Pengalaman Waria Menjadi Istri Kedua di Mojokerto

  • Alfulaili Szala Szatin R Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang pengalaman hidup waria yang memutuskan untuk menjadi istri kedua dari laki-laki yang menjadi pasangannya. Fenomena yang dijadikan topik dalam penelitian ini didasari oleh teori fenomenologi Edmund Husserl yang menjelaskan bahwa fenomena merupakan suatu kejadian yang tampak, tidak ada pembatas ataupun tirai yang memisahkan subjek dengan realitas yang dikarenakan realitas itu sendiri yang tampak bagi subjek. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif  Life History dengan wawancara mendalam untuk memperoleh informaasi tentang kehidupan waria dari masa lampau sampai dengan masakini. Lokasi penelitian dilakuakan di kediaman waria di Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Hasil dari penelitian ini adalah pengalaman waria yang menjadi istri kedua dari laki-laki yang sudah memiliki istri. Istilah menjadi istri kedua ialah waria hidup bersama dengan istri sah dan keluarga dari laki-laki yang menjadi kekasihnya sampai saat ini. Penerimaan waria ditengah-tengah keluarga tersebut memuat banyak konflik. Penerimaan tetap terjadi karena didasari oleh waria yang menafkahi dan mencukupi keluarga tersebut yang dihasilkan dari usaha salon dan pekerja seni di Ludruk “Karya Baru” di Jawa timur. Dalam penelitian ini subjek merupakan seorang waria yang memiliki peran ganda yang harus menafkahi keluarganya dan melayani pasangannya.

Kata Kunci: waria, fenomenologi, pengalaman hidup.

Published
2021-01-15
How to Cite
Szatin R, A. (2021). Pengalaman Waria Menjadi Istri Kedua di Mojokerto. Paradigma, 10(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/45515
Section
Articles
Abstract Views: 146
PDF Downloads: 655