Habitus Seksual Waria Salon (Pemenuhan Kebutuhan Seksual Waria Salon di Desa Perning Kec. Jetis Kab. Mojokerto)

  • MOKHAMMAD GUSTAV ZAKARIA

Abstract

Abstrak Pada dasarnya manusia terdiri dari dua kelamin, yaitu perempuan dan laki-laki. Secara perkembangan zaman adanya pengakuan dalam diri seorang manusia terkadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Kesalahpahaman dalam hal ini sering terjadi dalam kehidupan sosial saat ini. Kesalahpahaman ini terjadi di karenakan adanya persimpangan dalam memahami gender. penyimpangan identitas gender masih saja terjadi. Hal tersebut terjadi saat individu mengidentifikasikan jenis yang berbeda dengan kuat dan cenderung menetap pada tubuh dengan jenis kelamin yang mereka miliki saat ini.Waria mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan lingkungan dimana mereka tinggal, dan terjadi differensiasi sosial oleh masyarakat karena dianggap bentuk penyimpangan. Peyimpangan yang dimaksud adalah stigma masyarakat bahwa mereka (waria) adalah individu yang menjijikan, waria dianggap sebagai perusak moral masyarakat, penghancur kehidupan keluarga dan manusia tanpa harga diri. Dalam kehidupannya para waria ini pun juga memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Kebutuhan biologis ini memerlukan faktor-faktor pendukung termasuk pasangan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan bagaimana habitus seksual waria salon dan memberikan pengawasan menegenai LGBT di lingkungan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan didapat dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waria ini sengaja mendirikan salon bukan hanya sebagai sumber penghasilan dan biaya untuk hidup sehari-harinya saja, di balik itu ada maksud tersendiri bagi mereka untuk mendirikan salonnya. Dari berbagai modal mereka kumpulkan dan mereka mendirikan salon salah satunya untuk mencari dan menutupi stigma negatif terhadap mereka. Mereka mendirikan salon untuk mencari teman kencan mereka. Mereka menyiapkan sedemikian ranah nya untuk menarik perhatian teman kencan mereka, dahulu ketika seorang laki-laki untuk berteman dengan waria akan dicap negatif, tetapi untuk menutupi itu para waria mendirikan salon, dimana laki-laki bisa bebas masuk kedalam salon mereka dan mematahkan stigma negatif tersebut.Target para waria ini kabanyakan mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan, mereka memilih para siswa ini bukan karena kebetulan semata, melainkan siswa sekolah ini kebanyakan memiliki pengertian dan pemahaman nilai dan norma yang kurang dari keluarganya. Kata kunci: habitus, seksual, waria salon Abstract Basically humans consists of two sexes, the female and male. In the times their recognition for in a human sometimes does not correspond to reality. Misunderstandings in this often happens in social life today. This misconception happen because their intersection in the understanding of gende, gender identity irregularities still happen. These happens when individuals identify different types with a strong and tend to settle on the body with the sex they have today. Transvestites get different treatment to the environment in which they live, and social differentiation happens by the public because it is considered deviations. Deviation mean is the stigma that they are individuals who are disgusting, transvestites regarded as the destroyer of public morals, the destroyer of family life and human beings without dignity. In their life these transvestites too had a desire to meet the biological needs. This biological needs require ancillary factors including the spouse. The purpose of this study was to describe how the sexual habitus transvestites salon and give to control LGBT in their environtment. This study used a qualitative approach, which produces descriptive data, in the form of words written or spoken from persons or observed behavior. The results showed that the transvestites have deliberately set up a salon is not only a source of income and costs for their life everyday, behind it there for their own purposes to establish their salon. Of the various capital they collect and they established a salon one of them to find and cover the negative stigma against them. They set up a salon to look for their date. They set up in such a realm to attract the attention of their dates. First as a man to make friends with a transvestite be labeled negatively, but to cover it transvestites set up a salon who man can freely enter into their salon and break the negative stigma. Keywords: Habitus, Sexual, Transvestites Salon
Published
2016-11-10
How to Cite
GUSTAV ZAKARIA, M. (2016). Habitus Seksual Waria Salon (Pemenuhan Kebutuhan Seksual Waria Salon di Desa Perning Kec. Jetis Kab. Mojokerto). Paradigma, 5(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/17509
Abstract Views: 1782
PDF Downloads: 126