ANALISIS KINERJA SIMPANG JALAN PEMUDA - HASANUDIN KM 40+000 - KM 44+000 KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR DITINJAU DARI PERGERAKAN LALU LINTAS

  • RIZKY AGUNG PRATAMA
  • PURWO MAHARDI

Abstract

Abstrak

Kabupaten Mojokerto saat ini mengalami pertumbuhan jumlah lalu-lintas akibat pertambahan kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Dari tahun ke tahun angka kepemilikan kendaraan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari sisi pemerintah selaku penyedia infrastruktur mengalami kendala dalam meningkatkan penyediaan infrastruktur jalan apabila menangani dengan cara pelebaran jalan karena faktor keterbatasan anggaran. Maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan manajemen lalu lintas sehingga jalan tersebut tetap menjalankan fungsinya dengan baik.

Penelitian ini membahas analisis kinerja jalan yang difokuskan pada simpang 3 (simpang tak bersinyal) dan simpang 4 (simpang bersinyal) jalan Pemuda-Hasanudin KM 40+000–KM 44+000 dan memprediksi kinerja jalan tersebut untuk kondisi saat ini (2018), 3 tahun (2021), dan 5 tahun (2023) mendatang. Hasilnya adalah adanya penurunan kualitas layanan akibat menurunnya kapasitas jalan dan tidak seimbang dengan meningkatnya volume lalu lintas disetiap tahunnya. Dari hasil analisis menggunakan MKJI 1997 diperoleh derajat kejenuhan (DS) pada kondisi saat ini (2018) simpang 3 (simpang tak bersinyal) adalah 1,03, sedangkan untuk simpang 4 (simpang bersinyal) rata-rata sudah tidak memenuhi disetiap pendekatnya, dan untuk tundaan simpangnya 45,50 detik/smp yang dimana masuk kategori tingkat pelayanan buruk. Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan beberapa solusi alternatif manajemen lalu lintas. Dari beberapa alternatif dipilih yang paling menguntungkan. Alternatif 1 ditujukan untuk simpang 3 (simpang tak bersinyal) dengan cara merubah menjadi simpang bersinyal, yang dimana hasil dari derajat kejenuhan (DS) rata-rata menjadi 0,68, tahun ke 3 (2021) meningkat ditiap pendekat tetapi nilai rata-rata masih sama 0,68, dan meningkat di tahun ke 5 (2023) sebesar 0,72, dimana menurut MKJI 1997 masih memenuhi. Simpang 4 (simpang bersinyal) dengan alternatif 2 (penambahan waktu hijau) masih belum bisa sepenuhnya mengatasi derajat kejenuhan (DS) disetiap pendekat, alternatif 3 (perubahan fase) memenuhi disetiap pendekat dengan hasil derajat kejenuhan (DS) paling tinggi pada pendekat Utara dikondisi saat ini (2018) sebesar 0,41 dengan tingkat pelayanan B dan Tundaan rata-ratanya 28,53, dan alternatif 4 (penggabungan alternatif 2 dan 3) memenuhi serta membuat tundaan rata-rata menjadi semakin kecil untuk kondisi saat ini, 3 tahun, bahkan untuk 5 tahun yang akan datang.

Kata Kunci: Kinerja Simpang, MKJI 1997, Manajemen Lalu Lintas.

Abstract

Mojokerto regency is currently experiencing a growth in the number of traffic due to the increase of motor vehicles is quite high. From year to year the number of vehicle ownership has increased significantly. In terms of government as infrastructure providers have problems in improving the provision of road infrastructure due to budget constraints. Because of these limitations then one of the efforts that can be done by the government is to conduct urban traffic management so that a road segment still perform its function well.

This study discusses road performance analysis focused on intersection 3 (unsignalized intersection) and intersection 4 (signalized intersection) Pemuda-Hasanudin KM 40+000–KM 44+000 street and predicts the performance of the road for current conditions (2018), 3 year (2021), and 5 years (2023) future. The result is a decrease in service quality due to a decrease in road capacity and an imbalance with increasing traffic volumes each year. From the results of the analysis using MKJI 1997 obtained degree of saturation (DS) in the current condition (2018) intersection 3 (unsignalized intersection) is 1,03, while for intersection 4 (signal intersection) the average is not fulfilled in every approach, and for the intersection delay of 45,50 seconds/smp which is in the category of poor service level, to overcome this problem, a number of alternative traffic management solutions are carried out. Of the several alternatives chosen the most profitable. Alternative 1 is intended for intersection 3 (unsignalized intersection) by changing into a signal intersection, which results from the degree of saturation (DS) averaging 0,68, year 3 (2021) increases in each approach but the average value is still equal to 0,68, and increased in the 5th year (2023) by 0,72, which according to MKJI 1997 still fulfills. Simpang 4 (signal intersection) with alternative 2 (addition of green time) still cannot fully overcome the degree of saturation (DS) in each approach, Alternative 3 (phase change) fulfills each approach with the highest degree of saturation (DS) in the Northern approach at the current condition (2018) of 0,41 with service level B and the average delay of 28,53, and alternative 4 (combining alternatives 2 and 3) fulfills and makes the average delay becomes smaller for the current condition, 3 years, even for the next 5 years.

Keywords: Performance Intersection, MKJI 1997, Traffic Management.




Published
2019-01-16
Section
Articles
Abstract Views: 52
PDF Downloads: 90