Penggunaan Lumpur Sidoarjo sebagai Bahan Substitusi Fly Ash dengan Rasio 1:4-6 Pasir pada Geopolymer Mortar dengan Kondisi SS/SH 1,5 dan NaOH 12 Molar ditinjau dari Kuat Tekan dan Porositas
Abstract
Pesatnya pembangunan dalam era ini mendorong kebutuhan akan material bahan bangunan seperti semen semakin meningkat. Diprediksi bahwa pembuatan Ordinary Portland Cement (OPC) akan naik dari 1,5 Milyar ton pada tahun 1995 meningkat menjadi 2,2 Milyar ton pada tahun 2010. Maka dari itu, perlu dilakukan riset sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan OPC. Salah satunya adalah pembuatan mortar geopolimer dengan bahan dasar Lumpur Sidoarjo dan Abu terbang dengan aktivator hasil perpaduan antara sodium hidroksida (NaOH) dan sodium silikat (Na2SiO3).
Penelitian dilaksanakan dengan uji laboratorium. Untuk mix design, ada 12 variasi karena adanya peningkatan substitusi sampai dengan 50% yang didapat dari penelitian sebelumnya (Dimas, 2019) dengan 8 variasi mix design dengan substitusi tertinggi sebesar 12,5%. Kemudian variasi larutan aktivator dengan molaritas sebesar 12 Molar dengan rasio SS/ SH sebesar 1,5 dan persentase water solid sebesar 0,40. Hasil penelitian didapatkan dari eksperimen kubus mortar yang diuji dengan uji kuat tekan dan uji porositas saat benda uji sudah berusia 7, 14 dan 28 hari.
Hasil pengujian menunjukan kadar optimum penggunaan Lumpur Sidoarjo sebagai bahan pengganti Abu Terbang terhadap mortar geopolimer dengan kondisi perbandingan 1:4-6 pasir; SS/SH 1,5 dan NaOH 12 Molar adalah sebanyak 0% melainkan tidak menggunakan Lumpur Sidoarjo sebagai bahan pengganti. Hal ini disebabkan karena pada hasil riset, kuat tekan dengan nilai tertinggi terdapat pada mix design 2 dengan presentase kapur 20% dan fly ash 80% yaitu kuat tekan dengan nilai sebesar 28,96 MPa; juga dengan kadar porositas terkecil dengan nilai sebesar 14,31%. Adanya kenaikan substitusi abu terbang dengan Lumpur Sidoarjo pada mortar geopolimer kondisi perbandingan 1:4-6 pasir; SS/SH 1,5 dan NaOH 12 Molar mengakibatkan menurunnya kuat tekan mortar.
Kata Kunci : Geopolimer, Mortar, Lumpur Sidoarjo,Abu Terbang, Porositas, Kuat Tekan.
The rapid development of infrastructure in this era pushed the need for building materials such as cement to increase. It is estimated that Ordinary Portland Cement (OPC) production will continue to increase from 1.5 billion tons in 1995 to 2.2 billion tons in 2010. Therefore, research need to be completed to minimize the usage of OPC. The very oone of them is the manufacture of fly ash and Sidoarjo mud geopolymer mortars with sodium silicate (Na2SiO3) and sodium hydroxide (NaOH) activators.
The research was conducted by laboratory tests. There are 12 variations of mix design, due to an increase in substitution up to 50% obtained from previous researches (Dimas, 2019) with 8 variations of mix design with the highest percentage of substitution about 12.5%. Then the variation of the activator liquid with a molarity of 12 Molar with an SS/SH ratio of 1.5 and percentage of water solid is about 0.40. The experiment results were obtained from a tested mortar cube with compressive strength and porosity tests when the samples were 7, 14 and 28 days old.
The experiment results show that the optimum usage of Sidoarjo mud as a substitution material fly ash against geopolymer mortar with a ratio of 1:4-6 sand conditions; SS / SH 1.5 and 12 Molar NaOH is 0% but with out usage of Sidoarjo mud as replacement material. This due to the outcome of the research, the value of highest compressive strength is found in mix desiign 2 with a percentage of 20% lime and 80% fly ash with compressiive strength of 28.96 MPa, and with the lowest value of porosity is about 14.31%. The increase in fly ash substitution usage of Sidoarjo mud on geopolymer mortar with 1:4-6 sand conditions; SS/SH 1.5 and 12 Molar NaOH resulted in decreased compressive strength of mortar.
Keywords : Geopolymer, Mortar, Sidoarjo mud, Fly Ash, Porosity, Compressive Strength.