HUBUNGAN FATHERLESS TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING ANAK USIA DINI DI WILAYAH INDUSTRI JAWA TIMUR

  • Norma Puji Rahayu Universitas Negeri Surabaya
  • Wulan Saroinsong Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Pengasuhan terhadap anak dalam keluarga tidak hanya membutuhkan peran ibu tetapi juga oleh peran ayah. Namun, dalam kehidupan sehari-hari ayah lebih dominan menggunakan waktunya untuk bekerja. Berdasarkan hasil riset ditemukan bahwa Indonesia berada diposisi ketiga dari seluruh dunia dalam hal fatherless atau disebut juga dengan ketiadaan peran ayah dalam kehidupan anak. Fatherless yang anak rasakan akan mempengaruhi tingkat subjective well-being anak. Perlunya peran orang tua dan subjective well-being yang tinggi dapat membantu anak dalam pendidikan usia dini yang baik dan dalam perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan fatherless terhadap subjective well-being pada anak usia dini di wilayah industri Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data berupa kuisioner. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia antara 4-6 tahun di wilayah industri Jawa Timur yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Gersik dengan jumlah 234 anak. Data dianalisis menggunakan SPSS 26 untuk pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil penenelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan fatherless dengan subjective well-being anak usia dini. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. perolehan hasil uji korelasi yaitu 0,000 < 0,05. semakin rendah tingkat fatherless pada anak maka, subjective well-being yang dirasakan oleh anak usia dini tinggi.

Diterbitkan
2023-07-26
Bagian
Articles
Abstract Views: 308
PDF Downloads: 716