“SUROBOYO JUANG” (UNGKAPAN PERJUANGAN PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945 DALAM BENTUK DRAMATIK)

  • JUNIACE AJENG PANGESTUNINGTYAS INGGARI
  • DJOKO TUTUKO

Abstract

Peristiwa 10 November 1945 merupakan peristiwa heroik Rakyat Surabaya yang tangis bahagianya masih terasa hingga saat ini. Arek-arek Suroboyo dan segenap lapisan masyarakat melawan sekutu dengan kobaran semangat tanpa senjata. Perang ini memiliki intensitas tinggi dalam peperangan di Indonesia karena mencerminkan jiwa keadilan dan nasionalisme yang kuat dari masyarakat kota Surabaya. Maka, koreografer menciptakan tari Suroboyo Juang seba gai bentuk ungkapan peristiwa 10 November 1945. Karya tari ini memiliki fokus isi perjuangan dalam peristiwa 10 November 1945, dan fokus bentuknya merupakan sajian dari sebuah karya tari yang bertipe dramatik.Dalam proses penciptaan karya tari Suroboyo Juang ini koreografer melakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap karya yang telah diciptakan oleh koreografer terdahulu yang tentunya telah relevan seperti Tari Benteng Suroboyo, Tari Joko Berek, dan Tari Greget Sawunggaling. Tidak hanya itu, pengkajian teori juga menggunakan teori ungkapan, perjuangan, sejarah, dramatik, dan koreografi.Karya tari Suroboyo Juang menggunakan metode konstruksi yang telah dikenalkan oleh Jacqueline Smith digunakan sebagai langkah-langkah untuk membangun sebuah ide yang akhirnya menjadi konsep. Dalam mengkonstruksi karya tari dibutuhkan pemahaman tentang elemen dasar tari seperti tenaga, ruang, dan waktu serta tatanan tari yang baik melalui tahap rangsang awal, menentukan tipe tari, mode penyajian, eksplorasi, improvisasi, analisis dan evaluasi, serta penghalusan. Judul Suroboyo Juang menjadi makna dari rakyat Surabaya yang sedeang berjuang dalam peristiwa 10 Novenber 1945. Teknik dan gaya tari Suroboyo Juang ialah gaya Jawa Timuran yang dikembangkan dengan kelincahan kaki, kekuatan tangan dan kaki, serta ragam gerak Tari Remo yang menjadi acuan karena memiliki rasa yang sama yaitu perjuangan.Alur pada karya tari ini dibagi menjadi empat bagian yakni introduksi, adegan 1, adegan 2, dan adegan 3. Koreografi dalam karya ini tentunya harus didukung dengan tata rias dan busana yang menggambarkan atau menyimbolkan karakter tarian tersebut. Sebagai pendukung karya tari, iringan musik menjadi hal yang penting. Dalam karya ini menggunakan iringan pentatonic dalam bentuk digital.Karya tari Suroboyo Juang menawarkan bentuk sajian yang mengeksplorasi tubuh berdasarkan tipe tari dramatik. Penyampaian gerak dalam karya ini dipertimbangkan dari sisi konsep karya dan kemampuan para penari yang tentunya memiliki motivasi dan isi. Pada hal tersebut koreografer berharap kepada para penikmat untuk tidak melupakan sejarah dan selalu mengapresiasi perjuangan para pahlawan.
Kata Kunci: Ungkapan, Suroboyo Juang, dan Dramatik.
Published
2019-05-27
How to Cite
AJENG PANGESTUNINGTYAS INGGARI, J., & TUTUKO, D. (2019). “SUROBOYO JUANG” (UNGKAPAN PERJUANGAN PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945 DALAM BENTUK DRAMATIK). Solah, 8(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/27801
Section
Articles
Abstract Views: 253
PDF Downloads: 532