ANALISIS HUBUNGAN BEBAN LALU LINTAS, CBR TANAH DASAR, DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TERHADAP TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU BERDASARKAN METODE AASHTO 1993 DAN BINA MARGA 2017

Abstract

Abstrak

Beban lalu lintas dan CBR tanah dasar merupakan parameter terpenting dalam mendesain tebal perkerasan lentur jalan baru. Kedua parameter tersebut akan menentukan hasil ketebalan perkerasan jalan yang selanjutnya dapat dilakukan komparasi biaya yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan data yang bersifat asumsi untuk menggambarkan beberapa kondisi dilapangan yang mungkin akan terjadi pada waktu yang akan datang. Data tersebut meliputi variasi CBR tanah dasar dari 5%-25% dengan kenaikan 5%, nilai beban sumbu kendaraan (ESAL) dari 5.000.000 ESAL – 25.000.000 ESAL dengan kenaikan 5.000.000 ESAL, sehingga memperoleh 25 macam variasi. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh hasil tebal lapis perkerasan dan komparasi biaya yang diperlukan dari 25 variasi dengan metode AASHTO 1993 dan Bina Marga 2017. Hasil yang diperoleh pada metode AASHTO 1993 menunjukkan tebal perkerasan yang lebih besar untuk CBR 5%, 10% dan 15% daripada metode Bina Marga 2017, dengan tebal kisaran 36 cm ~ 75 cm,  sedangkan pada metode Bina Marga 2017 kisaran 33 cm ~ 56 cm. Perbedaan hasil tebal perkerasan pada CBR 20% dan 25% menggunakan metode Bina Marga 2017 lebih besar dengan kisaran 33 cm ~ 41 cm, sedangkan pada metode AASHTO 1993 dengan kisaran 30 cm ~ 39 cm. Hasil perhitungan biaya diperoleh dengan metode Bina Marga 2017 memiliki biaya yang lebih besar daripada metode AASHTO 1993. Hal ini disebabkan metode AASHTO 1993 menggunakan material LPA Kelas A dan LPA kelas B yang memiliki harga bahan lebih murah dibandingkan metode Bina Marga 2017 yang menggunakan LPA Kelas A dan AC-Base.

Kata Kunci: ESAL, CBR, RAB, Tebal Perkerasan Lentur, AASHTO 1993, Bina Marga 2017

Abstract

Traffic load and subgrade CBR are the most important parameters in designing the new flexible pavement thickness. These two parameters will determine the result of the thickness of the road pavement which can then be compared with the required costs. This study uses assuming data to describe several conditions in the field that may occur in the future. The data includes variations in subgrade CBR from 5%-25% with an increase of 5%, the value of the vehicle axle load (ESAL) from 5,000,000 ESAL – 25,000,000 ESAL with an increase of 5,000,000 ESAL, thus obtaining 25 kinds of variations. The purpose of this study was to obtain the results of the thickness of the pavement layer and the required cost comparison of 25 variations with the 1993 AASHTO method and the 2017 Highways. The results obtained in the 1993 AASHTO method showed that the pavement thickness was greater for 5%, 10% and 15% CBR than the 2017 Highways method, with a thickness of 36 cm ~ 75 cm, while the 2017 Highways method ranges from 33 cm ~ 56 cm. The difference in pavement thickness at 20% and 25% CBR using the 2017 Bina Marga method is greater in the range of 33 cm ~ 41 cm, while the 1993 AASHTO method is in the range of 30 cm ~ 39 cm. The cost calculation results obtained by the Bina Marga 2017 method have a higher cost than the 1993 AASHTO method. This is because the 1993 AASHTO method uses LPA Class A and LPA class B materials which have cheaper material prices than the 2017 Bina Marga method which uses LPA Class A. and AC-Base.

Keywords:  ESAL, CBR, RAB, Flexible Pavement Thicknes, AASHTO 1993, Bina Marga 2017