PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI BAHAN PENGISI PEMBUATAN GENTENG BETON DITINJAU DARI KEKUATAN LENTUR DAN RESAPAN AIR

  • HENDRA ARDI KUSUMA

Abstract

Banjir lumpur panas dilokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo menghasilkan volume lumpur yang sangat besar. Lumpur tersebut menggenangi areal persawahan, pemukiman dan kawasan industri yang sampai saat ini semburan tersebut belum berhenti. Semburan lumpur yang menggenang tersebut, belum banyak dimanfaatkan. Lumpur lapindo mengandung oksida silika 55,4 %, alumina 16,1 % dan besi 8,9 % dengan komposisi tersebut kemungkinan lumpur lapindo dapat dibuat genteng beton. Genteng merupakan penutup konstruksi rangka atap suatu bangunan. Genteng merupakan bagian utama dari suatu bangunan sebagai penutup konstruksi rangka atap bangunan. Dahulu genteng berasal dari tanah liat yang dicetak dan dipanaskan sampai kering. Fungsi utama genteng adalah untuk menahan panas cahaya matahari dan curahan air hujan.
Genteng beton tidak memerlukan proses pembakaran seperti halnya pada genteng keramik, dikarenakan adanya kandungan semen yang sifatnya mengeras bila bereaksi dengan air. Mengacu pada penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa semen merupakan bagian penting pada proses pembuatan genteng beton. Lumpur lapindo akan dimanfaatkan sebagai bahan pengisi untuk kekuatan mutu genteng beton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lumpur lapindo pada campuran genteng beton terhadap sifat dari genteng beton yang sesuai SNI 0096:2007, meliputi: Kekuatan lentur dan Penyerapan air.
Hasil pengujian kekuatan lentur memiliki hasil yang terendah dengan variabel kontrol sebesar 1984,0 N, sedangkan hasil yang tertinggi dengan variabel 6% sebesar 2579,2 N. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengujian kekuatan lentur pada variabel 6% memiliki hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan variabel kontrol. Hal itu karena penambahan variabel bahan pengisi lumpur lapindo saling mengikat sehingga genteng beton tidak mudah dipatahkan.
Hasil pengujian penyerapan air menunjukkan penyerapan air tertinggi dengan variabel kontrol sebesar 6,44%, sedangkan hasil dari penyerapan air yang terendah dengan variabel 7% sebesar 5,97%. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengujian penyerapan air pada variabel 7% memiliki hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan variabel kontrol. Hal itu karena penambahan variabel bahan pengisi lumpur lapindo saling mengisi pori-pori pada campuran genteng beton sehingga rongga terisi dan tertutup. Berdasarkan hasil semua pengujian bahwa semua pengujian telah sesuai dengan persyaratan SNI 0096:2007.
Published
2020-01-24
Section
Articles
Abstract Views: 535
PDF Downloads: 131