KAJIAN POTENSI TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK PELESTARIAN SDA DI LINGKUNGAN INDUSTRI TEMPE
Abstract
Tempe merupakan produk makanan yang banyak diminati dan disukai hampir seluruh kalangan masyarakat, karena kandungan gizi yang ada didalam tempe cukup tinggi. Protein yang terkandung dalam tempe sejajar dengan protein yang terdapat pada daging ayam. Banyaknya peminat dari produk tempe ini menjadikan industri tempe memiliki efek yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat, baik efek positif maupun negatif. Efek positif yang dirasakan masyarakat adalah dapat mengembangkan perekonomian dan mencukupi gizi sehari-hari. Sedangkan efek negatif industri tempe adalah limbah dari hasil produksi tempe. Limbah dari hasil proses pembuatan tempe bermula dari proses perendaman kedelai, perebusan kedelai, dan pencucian dari kedelai. Limbah cair dari hasil produksi tempe ini dapat memberikan gangguan pencemaran terhadap lingkungan dan perairan apabila limbah cair industri tempe tersebut tidak sesuai dengan baku mutu yang dibuat oleh pemerintah. Maka dari itu, diperlukan adanya pengolahan terhadap limbah cair industri tempe agar kadar COD, BOD, TSS dan pH dari air limbah memenuhi standar baku mutu yang dibuat oleh pemerintah sebelum selanjutnya limbah cair tempe tersebut dibuang ke sungai. Pengolahan limbah tempe yang efektif dengan menggunakan biofilter, karena dapat menurunkan kadar COD, BOD, TSS rata-rata sebesar 98%, dan kenaikan pH air. Terdapat beberapa media yang dapat digunakan seperti menggunakan pasir kuarsa, bioball, arang dan bahan lainnya. Hasil pengolahan menggunakan biofilter juga dapat menghilangkan total padatan tersuspensi, kekeruhan, warna, bahan organik, dan amonium dari air sungai yang tercemar. Dengan penggunaan waktu retensi hidrolik dua jam, efisiensi penghilangan total organik, amonium, dan total padatan tersuspensi masing-masing mencapai 78%, 82% dan 91%.
Kata Kunci: Biofilter, Limbah Cair Tempe, Media Filtrasi, Parameter pencemar.
Downloads

