MAJASAN PADA PUISI-PUISI LOBPREISUNG DALAM BUKU KUMPULAN PUISI  DIE SONNE

  • IKA AMBARWATI

Abstract

Nurgiyantoro (2014:217) menjelaskan bahwa penggunaan majas dalam puisi merupakan suatu keharusan. Majas atau pemajasan merupakan istilah bahasa figuratif. Majas adalah teknik pengungkapan bahasa, penggayabahasaan, yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan atau makna tersirat. Tujuan dari penelitian ini adalah: mendeskripsikan Jenis-jenis majas apa sajakah yang terdapat pada puisi–puisi Lobpreisung dalam buku kumpulan puisi Die Sonne  dan Pesan implisit dan eksplisit apakah yang ingin disampaikan pengarang melalui majas yang terdapat pada puisi-puisi Lobpreisung dalam buku kumpulan puisi Die Sonne. Penelitian ini menggunakan teori majas/majas Keppler dan Nurgiyantoro sejumlah 23 majas. Penelitian majas pada puisi-puisi Lobpreisung dalam buku kumpulan puisi Die Sonne penerbit Andrea Wüstner ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002:3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini ditemukan adanya majas pada lima puisi dalam buku kumpulan puisi Die Sonne menurut Keppler (2006) dan Nurgiyantoro (2014) yaitu: (a) metafora implisit dan eksplisit, (b) sinekdok pars pro toto dan totem pro parte, (c) personifikasi, (d) hiperbola, (e) antonomasia, (f) sinestesia, (g) paradoks, (h) perbandingan, (i) perifrase dan (j) pleonasmus. Pesan yang ingin disampaikan pengarang adalah pujian terhadap Tuhan melalui ciptaan-Nya yaitu matahari. Dengan ditemukannya majas yang terdapat pada lima puisi Lobpreisung dalam buku kumpulan puisi Die Sonne diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta pengetahuan tentang majas dalam puisi Jerman.

 

Kata kunci: majas, puisi, Lobpreisung.

Published
2016-02-03
Abstract Views: 86
PDF Downloads: 112