ANALISA KAPASITAS SALURAN SEBAGAI PENGENDALI BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS PADA DRAINASE SUB DAS GULOMANTUNG KECAMATAN KEBOMAS, KABUPATEN GRESIK

  • AHMAD RIFKY SAPUTRA

Abstract

Drainase sub DAS Gulomantung terletak di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Drainase sub DAS Gulomantung mempunyai mempunyai 2 saluran sekunder dan 1 saluran primer, yaitu saluran sekunder sekarkurung, saluran sekunder Makam Gulomantung, dan saluran primer Gulomantung. Berdasarkan peta topografi, 2 saluran sekunder mempunyai topografi yang terjal sedangkan pada pertemuan 2 saluran sekunder menuju saluran primer tepatnya di jalan Mayor Jendral Sungkono merupakan daerah yang relatif datar. Pada saat musim hujan, saluran pada daerah sekitar jalan Mayor Jendral Sungkono dan saluran primer Gulomantung mengalami genangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas saluran yang ada dapat menampung debit banjir rancangan. Hasil dari analisa ini yang tidak dapat menampung debit banjir rancangan akan dilakukan normalisasi. Analisa ini dilakukan pada saluran sekunder Sekarkurung, saluran sekunder Makam Gulomantung, dan saluran primer Gulomantung.

Dari hasil penelitian menggunakan debit kala ulang 5 tahun yang diinput pada program HEC RAS menunjukan pada saluran sekunder Sekarkurung dan saluran sekunder Makam Gulomantung pada beberapa patok terlihat tidak mampu menampung debit banjir eksisting sehingga perlu untuk dilakukan normalisasi saluran. Hal tersebut juga terjadi pada saluran primer Gulomantung yang menjadi daerah hilir sub DAS. terjadi luapan air pada patok G.46, G.47, G.48, G.49, dan G.50. Upaya penanggulangan lain juga dipersiapkan apabila normalisasi saluran kurang efektif untuk menanggulangi genangan, yaitu dengan pengadaan rumah pompa banjir. Dari hasil analisa kebutuhan pompa menggunakan banjir kala ulang 10 tahun dibutuhkan 2 pompa dengan kapasitas 1,5 m3/dt, 3 pompa dengan kapasitas 1 m3/dt  dan 3 pompa dengan kapasitas 0,5 m3/dt.

Kata kunci: banjir, drainase, kapasitas saluran

Gulomantung sub drainage basin located in Kebomas, Gresik. Gulomantung sub drainage basin has a 2 secondary channels and 1 primary channel, secondary channels that sekarkurung, Makam Gulomantung secondary channel and Gulomantung primary channel. Based on the topographic map, 2 secondary channel has a rugged topography while at a meeting 2 primary channel to the secondary channel precisely in the way Major General Sungkono area is relatively flat. During the rainy season, the area around the canal road and Mayor Jendral Sungkono primary channel Gulomantung inundation.

This study aims to determine the capacity of the existing channels can accommodate the design flood. The results of this analysis that can not accommodate the flood discharge plan will be normalized. This analysis was performed on Sekarkurung secondary channel, Makam Gulomantung secondary channel, and Gulomantung primary channel.

From the results of research using debit return period of 5 years which is inputted at HEC RAS ​​program shows a secondary channel and secondary channel Tomb Sekarkurung Gulomantung look at some stakes could not accommodate the existing flood that need to be normalized channel. It also happens to be the primary channel Gulomantung the downstream sub-basins. overflow occurs in stakes G.46, G.47, G.48, G.49 and G.50. Other relief efforts are also prepared when normalization is less effective to overcome stagnation, which houses the pump. From the analysis of the needs of the pump using a flood return period of 10 years required two pumps with a capacity of 1.5 m3 / s, 3 pumps with a capacity of 1 m3 / sec and 3 pumps with a capacity of 0.5 m3 / sec.

Keywords: flood, drainage, channel capacity

Published
2016-06-16
Abstract Views: 69
PDF Downloads: 143