POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN ALUN-ALUN CONTONG SEBAGAI KAWASAN WISATA KAMPUNG TUWO RELIGI KOTA SURABAYA

Penulis

  • Diana Alfi Nuraini S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
  • Tauran Tauran S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26740/publika.v11n2.p1681-1696

Kata Kunci:

Aset Komunitas, Kampung Tua, Pariwisata Berbasis Masyarakat

Abstrak

Kota Surabaya memiliki banyak kampung tua yang memiliki ciri khas baik aspek sejarah, sosial, ekonomi, budaya dan fisiknya. Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk membangun city tourism dan pariwisata berbasis masyarakat, beberapa kampung telah berupaya membangun kampungnya menjadi destinasi wisata. Diantaranya kampung di kawasan Kelurahan Alun-Alun Contong mencoba mengembangkan kawasan wisata sejarah dan cagar budaya dengan sebutan Kampung Tuwo Religi. Beberapa penelitian menunjukkan pengembangan wisata berbasis masyarakat sangat bergantung pada kapasitas yang dimiliki oleh masyarakatnya. Tujuan penelitian ini memetakan potensi pengembangan kawasan Alun-Alun Contong sebagai kawasan wisata Kampung Tuwo Religi Kota Surabaya. Pemetaan potensi menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis aset. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan fokus pada aset primer dan sekunder yang dimiliki warga Kelurahan Alun-Alun Contong. Data diperoleh melalui obvervasi, wawancara, dan literature review. Subjek penelitian ini perangkat Kelurahan Alun-Alun Contong, POKDARWIS, tokoh dan masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan berbagai potensi yang terpetakan dalam aset primer: 1) Kapasitas individu dalam segi SDM memiliki tingkat pendidikan yang baik, namun belum memiliki ketrampilan dan kesadaran cukup dalam pengembangan wisata. 2) Asosiasi dan organisasi setempat menunjukkan potensi yang kuat terutama dalam asosiasi warga, asosiasi budaya serta keagamaan. Pada aset sekunder. 1) Asset organisasi swasta dan nirlaba cukup mendukung terbukti adanya kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi dalam pembangunan kawasan wisata. 2) Institusi-institusi publik yang ada cukup mendukung pengembangan wisata. 3) Sumber daya fisik cukup mendukung terbukti dengan banyak bangunan beraksitektur unik dan ada setidaknya lima destinasi wisata meliputi Ujung Galuh, Makam Joko Jumput, Makam Kyai Sido Masjid, Gedung HBNU, dan Kawasan Pecinan.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Diterbitkan

2023-01-13

Terbitan

Bagian

Articles
Abstract views: 406 , PDF Downloads: 525