PRAKTIK SOSIAL BAND MUSIK GRUNGE DI SURABAYA

Authors

  • ANDRY YANUAR TRI HARDJIANTO

Abstract

ABSTRAK

Musik grunge dikenal dunia melaui band Nirvana. Namun setelah musik grunge ini mulai meredup, efeknya terlihat ketika band-band grunge di Indonesia juga mengalami penolakan secara halus dalam eksistensi bermusik serta apresiasi bermusik mereka. Sehingga praktik sosial menentukan eksistensi bermusik mereka, yang dikaji dengan menggunakan konsep (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik Sosial milik Pierre Bourdieu. Dengan menggunakan metode kualitatif serta pendekatan struktural genetik milik Pierre Bourdieu. Praktik sosial yang dilakukan masing-masing band grunge ini berbeda-beda sesuai ranah dan modal simbolik mereka, yang terbagi dengan modal simbolik internal yang mengandalkan karakter dan keliaran dalam bermusik serta modal simbolik eksternal yang mengandalkan atribut-atribut band tersebut. Praktik sosial band grunge yang mengandalkan modal simbolik internal lebih berhasil dalam mendapatkan apresiasi dibandingkan dengan band yang mengandalkan modal simbolik eksternal di ranah event festival. Sedangkan ranah event musik underground maupun event komunitas musik grunge, band dengan modal simbolik eksternal lebih berhasil mendapatkan apresiasi daripada band dengan modal simbolik internal.

Kata Kunci : Band Musik Grunge di Surabaya, Praktik Sosial, Modal Simbolik Internal dan Eksternal.

ABSTRACT

Nirvana introduce Grunge music to the world. But after the grunge music began to fade, the effect is seen when Indonesian grunge bands also experienced rejection subtly musical in existence as well as their musical appreciation. So the social practices determine their musical existence, which is assessed using the concept of (Habitus x Capital) + Sphere = Pierre Bourdieu’s Social Practice. Social practices perpetrated each grunge bands varies according to the realm of the symbolic capital and they are divided by internal symbolic capital that rely on character and wildness in the music as well as symbolic capital that rely on external attributes of these bands. Social practices grunge band with symbolic internal capital more success to get appreciation than band with symbolic eksternal capital in festival event. But, in underground music event and grunge music event, band with symbolic eksternal capital more success than band with symbolic internal capital.

Keywords : Grunge Band’s Music in Surabaya, Social Practice, Symbolic Internal and Eksternal Capital.

 

 

 

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2014-05-16

How to Cite

YANUAR TRI HARDJIANTO, A. (2014). PRAKTIK SOSIAL BAND MUSIK GRUNGE DI SURABAYA. Paradigma, 2(2). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/7904
Abstract views: 90 , PDF Downloads: 78