Relasi Kuasa Dan Pelecehan Seksual Dalam Tayub Di Bojonegoro
Abstract
Abstract
This research explores how power relations and gender-based violence operate within the traditional Tayub dance
performance in Bojonegoro. Employing a descriptive qualitative approach and Foucault's theory of power, the study reveals
that Tayub dancers frequently experience sexual harassment legitimized through cultural and social norms. What was
once a sacred performance has been transformed into commodified entertainment, wherein the female body is exploited
under the guise of tradition. The findings emphasize the need for cultural re-evaluation, legal protection for dancers, and
educational efforts to dismantle normalized violence.
Keywords: power relations; sexual harassment; tayub; local culture; gender
Abstrak
Penelitian ini mengkaji bagaimana relasi kuasa dan kekerasan berbasis gender berlangsung dalam
pertunjukan tari Tayub di Bojonegoro. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan teori
kekuasaan Michel Foucault, ditemukan bahwa penari Tayub kerap mengalami pelecehan seksual yang
dilegitimasi melalui norma budaya dan sosial. Tayub yang dulunya bersifat sakral berubah menjadi
hiburan komersial yang mengeksploitasi tubuh perempuan atas nama tradisi. Hasil penelitian ini
menegaskan pentingnya evaluasi budaya, perlindungan hukum terhadap penari, dan pendidikan
masyarakat untuk membongkar kekerasan yang telah dinormalisasi.
Kata kunci : relasi kuasa; pelecehan seksual; tayub; budaya lokal; gender
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

