PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI PROGRAM KELUARGA HARAPANSTUDI PADA KEGAIATAN FAMILY DEVLOPMENT SESSIONS DI DESA MANDURO MANGGUNGGAJAH, KECAMATAN NGORO, KABUPATEN MOJOKERTO.

  • AYU TIFANI KARTIKA PUTRI

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat. Satu caranya adalah melalui proses pembelajaran. Hal inilah yang juga menjadi acuan Kemensos RI untuk menuntaskan kemiskinan melalui kegiatan Family Development Session (FDS) pada Program Keluarga Harapan. Salah satu daerah yang mendapatkan pemberdayaan melalui FDS dan menarik untuk disoroti adalah Desa Manduro Manggunggajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan FDS mempunyai 4 tema inti pembelajaran yaitu Pengasuhan dan Pendidikan Anak, Mengatur Keuangan Keluarga dan Memulai Usaha, Kesehatan Ibu dan Anak, Perlindungan Anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan pemberdayaan masyarakat miskin melalui kegiatan FDS.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi. Fokus penelitian adalah pemberdayaan masyarakat miskin melalui kegiatan FDS di Desa Manduro Manggunggajah, dilihat dari tahap-tahap pemberdayaan, yakni Tahap Penyadaran dan pembentukan perilaku, Tahap Transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual dan kecakapan keterampilan.
Pada Tahap Penyadaran dan pembentukan perilaku, di Desa Manduro, sudah dilakukan dengan baik. Selain modul pembelajaran dan juga sarana pelengkapnya, pendamping juga berinovasi untuk dapat meningkatkan ketertarikan peserta terhadap program pelatihan. Pada Tahap Transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, para RTSM pada awalnya sulit untuk datang dalam pertemuan, namun kini sudah terlihat kemajuan dengan semakin menurunnya jumlah peserta tidak hadir dalam pertemuan, menyadari pentingnya pendidikan dini bagi anaknya. Sikap dan perlakuan yang diberikan kepada anaknya pun berbeda, mereka jadi lebih perhatian dan lebih sering memuji ketika anak berbuat baik. Kebiasaan baik yang dipraktekkan para peserta juga terlihat dari tingkat kesehatan keluarga, ibu dan anak, yang semakin baik. Para ibu peserta juga lebih mengutamakan dalam memberikan pertolongan untuk yang sakit ke puskesmas terdekat. Kini, mereka juga sudah mampu membuat catatan kas, walapun masih dalam lingkup keluarganya sendiri. Pada Tahap Peningkatan kemampuan intelektual, para peserta FDS antusias dalam menjawab soal-soal yang di berikan, kemampuan “Calistung” meningkat. Beberapa RTSM bahkan sudah mencoba menularkan ilmu yang didapat dari pelatihan kepada keluarga lainnya. Dari banyak hasil positif dalam proses pemberdayaan yang dilaksanakan, masih ada kekurangan yang menjadi catatan, yaitu kurangnya sarana penunjang dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan yang dilakukan melalui kegiatan FDS di Desa Manduro Manggunggajah sudah baik, hanya kurang optimal. Penulis bisa memberikan saran, sebaiknya pelaksanaan FDS dilaksanakan bersamaan dengan program PKH dimulai, jumlah pendamping ditambah, sarana penunjang kegiatan harus mendapat dukungan lebih baik lagi, serta perlu diberikan dukungan financial dari Pemda setempat.
Kata Kunci : Family Development Session, Pemberdayaan

Published
2016-01-21
Section
Articles
Abstract Views: 45
PDF Downloads: 540