PENGARUH SIKLUS PEMBASAHAN (WETTING) DAN PENGERINGAN (DRYING) BERULANG PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN KEMAMPUAN KEMBANG SUSUT SEDANG TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BEBAS (qu)

  • NANANG PANGGIH TANFATI

Abstract

Ada tanah yang baik untuk bangunan dan ada pula tanah yang memiliki potensial untuk kembang susut sehingga kurang baik untuk bangunan. Tanah yang berpotensi untuk kembang susut (swelling potensial) memiliki sifat plastisitas dan keaktifan tanah, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang didirikan di atasnya. Berdasarkan kemampuan kembang susutnya tanah lempung dibagi menjadi 4, yaitu lemah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tanah di daerah tropis selalu mengalami proses pembasahan dan pengeringan akibat adanya pergantian musim penghujan dan musim kemarau, hal ini sangat mempengaruhi nilai kuat tekan yang terdapat pada tanah. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas tentang seberapa besar pengaruh siklus pembasahan (wetting) dan pengeringan (Drying) berulang pada tanah lempung dengan kemampuan kembang susut sedang terhadap nilai kuat tekan bebas (qu).

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan di Laboratorium dengan cara membuat benda uji dari hasil kepadatan proktor standar dengan kepadatan maksimal (ᵞd max) 1,533 dan wc optimum 20,6%. Kemudian benda uji dilakukan siklus pembasahan dan pengeringan. Pada proses pembasahan, benda uji diberi penambahan kadar air dengan Kondisi 1, Kondisi 2, Kondisi 3, Kondisi 4, dan Kondisi 5. Setelah itu lalu dilakukan proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan supaya terjadi pengurangan kadar air hingga benda uji mencapai Kondisi 5, Kondisi 4, Kondisi 3, Kondisi 2, dan Kondisi 1. Proses pembasahan dan pengeringan dilakukan sebanyak 2 kali siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat kondisi awal nilai kuat tekan bebas dari benda uji tersebut adalah 3,698 kg/cm2. Setelah terjadi pembasahan dan pengeringan 2 kali siklus nilai kuat tekan benda uji mengalami penurunan 12,22% menjadi 3,246 kg/cm2.

Kata kunci: Kemampuan Kembang Susut Sedang, Siklus Pembasahan dan Pengeringan, Kuat Tekan Bebas

There is good soil for the building and some soil that has swelling shrinkage potential so it is not good for building. Soils potentially for swelling shrinkage has plasticity properties and activity of the soil , which can cause damage to buildings erected on it. According the swelling potential, clay shared become 4, is low, medium, high, and very high. The soil of tropic area always occurwetting and drying process because of rain and dry season changing, this process decrease unconfined compression strenght value of soil. It greatly effect value of unconfined compression strenght in the soil. So this research will study about how high influence of wetting and drying cycle to clay with medium swelling potential of unconfined compression strenght value.

This research is experiment research that done in laboratory that make test object from proctor standard solid that touch wetting and drying cycle. With value of ᵞd maximum 1,533 and wc optimum 20,6%, then test object was wetting and drying cycle. In the wetting process test object given water content with Kondisi 1, Kondisi 2, Kondisi 3, Kondisi 4, and Kondisi 5 . After the drying process was then carried out with aerated so that a reduction in water content until the test object be Kondisi 5 , Kondisi 4, Kondisi 3, Kondisi 2 and Kondisi 1.

Result of research indicate that object at the time of early condition value of unconfined compression strenght from the test object is 3,698 kg / cm2. After wetting and drying 2 cycle times value of unconfined compression strenght  the test object have degradation 12,22% become 3,246 kg/ cm2.

Keywords : medium swelling shrinkage potential, wetting and drying cyclic, unconfined compression strength.

Published
2014-05-08
Abstract Views: 96
PDF Downloads: 161