HEGEMONI BUDAYA POP KOREA PADA KOMUNITAS KOREA LOVERS SURABAYA (KLOSS)

  • AFIDATUL ULUM AL AMROSHY

Abstract

Abstrak

Korean wave merupakan fenomena yang muncul akibat dari derasnya arus globalisasi dan telah mengubah cara masyarakat dalam berbudaya. Perlahan tapi pasti, kebudayaan lokal mulai tergerus oleh budaya pop Korea yang menghegemoni. Hal ini membuat segala hal terkait Korea menjadi trend baru hingga kemudian memunculkan fanatisme yang ditandai dengan semakin banyak bermunculan komunitas penggemar budaya pop Korea yang disebut dengan Korea Lovers. Salah satunya yaitu komunitas Korea Lovers Surabaya (KLOSS), yang tidak hanya mengagumi budaya pop Korea saja namun juga mengadopsinya ke dalam gaya hidup anggotanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan hegemoni Gramsci. Perspektif hegemoni berusaha melihat adanya proses dominasi ideologi dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinat melalui kepemimpinan intelektual dan moral secara konsensus. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu pengamatan berpartisipasi dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder melalui sumber buku, majalah, artikel, jurnal, skripsi terdahulu, dan sumber-sumber internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses hegemonisasi budaya pop Korea pada anggota KLOSS terjadi karena pengaruh media dan pengaruh komunitas KLOSS sendiri. Dalam prosesnya, pemegang kekuasaan dan penundukan pada media dilakukan oleh orang-orang di balik media dan Negara Korea, sementara pada komunitas dilakukan oleh admin KLOSS. Penundukan yang dilakukan adalah dengan hegemoni intelektual dan moral. Pola hegemoni intelektual menghasilkan pengetahuan dan perubahan pandangan anggota KLOSS yang semakin peduli pada Korea, serta penggunaan bahasa dan gaya bicara Korea. Pola hegemoni moral menghasilkan internalisasi nilai-nilai budaya Korea, adopsi pada penampilan fisik, timbulnya selera pemilihan produk Korea dan konsumeris dalam mengkoleksi.

Kata Kunci: Hegemoni, Budaya pop Korea, Komunitas KLOSS, Anggota KLOSS.

Abstract

Korean wave is a phenomenon that arises as a result of the swift currents of globalization and has changed the way in a civilized society. Slowly but surely, the local culture started to be eroded by the Korean pop culture hegemony. This makes everything related to Korea becoming a new trend then led to fanaticism which characterized by a growing number of emerging community of Korean pop culture fans called the Korean Lovers. One of them is the Korean Lovers Surabaya community (KLOSS), which not only admire Korean pop culture but also adopted it into the lifestyles of its members. This study used qualitative research methods with Gramsci's approach to hegemony. Perspective hegemony trying to see the process of ideological domination of the dominant groups against subordinate groups through intellectual and moral leadership by consensus. Collecting data using primary data that is participating observation and in-depth interview, while secondary data using source books, magazines, articles, journals, theses earlier, and Internet sources. The results showed that the hegemony process of Korean pop culture on KLOSS members occur because of the influence of media and the influence of KLOSS own community. Holder of the reins of power and subordination to the media made ​​by the people behind the media and Korea, while the community is done by admin KLOSS. The subordination is to do with the intellectual and moral hegemony. The pattern of intellectual hegemony generating knowledge and changing intellection of KLOSS members increasingly concerned with Korea, and the use of the Korean language and speaking style. The patterns associated with moral hegemony are internalization of cultural values ​​of Korea, adoption on physical appearance, arise taste to Korean product selection, and consumerist in collecting.

Keywords: Hegemony, Korean Pop Culture, KLOSS Community, KLOSS members.

Published
2014-08-20
How to Cite
ULUM AL AMROSHY, A. (2014). HEGEMONI BUDAYA POP KOREA PADA KOMUNITAS KOREA LOVERS SURABAYA (KLOSS). Paradigma, 2(3). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/9091
Abstract Views: 345
PDF Downloads: 736