ANALISIS DRAMATURGI  KOMUNITAS SAVE STREET CHILD SURABAYA

  • ERWIN MERAWATI

Abstract

Abstrak

Pemerintah melalui kewenangannya mengambil kebijakan membuat peraturan mengenai anak jalanan, namun kenyataannya belum membuahkan hasil. Kemudian mulai muncul Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memihak masyarakat marginal demi menciptakan kesejahteraan sosial. Save Street Child merupakan organisasi berjejaring dan menyebar di kota-kota besar seluruh Indonesia sebagai komunitas pendamping anak jalanan dengan beberapa program kegiatan, salah satunya “pengajar keren”. Penelitian menggunakan teori dramaturgi Erving Goffman dengan metode penelitian kualitatif dan frame analysis, melihat sebuah penampilan apakah bersifat kebetulan, bercanda, penipuan, kekeliruan, atau sandiwara. Menggunakan teknik purposive, observasi berpartisipasipan, wawancara mendalam melalui proses getting in. Teknik analisis menekankan pada upaya menemukan permulaan dan batas akhir yang tepat dari sebuah peristiwa. Penelitian ini berhasil menganalisa permainan peran komunitas melalui “pengajar keren”. Layaknya sebuah drama pertunjukkan, komunitas Save Street Child Surabaya (SSCS) menyajikan drama pertunjukkan aktor dalam upaya menyampaikan pesan kepada audiens. Kegiatan sosial Save Street Child (SSCS) mendapatkan sorotan dari banyak kalangan dan mampu menarik minat volunteer baru. Setting atau latar menjadi salah satu arena pembentukan citra panggung depan. Komunitas yang mampu terjun langsung menangani permasalahan atau problematika anak jalanan. Bertindak langsung bukan hanya sebuah ocehan dalam tulisan. Terdapat panggung depan (front stage) sebagai sebuah proses pembentukan citra dan panggung belakang (back stage) sebagai alternatif perwujudan kepentingan pribadi. Pertunjukkan mereka membutuhkan sebuah kerjasama tim untuk menutupi kesalahan dan menghindari sebuah cercaan dan hinaan audiens. Kesuksesan pertunjukkan membawa pengaruh mengenai eksistensi komunitas dan penilaian masyarakat umum mengenai komunitas tersebut. Tidak semua pengajar mampu menjalankan perannya sebagai seorang pengajar keren yang sebenarnya, karena tidak semua pengajar memiliki kemampuan yang sama dalam mengendalikan anak jalanan.

Kata kunci: dramaturgi, komunitas, LSM, anak jalanan dan frame analysis.

 

Abstract

The government through his authority has policy to make regulation regarding street children, but in fact there is no concrete result. Then began to appear non-governmental organizations, or NGOs which take sides of marginalize communities in order to create social welfare. Save Street Child is a networking organization which spread in major cities throughout Indonesia as companion community street children with multiple program activities; one of them is “pengajar keren". This kind of research which is using dramaturgical theory of Erving Goffman with qualitative research methods and frame analysis, see an appearance whether it is an accidental, joking, fraud, mistake, or a play. This research used the technique of purposive, participants observe and in-depth interviews through the process of getting in. This analysis technique is emphasizing on finding the beginning and the end of the right of an event. This study has analyzed the role play of community through the "Pengajar Keren". Just like drama performances, Save Street Child Surabaya (SSCS) community presents actor drama performances in an effort to deliver the message to the audience. Social activities of Save Street Child Surabaya (SSCS) get the spotlight of many people and attract new volunteers. The setting or background became one arena next stage of image formation. The community is able to work directly addressing the problem of street children. An immediately act is not only a babble in the text. There is a front stage as a process of image formation and rear stage (back stage) as an alternative embodiment of personal interest. Their performances require teamwork in order to cover mistakes and avoid a slur and insult of the audience. The success of the performances had an impact on the existence of a community and the general public regarding the assessment of the community. Not every Pengajar Keren is able to perform its role as a Pengajar Keren, because not all teachers have the same ability to control street children.

Keywords: dramaturgy, community, NGOs, street children and frame analysis.

Published
2015-05-25
How to Cite
MERAWATI, E. (2015). ANALISIS DRAMATURGI  KOMUNITAS SAVE STREET CHILD SURABAYA. Paradigma, 3(2). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/11571
Abstract Views: 66
PDF Downloads: 89