HABITUS DUGEM KELOMPOK YOUNGSTAR SEBAGAI RITUS MODERNITAS DI SURABAYA

  • ELITA FIHTRI

Abstract

Abstrak

Kota dengan segala dinamikanya menjadikan daya tarik tersendiri bagi sebagian masyarakat yang mencintai kehidupan malam dengan kesan glamour. Kota sebagai simbol medernitas yang penuh ciri khas di setiap sisinya, salah satunya adalah sarana hiburan. Sarana hiburan perkotaan yang banyak digemari seperti diskotik kini menjamur seiring perkembangan dalam konteks sosio-kultural di masyarakat. Diskotik yang identik dengan dunia malam yang penuh gemerlap banyak digandrungi kalangan muda-mudi yang terhipnotis oleh oleh industri hiburan strategis dan sesuai dengan hasrat para muda-mudi. Dugem (baca : dunia gemerlap) sebagian besar kini menjadi sebuah ritus yang melekat sebagai identitas muda-mudi di perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai pendekatan dan teori Pierre Bordieu tentang habitus untuk menjelaskan habitus dugem pada kelompok youngstar. Teknik pengumpulan data menggunakan indepth interview dan analisis menggunakan organisasi data. Hasilnya ditemukan bahwa ada kelas-kelas pada kelompok youngstar di mana kelas atas dan kelas bawah mempunyai peran fungsi yang berbeda-beda dan mempunyai perbedaan pemikiran tentang tempat dugem. Kelas atas lebih memilih tempat dugem yang  lebih bagus dan mampu menjaga privasi dengan fasilitas yang lebih mewah . Sedangkan kelas bawah lebih mempertimbangkan modal yang dimiliki untuk memilih tempat dugem. Akumulasi dari  modal, habitus dan arena akan menciptakan praktik sosial bagi para komunitas youngstar. Khususnya bagi anggota komunitas kelas menengah kebawah yang memiliki modal sosial, ekonomi, budaya, dan simbolik dengan kebiasaan atau habitus dugem akan memilih tempat tmpat dugem sesuai dengan muatan modalnya.

Kata Kunci : Habitus, Dugem, Ritus, Modernitas

Abstract

The city with all its dynamics make a special attraction for some people who love the night life with glamor. The city as a symbol of the full medernitas hallmark on each side, one of which is a means of entertainment. Urban entertainment facilities are much favored as a discotheque now flourishing as the development of the socio-cultural context in society. Discotheque which is identical with the world full of glittering evening much loved among young people are hypnotized by the entertainment industry and strategic accordance with the desires of the young. Clubbing (read: the glitzy world) largely has become a rite which is attached as an identity in urban youth. This study used a qualitative method as Pierre Bourdieu approaches and theories about clubbing habitus habitus to explain youngstar group. Data collection techniques using depth interviews and analysis using data organization. The results found that there are classes in group youngstar where upper class and lower class have a role different functions and have different ideas about odd places. Upscale prefer odd places better and able to maintain privacy with luxurious facilities. While the lower classes more consideration owned capital to pick odd places. Accumulation of capital, habitus and the arena will create a social practice for the community youngstar. Especially for middle-class community members who have social capital, economic, cultural, and symbolic with customs or habitus will choose a tmpat clubbing clubbing in accordance with the capital charge.

 

Keywords: habitus, clubbing, Rite, Modernity

Published
2015-01-21
How to Cite
FIHTRI, E. (2015). HABITUS DUGEM KELOMPOK YOUNGSTAR SEBAGAI RITUS MODERNITAS DI SURABAYA. Paradigma, 3(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/10457
Abstract Views: 75
PDF Downloads: 66