Karakteristik Pengembangan Gerak Celengan Jaranan Turonggo Yakso

pada Karya Tari Tomak melalui Tari Dramatik

Penulis

  • Gymanstiar Valen Universitas Negeri Surabaya
  • Jajuk Dwi Sasanadjati Universitas Negeri Surabaya

Kata Kunci:

Pengembangan, Karakteristik, Celengan, Tomak

Abstrak

“Tomak” merupakan karya tari yang mengembangkan sajian pertunjukan celengan pada kesenian jaranan yang mengadopsi berbagai karakteristik dalam ragam gerak dan makna gerak celengan menjadi berbagai adegan untuk memperkuat karakteristik celengan kesenian jaranan, koreografer ingin memunculkan pengembangan gerak dari bentuk bentuk gerak celengan dengan konsep pertunjukan kerakyatan yang dibungkus menjadi suatu pertunjukan yang maksimal, ragam gerak yang di kembangkan oleh koreografer meliputi ragam gerak budalan, gejug gantung, nyruduk ngiwa nengen, sengkrak pundak dan perangan. Dengan fokus bentuk tari dramatik. Penciptaan karya tari ”Tomak’ ini tidak terlepas dari karya-karya terdahulu yang relevan sebagai referensi, yaitu karya tari Kala Srenggi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek dalam acara Gelar Seni Budaya Daerah di Taman Budaya Jawa Timur “Cak Durasim” dan “Body of Evolution” oleh Ari Chandra Pamungkas, Prodi S1 Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik pada tahun 2023. Beberapa teori yang digunakan sebagai acuan dalam proses penciptaan karya tari ini, yakni teori koreografi oleh Sal murgiyanto, teori pengembangan oleh Soedarsono, teori metode konstruksi 1 oleh Jacqueline Smith. Dengan menggunakan pendekatan metode konstruksi 1 oleh Jacqueline Smith, karya tari "Tomak" diciptakan melalui berbagai tahapan, seperti rangsang awal, tipe tari, mode penyajian, improvisasi, evaluasi, seleksi atau penghalusan, dan motif. Beberapa komponen pendukung, seperti tata rias dan busana, penataan pencahayaan, dan iringan tari, tambahan pada proses pembuatan karya ini. Dalam karya tari  "Tomak", konsep kreatif menggunakan tema pengembangan. Desain dramatik kerucut ganda yang dibuat oleh Jacqueline Smith terdiri dari lima bagian, yaitu intro, adegan 1, adegan 2, adegan 3, adegan 4 dan penutup. Teknik dan gaya yang digunakan berasal dari eksplorasi olah tubuh penari, tetapi koreografer tetap mempertahankan konsep dan tradisi cerita yang ingin disampaikan. Karya tari ini menyampaikan pesan kepada masyarakat umum bahwa seni tradisi menarik apabila dikemas dan dikembangkan menggunakan inovasi dan bentuk baru yang digabungkan menjadi sebuah karya tari. Tujuan dari karya ini adalah untuk membuka pikiran para seniman tradisi tentang bagaimana bentuk gerak ini berkembang. Koreografer berpikir bahwa dengan membuat karya tari ini, mereka akan mempertahankan seni tradisi yang sudah kehilangan daya tariknya di masyarakat dan mendorong generasi muda untuk mempelajarinya.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Ardhi, M. (2017). Jaranan: Traditional performance art of agrarian communities. Yogyakarta: Ombak.

Dibia, I. W. (2015). Traditional theatre: The cultural face of the nation. Denpasar: ISI Denpasar Press.

Hadi, S. (2016). Dance aesthetics: An introduction. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Y. S. (2007). Text and context studies. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Hastuti, L. W. (2018). Self-control and aggression: A meta-analytical review. Buletin Psikologi, 26(1), 42–53.

Murgiyanto, S. (1983). Choreography: Basic knowledge of composition. Jakarta: Ministry of Education and Culture.

Padmordamaya, P. (1988). Stage arrangement and techniques. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahman, A. (2013). The influence of individual characteristics, motivation, and work culture. E-Jurnal Katologis, 1(2), 76–77.

Smith, J. (1985). Dance composition: A practical guide for teachers (B. Suharto, Trans.). Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta. (Original work published in 1985)

Somawati, A., & Made, V. Y. A. D. N. (2019). The implementation of Tri Kaya Parisudha teachings in building the character of Hindu youth in the digital era. Jurnal Pasupati, 6(1), 122.

Soedarso. (2006). Art trilogy. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Soedarsono. (1992). Choreography: Basic knowledge of dance composition. Jakarta: Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia.

Soeharto, B. (1984). Dance: Analysis of form, style, and content as a support for the creative process. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Supriyono. (2011). Stage makeup. Malang: Bayumedia Publishing.

Diterbitkan

2025-07-28

Cara Mengutip

Valen, G., & Sasanadjati, J. D. (2025). Karakteristik Pengembangan Gerak Celengan Jaranan Turonggo Yakso : pada Karya Tari Tomak melalui Tari Dramatik. Solah, 11(2). Diambil dari https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/71963

Terbitan

Bagian

Articles
Abstract views: 14 , PDF Downloads: 5