KAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PENGRAJIN TAHU(Studi Kasus Di Desa Gelanglor, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo)

  • INDAH KURNIA WARDHINI

Abstract

Pekerjaan sebagai pengrajin tahu merupakan pekerjaan sektor informal yang terdapat hampir di semua kota.
Sebagian besar pengrajin tahu  pasti memiliki pabrik pengolahan yang digunakan untuk menunjang produksinya.
Fenomena  unik terjadi di desa Gelanglor, dimana tidak semua pengrajin tahu di desa ini memiliki pabrik pengolahan
pribadi, sehingga terdapat istilah “menumpang memasak”, namun dengan keterbatasan tersebut pengrajin tetap
mempertahankan pekerjaan sebagai pengrajin tahu.
Tujuan dari penelitian ini menjelaskan gambaran, realita tentang karakteristik pengrajin tahu secara
mendalam dan rinci. Lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Gelanglor, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang merupakan studi
yang mengekplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, pengambilan data yang mendalam dan menyertakan
berbagai sumber informasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga tahapan yaitu,
reduksi, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa di desa Gelanglor ini terdapat dua tipe pengrajin, yaitu pengrajin
yang memiliki pabrik dan pengrajin yang menumpang produksi. Dari segi karakteristik sosial yang paling
mempengaruhi dalam mempertahankan sebagai pengrajin tahu adalah pendidikan pengrajin. Dari segi karakteristik
ekonomi, pendapatan pengrajin mempengaruhi pengrajin dalam mempertahankan pekerjaan. Hal yang membedakan
karakteristik antara pengrajin pemilik dengan pengrajin yang menumpang produksi adalah jumlah tenaga kerja, modal
usaha, dan jumlah produksi.Pekerjaan turun temurun sebagai pengrajin tahu dikarenakan kebiasaan orang tua
mengikutsertakan anaknya dalam proses produksi sehingga anak tertarik untuk mengikuti pekerjaan orang tuanya.
Pewarisan usaha dilakukan dengan menyerahkan pada semua generasi penerusnya untuk dikelola bersama, sehingga
dapat dipertahankan sampai saat ini. Pemasaran produk di desa Gelanglor sudah  memiliki cara dan daerah
pemasaran sendiri- sendiri, jarak pusat produksi menuju lokasi pemasaran tidak telalu jauh dengan aksesbilitas cukup
baik dan tidak ada persaingan negatif antara pengrajin pemilik dan pengrajin menumpang sehingga terdapat
hubungan antara pemasaran dengan pengrajin dalam mempertahankan pekerjaan. Adanya kebijakan lokal dan masih
kuatnya kekeluargaan menyebabkan hubungan pengrajin berjalan dengan baik. Pengrajin memilih untuk saling
membantu dalam hal produksi tahu sehingga tidak ada monopoli usaha yang dilakukan oleh pengrajin tahu.
Kata Kunci : Karakteristik pengrajin tahu, daerah pemasaran

Published
2014-01-21
Abstract Views: 34
PDF Downloads: 136