Keywords: naming, batik motifs, anthropological linguistics





Published
2020-05-19
Section
Articles
Abstract Views: 274
PDF Downloads: 634