Analisis Angkutan Sedimen Dari Tanah Longsoran Tebing Akibat Perubahan Debit Yang Terjadi Pada Saluran Tilting Flume

  • Farid Dzaky Izzah Putra Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Letak geografis Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng dunia menyebabkan berbagai permasalahan yang cukup membahayakan. Salah satu permasalahan yang terjadi yaitu adanya pergeseran tanah yang menjadi faktor utama terjadinya tanah longsor. Longsoran tanah yang berada pada daerah aliran sungai menimbulkan terhambatnya proses pengaliran secara alamiah karena hal ini terganggu sebab adanya butir tanah longsoran yang menghambat. Terhambatnya aliran ini menimbulkan permasalahan baru yaitu terjadinya luapan pada saluran dan varietas tanaman yang tumbuh di bantaran aliran akan rusak dengan adanya luapan tersebut. Dampak lain yang ditimbulkan akibat gumpalan sedimen ini yaitu  berkurangnya daya tampung kapasitas sungai, menyebabkan terjadinya banjir pada musim penghujan, dan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih sebab reservoir telah terjadi pendangkalan. Maka pada penelitian ini dilakukan percobaan penelitian pada skala saluran yang lebih kecil dan dilakukan pemodelan pada tanah longsoran yang berada pada tebing saluran. Selanjutnya setelah dilakukan percobaan didapatkan perkiraan data perpindahan tanah akibat adanya kecepatan aliran yang menghantam. Selain itu, dilakukan perhitungan pada pemodelan angkutan sedimen tersebut. Komponen data yang digunakan yaitu data primer yang meliputi lebar penampang saluran, kedalaman saluran, kecepatan aliran, dan sampel sedimen melayang serta sampel sedimen dasar. Perhitungan ini didasarkan pada Metode Peter-Meyer-Muller dan juga Metode L.C. Van Rijn. Perhitungan transpor sedimen  dengan metode Peter-Meyer-Muller memiliki nilai 0,0248 m3/hari yang mana lebih besar dari metode L.C. Van Rijn yang memiliki nilai 0,0156 m3/hari. Jarak pergerakan sedimen terbesar didapat pada sedimen dengan perlakuan bukaan penuh yaitu dengan nilai perpindahan 0,66 m, sedangkan bukaan ¾ senilai 0,59 m dan bukaan ½ senilai 0,49 m.

 

The geographical location of Indonesia, which is at the confluence of three world plates, causes various problems that are quite dangerous. One of the problems that occur is a shift in the soil which is the main factor in the occurrence of landslides. Landslides located in watersheds cause obstruction of the natural flow process because this is disturbed due to the presence of obstructing landslide grains. The obstruction of this flow creates a new problem, namely the occurrence of overflow in the channel and the varieties of plants that grow on the banks of the flow will be damaged by the overflow. Another impact caused by this sediment lump is the reduced capacity of the river, causing flooding in the rainy season, and not meeting the need for clean water because the reservoir has become silted. So in this study, research experiments were carried out on a smaller channel scale and modeling was carried out on landslides located on the channel cliffs. Furthermore, after the experiment was carried out, it was obtained estimates of soil displacement data due to the flow velocity that hit. In addition, calculations are also carried out on the sediment transport modeling. The data components used are primary data which includes channel cross-sectional width, channel depth, flow velocity, and floating sediment samples and bottom sediment samples. This calculation is based on the Peter-Meyer-Muller Method as well as the L.C. Van Rijn. Calculation of sediment transport using the Peter-Meyer-Muller method has a value of 0.0248 m3/day which is bigger than the L.C. method. Van Rijn which has a value of 0.0156 m3/day. The largest sediment movement distance was found in sediments with full opening, with a displacement value of 0.66 m, while 3/4 openings were 0.59 m and 1/2 openings were 0.49 m.

Published
2022-10-06
Section
Articles
Abstract Views: 106
PDF Downloads: 137