JARINGAN SOSIAL MUCIKARI PASCA PENUTUPAN LOKALISASI DOLLY SURABAYA

  • NANDA SULIANDI OKTAVIARI

Abstract

Abstrak

Fenomena pelacuran atau prostitusi merupakan suatu potret aktifitas yang melibatkan banyak pihak dalam satu keterkaitan seperti mucikari, calo, serta konsumen atau pelanggan. Kegiatan pelacuran, mucikari sangatlah berperan penting. Keberadaan mucikari sebagai inti jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan pelacur yang mempertahankan kelangsungan jaringan dan membangun jaringan. Teori yang digunakan adalah teori menurut para ahli tentang jaringan sosial terutama pada teori kapital sosial menurut James S. Coleman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnometodologi. Pendekatan etnometodologi digunakan tidak hanya bertanya atau wawancara tetapi lebih mengutamakan pada pengamatan dan pendengaran dengan maksud untuk mengetahui isi percakapan dalam interaksi yang dilakukan seseorang dalam kesehariannya. Penelitian ini dilakukan di Lokalisasi Dolly Surabaya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan sosial mucikari ada sejak munculnya seorang perempuan Belanda bernama Dolly Van De Mart yang membentuk prostitusi hingga pada pasca penutupan Lokalisasi. Jaringan sosial mucikari terbentuk karena adanya kekerabatan dan turun temurun dari keluarga yang bekerja sebagai mucikari didalam prostitusi Lokalisasi Dolly. Sedangkan pasca penutupan Lokalisasi Dolly mucikari terus membentuk dan mengembangkan jaringan tersebut dengan cara terselubung.

Kata Kunci: mucikari, jaringan sosial, pasca penutupan Dolly

 

Abstrak

The phenomenon of prostitution or prostitution is a portrait of activity involving multiple parties in a relationship such as pimps, brokers, and consumers or customers. Prostitution, pimping is very important. The existence of pimping as the core network that connects customers with the hooker who maintain the continuity of the network and network building. The theory used is the theory according to experts on social networks, especially on the social capital theory according to James S. Coleman. This study used qualitative methods to approach ethnometodology. Ethnometodology approach is used not only ask questions or interviews, but more emphasis on observation and hearing with a view to determine the contents of the conversation in the interaction of a person in daily life. This research was conducted in Localization Dolly Surabaya. Collecting data in this study conducted by observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that social networking pimps around since the advent of a Dutch woman named Dolly Van De Mart that form of prostitution until after the closing of Localization. Social networking pimps formed because of the kinship and the generations of families working as pimps in prostitution Localization Dolly. While post-closure Localization Dolly pimps continue to shape and develop the network by way of disguise.

Kata Kunci: pimps, social networks, post-closure Dolly

Published
2017-04-13
How to Cite
SULIANDI OKTAVIARI, N. (2017). JARINGAN SOSIAL MUCIKARI PASCA PENUTUPAN LOKALISASI DOLLY SURABAYA. Paradigma, 5(2). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/18824
Abstract Views: 250
PDF Downloads: 253