POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN ALUN-ALUN CONTONG SEBAGAI KAWASAN WISATA KAMPUNG TUWO RELIGI KOTA SURABAYA

  • Diana Alfi Nuraini S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
  • Tauran Tauran S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
Keywords: Community Assets, Old Kampung, Community Based Tuorism

Abstract

Kota Surabaya memiliki banyak kampung tua yang memiliki ciri khas baik aspek sejarah, sosial, ekonomi, budaya dan fisiknya. Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk membangun city tourism dan pariwisata berbasis masyarakat, beberapa kampung telah berupaya membangun kampungnya menjadi destinasi wisata. Diantaranya kampung di kawasan Kelurahan Alun-Alun Contong mencoba mengembangkan kawasan wisata sejarah dan cagar budaya dengan sebutan Kampung Tuwo Religi. Beberapa penelitian menunjukkan pengembangan wisata berbasis masyarakat sangat bergantung pada kapasitas yang dimiliki oleh masyarakatnya. Tujuan penelitian ini memetakan potensi pengembangan kawasan Alun-Alun Contong sebagai kawasan wisata Kampung Tuwo Religi Kota Surabaya. Pemetaan potensi menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis aset. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan fokus pada aset primer dan sekunder yang dimiliki warga Kelurahan Alun-Alun Contong. Data diperoleh melalui obvervasi, wawancara, dan literature review. Subjek penelitian ini perangkat Kelurahan Alun-Alun Contong, POKDARWIS, tokoh dan masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan berbagai potensi yang terpetakan dalam aset primer: 1) Kapasitas individu dalam segi SDM memiliki tingkat pendidikan yang baik, namun belum memiliki ketrampilan dan kesadaran cukup dalam pengembangan wisata. 2) Asosiasi dan organisasi setempat menunjukkan potensi yang kuat terutama dalam asosiasi warga, asosiasi budaya serta keagamaan. Pada aset sekunder. 1) Asset organisasi swasta dan nirlaba cukup mendukung terbukti adanya kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi dalam pembangunan kawasan wisata. 2) Institusi-institusi publik yang ada cukup mendukung pengembangan wisata. 3) Sumber daya fisik cukup mendukung terbukti dengan banyak bangunan beraksitektur unik dan ada setidaknya lima destinasi wisata meliputi Ujung Galuh, Makam Joko Jumput, Makam Kyai Sido Masjid, Gedung HBNU, dan Kawasan Pecinan.

The city of Surabaya has many old villages which have characteristics in terms of historical, social, economic, cultural and physical aspects. The Surabaya City Government is trying to build urban tourism and community-based tourism, several villages have tried to develop their villages into tourist destinations. Among them, the village in the Contong Alun-Alun Village area is trying to develop a historical tourism area and a cultural heritage known as Tuwo Religious Village. Several studies have shown that the development of community-based tourism is highly dependent on the capacity of the community. The purpose of this study was training in the potential development of the Contong Square area as a tourism area in the Tuwo Religious Village, Surabaya City. Potential mapping uses an asset-based community empowerment approach. This study uses a qualitative descriptive method, with a focus on primary and secondary assets owned by the residents of Alun-Alun Contong Village. Data obtained through observation, interviews, and literature review. The subjects of this study were Contong Alun-Alun Village officials, POKDARWIS, local leaders and the community. The results of the study show various potentials mapped into primary assets: 1) Individual capacity in terms of human resources has a good level of education, but does not yet have sufficient skills and awareness in tourism development. 2) Local associations and organizations show strong potential, especially in community associations, cultural and religious associations. On the second asset. 1) Private and non-profit asset organizations sufficiently support the existence of proven partnerships with higher education institutions in the development of tourist areas. 2) The existing public institutions are sufficient to support tourism development. 3) Physical resources are sufficiently supportive as evidenced by the many unique architectural buildings and there are at least five tourist destinations including Ujung Galuh, Joko Jumput Tomb, Kyai Sido Tomb Mosque, HBNU Building, and Chinatown Area.

References

Alamsyah, M. F., & Rahaju, T. (2022). Pengembangan Kampung Kreasi Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Studi pada Kampung Kreasi Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Gresik). Publika, 585-594.

Andini, N. (2013). Pengorganisasian komunitas dalam pengembangan agrowisata di desa wisata studi kasus: desa wisata Kembangarum, Kabupaten Sleman. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(3), 173-188.

Ardianti, P. N. H., Suardikha, I. M. S., & Suputra, I. D.G. D. (2015). Pengaruh Penganggaran Partisipatif Pada Budgetary Slack Dengan Asimetri Informasi, Self Esteem, Locus Of Control Dan Kapasitas Individu Sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 4(0), 296-311.

Azimah, A., & Damayanti, M. (2019). Kajian Kapasitas Masyarakat dalam Pengelolaan Wisata Mina Padukuhan Bokesan Di Kawasan Minapolitan Ngemplak Kabupaten Sleman A Study On Community Capacity In Tourism Management Of Bokesan Village At Minapolitan Area Ngemplak, Sleman Regency. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 15(2), 150-162.

BPS, Surabaya dalam Angka Tahun 2019, Surabaya City Goverment, 2019.

Chaerunissa, S. F., & Yuniningsih, T. (2020). Analisis Komponen Pengembangan Pariwisata Desa Wisata Wonolopo Kota Semarang. Journal of Public Policy and Management Review, 9(4), 159- 175.

Denzin, Norman K & Lincoln. (2011). Handbook of Qualitative Research. Terj.Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Habib, M., (2021). Kajian Teoritis Pemberdayaan Masyarakat Dan Ekonomi Kreatif. Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy, 1(2), pp.106-134.

Heryati. (2011). Kampung Kota sebagai Bagian dari Permukiman Kota. INOVASI, 8(September 2011), 102–117.
https://transformintegratedcommunitycare.com/strateg y/
https://www.surabaya.go.id

Imran, A. N. 2012. Identifikasi Kapasitas Komunitas Lokal Dalam Pemanfaatan Potensi Ekowisata Bagi Pengembangan Ekowisata Di Kawah Cibuni. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 23(2), 85– 102.

Kaliurang, L. S. Asset-Based Community Development: Strategi Pengembangan Masyarakat di Desa Wisata.

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa. Data Pokok Desa/Kelurahan. http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/dp okok_grid_t01/

Khotimah, K., Wilopo, W., & Hakim, L. (2017). Strategi pengembangan destinasi pariwisata budaya (Studi kasus pada kawasan Situs Trowulan sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto).

Kriswantini, D., & Ode, A. (2017). Pengaruh kapasitas individu, komitmen organisasi, dan locus of control terhadap budgetary slack. Soso-Q: Jurnal Manajemen, 5(1), 115-123.

McKnight, J. L., & Kretzmann, J. (1990). Mapping community capacity. Evanston, IL: Center for Urban Affairs and Policy Research, Northwestern University.

Nirawati, L., & Sukarno, G. (2021, December). Kontribusi Trio Abg Dan Keunggulan Bersaing Pada Kinerja Pemasaran Industri Pariwisata Di Surabaya. In PROSENAMA: Prosiding Seminar Nasional Manajemen (Vol. 1, pp. 56-67).

Niswah, F. et al. (2021) “Asset-based community development in Kampung Mina mangrove, East Wonorejo, Surabaya as a community economic strengthening effort,” Journal La Bisecoman, 2(5), pp. 23–30. Available at: https://doi.org/10.37899/journallabisecoman.v2i5.516.

Noviyanti, U., M, Nilzam., dan Edwin, Fitiano., (2018). Potensi Pengembangan Kampung Wisata Lawas Maspati sebagai Destinasi Wisata Baru Surabaya. CIPTA: Jurnal Sains Terapan Pariwisata, Vol.3, No. 2,p.218-231.

Nurcahyono, O. H. (2017). Kapasitas Komunitas Lokal dalam Pengembangan Pariwisata Pedesaan. Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi, 1(1), 42-60.

Pradana, G. W., Rahman, A., & Haryono, H. (2021). Tourism Village Management Requires Good Tourism Governance: Study in the Kampung Lampion Code 18 Yogyakarta area. JPSI (Journal of Public Sector Innovations), 6(1), 20- 27.

Prafitri, G. R., & Damayanti, M. (2016). Kapasitas Kelembagaan Dalam Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Wisata Ketenger, Banyumas). Jurnal Pengembangan Kota, 4(1), 76-86.

Pramala, I. I. (2018). Peran Institusi Pendidikan Tinggi Dalam Pengembangan Kapasitas Komunitas Desa Cibuntu Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Jurnal Administrasi Pendidikan, 25(2), 275-293.

Priyatmono, A. F. (2013). Dari wisata kreatif menuju Solo kota kreatif. Sinektika, 13(2), 69-75.

Purbadi, Y. and Lake, R., (2019). Konsep Kampung- Wisata Sejahtera, Kreatif, Cerdas dan Lestari Berkelanjutan.
EMARA: Indonesian Journal of Architecture, 5(1), pp.12-23.

Qiyami, K. E. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Metode Asset Based Community Development dalam Pengembangan Ekonomi Pariwisata (Bachelor's thesis, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Rahayu, H. A., Istikhomah, I., Fatmawati, N., Usami,R. W., Dari, F. U., & Habib, M. A. F. (2022). Analisis Pengembangan Potensi Desa Wisata Melalui Optimalisasi Asset Based Community Development Di Desa Mojokambang. Greenomika, 4(1), 31-43.

Resnawaty, R. (2016). Strategi Community Practice Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Share: Social Work Journal, 6(1).

Rosaliza, M. (2016). Modal sosial dan budaya dalam pembangunan desa. Jurnal Ilmu Budaya, 13(1), 42-54.
Sudarmanto, E., Revida, E., dkk (2020). Konsep Dasar Pengabdian Kepada Masyarakat: Pembangunan dan Pemberdayaan. Medan : Yayasan Kita Menulis.

Sudradjat, I. (2017). Dekolonialisasi Historiografi Arsitektur Indonesia. Bandung: Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung.

Sugiarti, R., Aliyah, I., & Yudana, G. (2016). Pengembangan Potensi Desa Wisata Di Kabupaten Ngawi. cakra Wisata, 17(2).

Sukarno, G., Wigati, W. R., Irbayuni, S., & Fitriyah, M.A. T. (2018). Pemetaan Intellectual Capital Industri Kreatif Di Jawa Timur. Fokus Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ekonomi, 13(2), 369-394.

Surabaya, P. D. K. (2014). Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014–2034. Surabaya (ID): Sekretaris Daerah Kota Surabaya.

Tauran, T. (2018, December). Attracting Tourists to the Alley: Subaltern Urbanism in the Maspati Kampung, Surabaya. In Conference Proceedings of the 2nd International Conference on Sustainability, Human Geography and Environment 2018. Polo Publishing, Co., Gdansk University Press.

Timoer, Soenarto. (1983). Menjelajahi Jaman Bahari Indonesia Mitos Chura-bhaya : Cerita Rakyat sebagai Sumber Penelitian Sejarah Surabaya. Volume 3167. Balai Pustaka,.

Vila, K. D., Desyana, N., & Rositah, R. (2021). Potensi Sumber Daya Fisik Dan Non-Fisik Di Desa Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat. Jurnal Sociologie, (1), 38-47.

Yunas, N. S. (2019). Implementasi konsep penta helix dalam pengembangan potensi desa melalui model lumbung ekonomi desa di Provinsi Jawa Timur. Matra Pembaruan: Jurnal Inovasi Kebijakan, 3(1), 37-46.

Yustika, S. M., Hanif, N., Lestari, S. A., Darmawan,A. L., Islami, R. K., & Arviani, H. (2022). Penataan Konsep Kawasan Wisata Kelurahan Alun-Alun Contong sebagai Kampung Wisata Religi dan Sejarah. KARYA UNGGUL-Jurnal
Published
2023-01-13
Section
Articles
Abstract Views: 249
PDF Downloads: 299