BUDAYA KEMISKINAN MASYARAKAT PEMULUNG
Abstract
Abstrak
Kemiskinan di Indonesia bukan hanya terjadi karena lemahnya masyarakat dalam mengakses
kesempatan-kesempatan yang dimiliki. Diluar itu kemiskinan tumbuh disebabkan karena tidak
berkembangnya kultur etos kerja pada masyarakat itu sendiri. Hal ini terlihat pada persiapan yang
dimiliki para migransebelum melakukan urbanisasi. Terkadang persiapan ini dinomor duakan, bahkan
tidak dipertimbangkan oleh para migran. Padahal persiapan modal, tingkat pendidikan, kemampuan,
perlengkapan, mental, dan kultur merupakan faktor penting sebagai bekal saat merantau ke kota besar
seperti Surabaya. Budaya penyampingan persiapan urbanisasi ini mengakibatkan para migranmasuk
dalam sektor informal. Penelitian ini bersifat kualitatif denganpendekatan Fenomenologi Alfred
Schutz tentang tindakan subyektif para aktor yang muncul dari proses pertimbangan atas kondisi
sosial.Teori Budaya Kemiskinan Oscar Lewis dan perkampungan jembel Charles Adamsdigunakan
untukmengidentifikasikan wujud budaya kemiskinan masyarakat pemulung di Kebonsari
Surabaya.Penelitian ini menggunakan dua tipe Triangulasi sebagai teknik analisa data yakni
Triangulasidata dan Triangulasiteori.Hasilnya terdapat wujud budaya yang diwariskan dari generasi
ke generari di Perkampungan kumuh.Budaya tersebut antara lain ketergantungan dengan
tengkulak/pengepul, singkatnya masa anak-anak, rendahnya partisipasi dan integrasi pada pranata
masyarakat serta wilayah slum yang didalamnya tercipta hubungan bilateral.
Kata Kunci:Migran, Kemiskinan, Perkampungan Kumuh, Surabaya
Abstract
Poverty in Indonesia wasn’t only happened because of weakness of people for accessing owned
chances only. Outsides that, the poverty of people grow because of unblosoming cultural work ethos in
the people it self.It can be seen in preparation which is owned by migrant before migrating to the city.
Sometime this preparation becomes 2nd, even never being brathered by migrant. Although capital,
education degree, skill, compability, mental and culture readiness are important factor as basic at
migrating to big city such as Surabaya. The habbit of ignoring preparation of urbanization has made
the migrans coming at informal sector. This research is qualitative with fenomenology approach of
Alfred Schutz about subjective action from the actor which emerge from consideration procces for
condition social. Culture theory of poverty by Oscar Lewis and jembel village of Charles Adam which
is used for identifying poverty culture form of scavangers in Kebonsari, Surabaya. This research used
two types triangulation as analytical technis, such as information triangulation and theory triangulation.
The result is formed as culture which passed down from generation to generation in slums. That culture
is consisted such as depending on wholeseller/collector, short of childhood, low participation and
integration in social system, and slum region which is creating bilateralism correlation.
Keyword: Migrant, Poverty, Slums, Surabaya,